Rabu, 26 Februari 2020

Istimewanya Kota Madinah - Pengetahuan

Ketika melaksanakan rangkaian ibadah Haji atau Umroh, salah satu kota yang akan dikunjungi adalah Madinah. Di kota Madinah, jamaah akan melaksanakan berbagai rangkaian ibadah di kota yang istimewa ini.

Mengapa Madinah istimewa? Berikut adalah fakta-fakta yang membuat Madinah begitu istimewa.

1. Merupakan Kota Suci Kedua Bagi Umat Muslim

Madinah merupakan kota suci kedua bagi umat Islam, setelah Mekkah. Di Madinah, terjadi beragam kisah penyebaran Islam di masa Rasulullah, serta terdapat tiga masjid tertua. Masjid tersebut adalah Masjid Quba, Masjid Nabawi, dan Masjid Qiblatain.

Di kota ini pula, dimakamkan Rasulullah dan beberapa Sahabat, seperti Abu Bakar As Sidiq, Umar bin Khattab, serta Fatimah (putri Rasulullah) dan Hasan (cucu kesayangan Rasulullah.

2. Dikelilingi Bukit

Kota Madinah merupakan kota yang dikelilingi beberapa bukit. Ada bukit E’ir dan Wadi Al Aqiq di sebelah selatan, bukit Silaa’ di sebelah barat laut, serta Jabal Uhud, Jabal Tsur dan Wadi Qanat di sebelah utara.

Sementara itu, di sebelah timur kota Madinah merupakan Tanah Hitam (Harrah) Waqim Asy-Syariyyah, dan di sebelah baratnya adalah Harrah Wabrah Al Gharbiyyah.

3. Dijadikan Tanah Haram oleh Rasulullah

Madinah telah dijadikan sebagai Tanah Haram oleh Nabi Muhammad SAW. Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan Imam Al-Bukhari, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Nabi Ibrahim telah mengharamkan Makkah dan berdoa untuknya. Dan aku mengharamkan Madinah, sebagaimana Nabi Ibrahim mengharamkan Makkah. Dan aku berdoa untuk keberkahan Madinah, baik dalam mud maupun sha’nya. Sebagaimana Nabi Ibrahim berdoa untuk Makkah”.

4. Binatang dan Tumbuhan Dilindungi

Di Tanah Haram ini, binatang dan tumbuhan sangat dilindungi. Para ulama besar mengatakan bahwa kita diharamkan menangkap binatang buruan dan menebang pohon yang tumbuh di Madinah. Larangan tersebut sesuai dengan sabda Rasulullah, “Dan aku mengharamkan Madinah di antara dua tanah hitamnya. Jangan dipotong pohon-pohonnya, dan jangan ditangkap binatang buruannya” (H.R. Muslim).

Di Madinah juga dilarang berbuat maksiat atau berbuat zalim. Ali bin Abu Thalib bertutur bahwa Rasulullah bersabda, “Madinah adalah tanah haram. Letaknya di antara bukit E’ir dan bukit Tsur. Barangsiapa yang melakukan kezaliman (kemaksiatan) di dalamnya, maka baginya laknat Allah, Malaikat, dan manusia seluruhnya. Dan semua amal baiknya yang wajib maupun sunnah tidak akan diterima oleh Allah pada hari kiamat”. (H.R. Al-Bukhari dan Muslim).

5. Siapa Saja yang Berkunjung ke Madinah Akan Merasa Tenang

Ketenangan akan diperoleh bagi siapa saja yang mengunjungi Madinah. Abu Hurairah menuturkan bahwa Rasulullah pernah bersabda, “Sesungguhnya iman akan berkumpul di Madinah, sebagaimana berkumpulnya ular ke sarangnya” (H.R. Al-Bukhari).

6. Mulanya Bernama Yasrib

Di zaman jahiliyah, nama yang digunakan untuk menyebut Madinah adalah Yasrib. Akan tetapi, Rasulullah kemudian menggantinya. Beliau menghimbau seluruh kaum Muslimin untuk tidak menggunakan kata Yasrib, dan menyebut wilayah itu sebagai Madinah setelah Nabi hijrah ke kota itu.

7. Masjid Jumat

Di Madinah, selain Masjid Nabawi, masjid lainnya yang juga memiliki sejarah penting dalam penyebaran agama Islam adalah Masjid Quba (masjid yang pertama kali dibangun oleh Rasul SAW) dan Masjid Qiblatain (dua kiblat).

Namun, ada satu masjid penting lainnya yang kerap terlupakan. Padahal, masjid ini memiliki sejarah yang sangat penting dalam penegakan syiar Islam. Itulah Masjid Jumat. Ya, masjid ini disebut dengan nama demikian karena disinilah Rasul SAW pertama kali melaksanakan shalat Jumat saat memasuki Kota Madinah.

Sebagaimana diketahui, ketika Rasul SAW memutuskan untuk berhijrah dari Makkah ke Madinah, beliau sempat membangun masjid. Dan, masjid pertama yang dibangun itu adalah Masjid Quba, yang terletak di kampung Quba, berjarak sekitar empat kilometer di sebelah selatan Masjid Nabawi.Keutamaan Masjid Quba diterangkan dalam Alquran. Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar takwa (Masjid Quba), sejak hari pertama, adalah lebih patut kamu shalat di dalamnya.” (QS At-Taubah [9]: 108).Setelah mendirikan masjid ini, Rasul bersama dengan Abu Bakar as-Siddiq melanjutkan perjalanan menuju Yatsrib, yakni Madinah sekarang. 

Namun, sebelum sampai di tempat tujuan, yakni Masjid Nabawi, beliau singgah di kampung Bani Sulaim. Pada saat itu ialah hari Jumat, dan waktunya sudah menjelang shalat Zhuhur. Karena itu, bersama para sahabat dan kaum muslimin yang ada pada saat itu, Rasul SAW mengajak mereka untuk mendirikan shalat Jumat.

Shalat Jumat itu dilaksanakan Rasul SAW di sebuah Wadi (lembah) yang terletak di kampung Bani Sulaim. Letaknya berdekatan dengan Masjid Quba. Menurut Junaidi Halim dalam bukunya Makkah-Madinah dan Sekitarnya, nama lembah tersebut adalah Wadi Ranuna.Sebagai peringatan atas pelaksanaan shalat Jumat itu didirikanlah sebuah masjid di lokasi tersebut. Dan, masjid itu diberinama Masjid Jumat. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar