Rabu, 26 Februari 2020

Raudhah

Makam Nabi Muhammad Muhammad SAW, merupakan salah satu tempat bersejarah Madinah yang terletak di sebelah timur Masjid Nabawi. 
Di tempat ini dahulunya terdapat dua rumah, yaitu rumah Rasulullah SAW, bersama Aisyah dan rumah Ali dengan Fatimah. Sejak Rasulullah SAW wafat pada tahun 11 H (632 M), rumah Rasulullah SAW terbagi dua.

Bagian arah kiblat (selatan) untuk makam Rasulullah SAW dan bagian utara untuk tempat tinggal Aisyah. 

Sejak tahun 678 H (1279 M), pada masa Dinasti Mamluk, di atasnya dipasang Kubah Hijau. Tepat di bawah Kubah Hijau jasad Rasulullah SAW. dimakamkan. Di bawah kubah itu juga dimakamkan kedua sahabat, Abu Bakar dan Umar bin Khattab, berdampingan dengan makam Rasulullah SAW.

Kemudian datang ke Raudhah yaitu antara rumah Nabi dengan mimbarnya. Rasulullah SAW pernah menyebutnya Raudhah min Riyadhil Jannah seperti yang diriwayatkan Al Bukhari. 

Lalu apa yang harus dilakukan saat berada di karpet hijau Raudhah ? Shalat di sana dua rakaat tahiyyatal masjid, jika tidak mampu shalat di tempat manapun, kemudian menuju ke makamnya yang mulia, menghadapnya dengan memungkiri kiblat, memberi salam kepada Nabi, memujinya dengan sepatutnya. Kemudian memberi salam kepada Abu Bakar, kemudian kepada Umar, kemudian menghadap kiblat dan berdoa untuk diri dan kaum muslimin dengan yang ia sukai, kemudian pergi. Dilarang mengusap-usap ruangan, mencium tembok bangunan rumah Nabi, berteriak-teriak, memegangi tali. Sebagaimana larangan thawaf di makam Nabi. 

Berikut apa2 yang ada di Raudhah :

1. Pagar Tinggi Berhias Kaligrafi

Makam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dibatasi oleh pagar tinggi yang berhias kaligrafi berwarna keemasan. Ada penjaga khusus, yang disebut askar, yang berjaga di sekitar makam.

Tugasnya Askar adalah mengingatkan jemaah yang berbuat hal-hal berlebihan atas makam Nabi, seperti menangis ataupun salat terlalu lama di depan makamnya sementara antrian panjang dibelakang. Askar pula yang mengatur antrian jemaah yang akan salat biasanya 3 sampai 5 kali shift buka pintu untuk jemaah perempuan.

2. Makam Nabi merupakan Kamar Aisyah

Sempat terjadi perdebatan antarsahabat ketika hendak memilih lokasi untuk memakamkan Rasulullah. Abu Bakar menjadi penengah di antara perdebatan yang terjadi, karena Rasul pernah bersabda:

“Tak seorang nabi pun meninggal dunia kecuali dimakamkan di tempat dia meninggal.”

Apa yang disampaikan Abu Bakar menjadi penengah sekaligus menjadi argumen mengapa Nabi Muhammad SAW dimakamkan di kamar Aisyah.

3. Makam di Dalam Masjid

Pada masa Al-Walid I Sulayman ibn Abdul Malik (715-717 M) dari Dinasti Umayah, dilakukan perluasan area masjid. Sebab, jumlah umat Islam saat itu semakin banyak.

Adik tiri Al-Walid I Sulayman ibn Abdul Malik, Umar ibn Abdul Aziz, merekomendasikan agar makam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dimasukkan dalam area Masjid Nabawi.

Selain itu, dibangun dinding setinggi 5 meter mengelilingi makam agar tidak tampak dari dalam masjid dan tidak ada yang melakukan perbuatan syirik di sekitar makam.

Terdapat makam dua sahabat Rasulullah, yakni Abu Bakar Ash Shiddiq dan Umar ibn Khattab.

4. Tak Pernah Sepi

Makam Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat tak pernah sepi dari peziarah. Jemaah umrah maupun umat Islam yang datang ke Madinah selalu menyempatkan diri beribadah di dalam Masjid Nabawi, termasuk di Raudhah, lalu berziarah ke makam Rasulullah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar