Selasa, 31 Maret 2020

Sumur Raumah Madinah - Pengetahuan


Pasca hijrah ke Madinah, kaum muslimin memadati kota Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tersebut. Suatu hari, Madinah mengalami paceklik, sumur-sumur pada kering. Problem kekuarangan air bersih pun terjadi. Hanya ada satu-satunya air bersih yang berasal dari sumur Raumah, milik seorang Yahudi.

Untuk memenuhi kebutuhan air, kaum muslimin membeli dan harus mengantri mengular agar bisa mendapatkan air dari sumur Raumah. Melihat hal tersebut, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Wahai para Sahabatku, siapa diantara kalian yang menyumbangkan hartanya untuk dapat membebaskan sumur itu, lalu menyumbangkannya untuk umat, maka akan mendapat surga-Nya Allah Subhanahu wa Ta’ala” (HR. Muslim)

Utsman bin Affan, salah satu sahabat utama Nabi menyambut seruan tersebut dengan membeli sumur Raumah seharga 20.000 dirham. Harga yang sangat tinggi untuk sebuah sumur waktu itu. Setelah dibeli oleh Utsman, sumur tersebut diwakafkan untuk kepentingan umat Islam. Penduduk Madinah bisa sewaktu-waktu mengambil air dari sumur Raumah secara gratis, termasuk si Yahudi yang telah menjual sumur tersebut.

Apa yang terjadi selanjutnya? Keberkahan sumur yang dibebaskan sejak 1.400 tahun lalu itu bisa dirasakan sampai sekarang. Dalam perkembangannya, area di sekitar sumur Raumah ditumbuhi oleh pohon kurma. Pemerintahan Ustmaniyah mengembangkan daerah sekitar sumur menjadi kebun kurma, yang lalu dilanjutkan oleh pemerintah Kerajaan Arab Saudi. Jumlah pohon kurma tersebut kini sudah mencapai 1.550 buah. Hasil dari penjualan kurmanya dibagi dua, separoh dibagikan kepada anak-anak yatim dan fakir miskin dan setengahnya lagi disimpan di sebuah bank dengan rekening atas nama Utsman bin Affan. Rekening tersebut dipegang oleh Kementerian Wakaf Kerajaan Arab Saudi.

Kekayaan Utsman pun terus mengalir dari kebun kurma tersebut. Lalu, sebagian hasil panen kurma itu digunakan untuk membeli sebidang tanah di kawasan eksklusif dekat Masjid Nabawi. Di atas tanah tersebut hotel Utsman bin Affam didirikan, di samping masjid yang bernama sama: Ustman bin Affan. Hotel berbintang 5 dengan 15 lantai yang setiap lantainya terdiri dari 24 kamar tersebut dikelola oleh manajemen Sheraton. Keuntungan dari pengelolaan hotel juga dibagi 2: separoh untuk fakir miskin dan anak-anak yatim, dan setengahnya lagi masuk ke rekening atas nama Utsman bin Affan.

Sementara, sumur Raumah sampai saat ini masih dijadikan sumber untuk mengairi kebun kurma yang ada di sekitarnya. Utsman bin Affan sendiri, sudah syahid sejak 1400 tahun lalu, tetapi kekayaannya terus bertumbuh dan dimanfaatkan untuk kepentingan pihak-pihak yang memerlukan bantuan.

Kisah tentang sumur Raumah ini sebagai salah satu bukti, bahwa zakat, sedekah dan wakaf tidak akan mengurangi harta seseorang, bahkan semakin menumbuh-suburkan kekayaan yang dimiliki oleh para pelakunya. Inilah bukti dari kebesaran Allah Subhanahu wa Ta’ala, Kitab-Nya, dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar