Rabu, 26 Februari 2020

Puput puser

Bayi yang baru terlahir pastinya masih terikat dengan tali ari-ari atau tali pusat bayi, tali yang menghubungkan antara pusat bayi dengan ibunya untuk pemberian nutrisi pada bayi ketika masih didalam kandungan, tali ari-ari itu pada akhirnya akan digunting dan dibuang.

Namun di daerah Jawa Barat, khususnya Bandung, ada hal-hal tertentu yang berkaitan dengan tali ari-ari bayi atau tali pusat bayi. Di daerah Jawa barat, Bandung, ketika bayi baru lahir biasanya diadakan beberapa upacara adat salah satunya adalah puput puseur.

Puput puseur adalah upacara adat sunda yang berkaitan dengan tata cara pemotongan hingga perawatan tali pusat bayi atau tali ari-ari. Puput puseur ini biasanya diadakan sekaligus dengan pemberian nama bayi, didalamnya terdapat acara pemberian doa selamat dan bubur merah-bubur putih yang kelak akan dibagikan ke warga sekitar.

Ritual puput puseur diawali dengan pemotongan tali pusat bayi. Tali pusat bayi yang telah dipotong dimasukan kedalam kanjut kundang, tas kecil yang sedikit panjang dan terbuat dari kain, oleh indung beurang. Kemudian pusat bayi ditutup oleh logam yang telah dibungkus oleh kasa dan diikatkan kepada perut bayi agar pusat bayi tidak dosol (menonjol).

Pada adat puput puseur dan kepercayaan orang Sunda, tali pusat bayi yang telah dipotong harus dirawat baik-baik karena itu termasuk saudara bayi. Biasanya di masukan kedalam kendi dan dikubur di dekat rumah, lalu diberi pencahayaan.

Orang sunda percaya bahwa bayi yang baru lahir, terlahir dengan empat saudaranya, yang disebut dulur opat kalima pancer. Empat hal tersebut adalah tali pusat, tembuni, pembungkus, dan kakawah. Serta yang menjadi kalima pancernya adalah bayi itu sendiri.

Mengapa ke empat hal tersebut harus dirawat dan dijaga dengan baik?

Karena urang sunda percaya bahwa dengan merawat baik dulur opat kalima pancer kelak bayi akan hidup rukun dengan saudaranya, yaitu kaka dan adiknya.

Puput puser, dilakukan saat mongeringnya tali puser bayi (plasenta) yang dianggap sebagai saudaranya bayi, sehingga pada saat bayi lahir, plasenta dijaga dengan baik sebelum dikubur atau digantung di atas langit –langit dapur (hal ini bergantung pada letak unsure bayi pada plasenta).

Sebelum plasenta disimpan (dikubur / digantung) dalam pendil ( tempat dari tanah tembikar bertutup), dan diberi bumbu, seperti gula, garam dan asam dengan maksud agar anaknya kelak berperangai baik, berbudi pekerti, dan gampang rejekinya. 
Tali pusar bayi yang sudah mengering dari pusar, biasanya disimpan dalam kantong kain (disebut kanjut kundang) dan diberi potongan-potongan kunyit, cabe merah, jahe, kuning, panglay, bawang putih dan bawang merah dan sebagainya. Kantong tersebut, disimpan dibelakang kepala bayi bersama dengan  cermin, sisir, gunting kuku, gunting kecil, uang logam receh sebanyak yang kita inginkan dan Al Quran disamping bantal bayi, dengan harapan bayi tersebut tidak diganggu mahkluk halus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar