Minggu, 27 Agustus 2017

Sampaikan

Bisakah kau menyampaikan salam kepada lelaki yang selalu terlihat mempesona dihadapan para perempuan yang mendahulukan perasaannya ketimbang imannya itu?

Bisakah kau menyampaikan salam kepada lelaki itu?

Lelaki yang selama ini berhasil menyita waktu-waktuku, hari-hariku. Lelaki yang berhasil membuat riuh kepalaku. Lelaki yang dengan biadabnya merampas hatiku.

Bisakah? Bisakah kau menyampaikan salam kepada lelaki itu?

Yang memberi atau tidak memberi, ia selalu juara pertama menjadi yang paling utama menumbuhkan semangat-semangat. Melahirkan kupu-kupu rindu yang terbang elok pada taman hati. Yang telah menjadi kenangan-kenangan abadi pada setiap musim–setiap waktu.

Bisakah kau menyampaikan salam kepada lelaki itu?

Yang tatapan-tatapan sejuk kedua bola matanya telah berhasil menembus relung hati terdalam, yang senyumnya terlalu indah untuk dinikmati, yang menciptakan ruang resah dan gelisah tanpa harus melakukan apapun kecuali hanya dengan mengingatnya saja.

Bisakah kau menyampaikan salam kepada lelaki itu?

Yang canda ramahnya masih menyisa, yang kebaikan-kebaikannya masih melekat dalam ingat, yang langkah-langkahnya menujuku masih menjadi harap-harap semu.

Sampaikan salamku bersama deret kalimat-kalimat ini.

Tanyakan: bisakah ia dengan seluruh hati meluruhkan cinta-cinta, juga rindu-rindu yang belum sampai pintunya?

Sampaikan: tolong untuk tinggalkan aku jauh-jauh.

Untuk aku yang ingin menyibukkan diri mencari ilmu. Sebab kata guruku, mencari ilmu tak akan ada kebaikan-kebaikan didalamnya jika masih diwarnai dengan rayuan-rayuan fana dan wewangian-wewangian cinta yang belum sampai pada waktunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar