Kamis, 27 Februari 2020

Raudah

MESKI sisa jamaah haji yang transit di Madinah makin berkurang sejalan akan berakhirnya musim haji, jumlah jamaah yang berkunjung ke Raudhah, taman surga di Masjidil Haram, tetap membludak.

Bahkan jamaah umrah juga mulai berdatangan. Sebagian besar jamaah umrah itu berasal dari Turki, India, Pakistan dan Banglades. Dari Indonesia jamaah umrah paling banyak dari Jawa dan Kalimantan.

Tambahan jamaah umrah itu menyebabkan jamaah ke Masjid Nabawi dan ziarah ke Raudhah tetap padat. Salah seorang jamaah haji dari Indonesia mengatakan, melihat begitu banyaknya orang yang datang membuat musim haji terasa masih panjang.

Di sekitar Raudhah dan Makam Rasulullah, jumlah pengunjung mencapai ratusan ribu orang, mulai dari Subuh hingga tengah malam. Semua jamaah berebut berdoa dan shalat sunat di Raudhah.

Raudhah merupakan satu lokasi yang dulunya merupakan sebuah ruang antara rumah Rasulullah dan mimbar khutbahnya. Luasnya 144 meter persegi, ditandai dengan karpet hijau.

Mengingat jumlah pengunjung begitu banyak sepanjang hari, tentara yang berjaga melakukan buka tutup tiap saat. Kemudian sudah diatur jadwal masuk, dan antara pria dan wanita dipisahkan.

Sebagian besar jamaah, khususnya perempuan terpaksa datang ke Masjid Nabawi pukul dua dini hari. Lalu mereka tidur dan shalat shubuh dekat pintu Raudhah. Ada sebagian jamaah perempuan baru dapat masuk Raudhah dan ziarah ke Makam Rasulullah setelah menunggu dan antri berjam-jam. Begitu juga jamaah laki-laki, selesai shalat subuh langsung menyerbu pintu masuk Raudhah.

Jamaah yang paling banyak masuk Raudhah adalah dari Pakistan, India dan Banglades. Mereka menyerbu pintu antre dan terkadang menerobos jamaah negara lain, sehingga tentara Arab Saudi yang sedang berjaga kewalahan. Bila ada jamaah berdoa berlama-lama, bahkan shalat di tempat itu, akan sangat mengganggu arus keluar masuk jamaah.

Akibat sempitnya tempat dan banyaknya jamaah yang ingin masuk ke Raudah dan makam Rasulullah dari Bab Assalam, para petugas keamanan tak henti-hentinya berteriak. Ungkapan marra, massi, al hajj (lewat terus, jalan, wahai haji) terus berulang diucapkan. Kalau mereka melihat jamaah Indonesia dan Malaysia keluar kata-kata, "kesana, hajji, hajji, hajji kesana."

Makam Rasulullah dan Raudah berada di dalam Masjid Nabawi. Dua tempat ini menjadi sasaran para jamaah haji. Rasanya tak afdhal, bila berada di Madinah dan tidak berdoa di dua tempat ini. Raudah diyakini sebagai tempat yang paling mustajab doa.

Pintu (bab) Assalam dijaga oleh puluhan tentara yang diperbantukan mengamankan prosesi jamaah haji dan umrah yang berziarah ke Raudhah dan Makam Rasulullah. Para tentara ini ditugaskan menjaga bab Assalam yang sedang diterapkan sistem buka tutup karena padatnya jamaah. Sementara tentara yang bertugas di bagian dalam terus menghalau jamaah yang berlama-lama di areal jalan bab Assalam karena para jamaah hanya diberi kesempatan untuk lewat.

Tak jarang terjadi ketegangan-ketegangan antara petugas keamanan dan jamaah haji yang ingin memaksa masuk Raudah. Jika itu yang terjadi, teriakan-teriakan keras tentara dalam Bahasa Arab jamak terdengar.

Ketika mereka menghalau jamaah terdengar seperti orang yang sedang bertengkar. "La taqif, marra, massi... Mamnuk, mamnuk......(jangan berhenti, jalan terus, jalan terus. Dilarang masuk)," kata petugas sambil mendorong jamaah yang memaksakan masuk Raudhah dan berhenti berlama-lama di dekat makam Rasulullah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar