Senin, 12 Desember 2022

Jalan-jalan Seputaran Kota Mekkah (6)

Menghitung hari, seperti judul sebuah lagu. Begitulah, jamaah haji Gelombang 2 berada di Mekkah sambil menghitung hari menuju waktu puncak haji, yaitu saat wukuf di Arafah. Sambil menunggu datangnya waktu wukuf, mungkin tidak ada salahnya jalan-jalan di seputaran kota Mekkah, mengunjungi beberapa sudut kota, dan yang paling penting mengunjungi beberapa situs bersejarah seperti Gua Hira, Jabal Rahmah, Masjid Jin, dan sebagainya.


Seperti yang saya ceritakan pada tulisan sebelumnya, kota Mekkah adalah kota jasa dan perdagangan. Sebagai kota jasa, kota Mekah dipenuhi dengan hotel-hotel untuk menampung jamaah haji pada musim haji dan jamah umrah yang selalu datang setiap hari dari seluruh dunia. Bangunan apapun yang kita temui di Mekkah, kalau tidak hotel ya toko atau restoran. Penduduk Mekkah sendiri tinggal di pinggiran kota, di rumah-rumah yang beratap beton, atau di apartemen. Rumah dan apartemen di sana tidak memiliki atap, karena hujan sangat jarang turun. Jangan bayangkan ada talang air atau selokan di kota ini.


Beberapa hari setelah berada di Mekkah, rombongan KBIH kami mengadakan city tour di kota Mekkah. Kunjungan pertama adalah pergi ke Exhibition Of The Two Holly Mosque Architecture, museum yang menceritakan sejarah arsitektur dua masjid suci terletak di kota Mekkah daerah Um Al Joud, dekat Pabrik Kiswah, berdiri dari tahun 2000, dan menjadi tempat destinasi terpopuler. 


Selepas dari Museum, rombongan jamaah haji selanjutnya mengunjungi padang Arafah dan Mina untuk melihat tempat wukuf dan tenda-tenda tempat mabit. Jadi, istilahnya jamaah haji mengenal medan terlebih dahulu. Padang Arafah tidak lagi gersang, banyak pepohonan yang tumbuh di sana. Kami ditunjukkan tempat wukuf jamaah haji Indonesia. Kemudian kami juga mengunjungi Jamarat tempat kami nanti akan melempar jumroh. Whuiiih selain udara panas menyengat tempat jamarat yang luas dan ke'eng juga semakin membuat jamaah ingin segera cepat-cepat keluar. 

Ada tujuh gunung berbeda yang mengelilingi kota suci Makkah. Ketujuh gunung tersebut menjadi saksi peristiwa bersejarah di kota tersebut.

Salah satu gunung paling terkenal di Makkah adalah Gunung Abu Qubays. Gunung ini berlokasi di Timur Masjid Al Haram. Pada masa pra-Islam, gunung tersebut diberinama Al Amin (dapat dipercaya) dan merupakan tempat penyimpanan hajar aswad ketika Makkah dilanda banjir. 

Gunung kedua adalah gunung Khandama yang terletak di belakang Gunung Qubays. 

Yang ketiga, Gunung Quaiqian, atau Jabal Hindi, terletak di sebelah barat Masjid Al Haram. Menurut sejarah Makkah, diberi nama Quaiqian karena dentingan pedang selama pertempuran antara suku Jurhum dan Katura.

Keempat, terletak di Timur Laut kota yakni Jabal Al-Nour, atau Gunung Cahaya, tempat gua Hira berada, tempat Nabi Muhammad menerima wahyu pertama.

Mengunjungi Jabal Rahmah

Di tengah Padang Arafah terdapat sebuah bukit batu yang tidak terlalu tinggi, dan selalu menjadi sasaran jamaah untuk mendakinya meskipun tidak ada sunnahnya. Bukit itu bernama Jabal Rahmah. Jabal Rahmah adalah bukit batu tempat bertemunya Adam dan Hawa setelah terpisah selama jangka waktu yang sangat lama. FYI, Adam dan Hawa diusir dari surga dan diturunkan ke bumi pada dua tempat berbeda setelah mereka tergoda oleh iblis untuk memakan buah larangan. Mereka bertemu kembali di bukit ini.

Di Padang Arafah

Pemandangan dari atas Jabal Rahmah

Pemerintah Saudi membangun tugu di atas bukit ini. Untuk mendaki bukit ini tidak sulit. Ada tangga batu yang disediakan. Bukitnya tidak terlalu tinggi. Tapi lihatlah apa yang dilakukan beberapa jamaah di atas bukit ini. Mereka sholat dan berdoa menghadap ke arah tugu, padahal seharusnya ke arah kiblat. Aksi vandalisme pun tak luput dilakukan sebagian jamaah. Tulisan grafiti pada batu dan tugu merusak lingkungan Jabal Rahmah. Suasana yang ramai dimanfaatkan pula oleh PKL dan pengemis untuk mencari rezeki.

Tugu di puncak Jabal Rahmah

Coret2 di Jabal Rahmah 

Di mana ada keramaian, disitu ada penjual kaki lima termasuk di Jabal Rahmah sekalipun

Pengemis di Jabal Rahmah

Dari Arafah, perjalanan dilanjutkan menuju Mina. Mina adalah perkampungan tenda. Nanti setelah wukuf di Arafah, jamaah haji melontar jumrah di Mina. Saat kami kunjungi Mina sangat sepi. Hanya tenda-tenda yang tegak membisu. Sesekali kereta LRT yang berwarna melintas dari Mudzdalifah ke Mina. Oh Mina, tunggulah kedatangan kami tanggal 10 Zulhijjah nanti.

Kereta komuter mlintasi Mina

Mengunjungi Gua Hira di Jabal Nur

Salah satu situs bersejarah yang patut dikunjungi jamaah haji di Mekkah adalah bukit batu bernama Jabal Nur. Di puncak Jabal Nur inilah terdapat Gua Hira, gua tempat Nabi Muhammad SAW menerima wahyu untuk pertama kali, yaitu surat Al-Alaq. Setiap hari Jabal Nur ramai didaki oleh jamaah haji. Mengunjungi Jabal Nur tidak disunnahkan dan bukan bagian dari ibadah haji. Tetapi, mumpung masih berada di Mekkah kapan lagi ke sana, mungkin demikian di dalam pikiran jamaah haji. Kata ustad pembimbing, untuk mendaki jabal Nur ini hingga ke Gua Hira dibutuhkan fisik yang kuat karena bukitnya terjal (kemiringan 60 derajat). Butuh waktu sekitar 2 jam untuk sampai ke puncaknya. Saya tidak sanggup mendaki Jabal Nur. Suami akhirnya pergi bersama rombongan.



Dari pemondokan haji kami di Misfalah jarak ke Jabal Nur kira-kira 5 km saja, jadi tidak perlu naik taksi ke sana. Pagi hari setelah sarapan, suami dan beberapa jamaah di KBIH berjalan kaki dari hotel menuju Jabal Nur. Saya tidak ikut serta, memdengar cerita saja, sudah bikin napas ngos-ngosan. Cuaca cukup adem pada pagi hari. Dalam waktu satu jam saja mereka sudah dapat melihat Jabal Nur dari dekat. Dari kejauan tampak garis putih bergerak-gerak, itulah jamaah haji yang sedang mendaki ke puncak.

Jabal Nur


Kemiringan Jabal Nur adalah 45 sampai 60 derajat. Mendaki Jabal Nur membuat nafas ngos-ngosan. Untung jalurnya sudah dibuat bertangga batu. Tiap berjalan 5 meter rombongan berhenti dulu buat istirahat untuk atur pernapasan. Hampir saja menyerah ketika sudah sampai 2/3 perjalanan. Tidak kuat. Maklum sudah tidak muda lagi, padahal dulu mereka termasuk cukup rajin mendaki gunung. Tetapi seorang bapak dari Madura berkata kapan lagi ke sini, mumpung sedang haji. Rombongan pun jadi bersemangat lagi, masa harus menyerah, padahal sudah dua pertiga jalan. Akhirnya dengan menahan haus yang amat sangat (suami hanya membawa satu botol aiar mineral), sampai juga suami ke puncak bukit. Alhamdulillah. Perlu waktu satu jam lebih untuk sampai ke puncak bukit Jabal Nur. Di puncak itulah terdapat Gua Hira, tempat pertama kali wahyu diturunkan dengan perantaraan Malaikat Jibril (Surat Al-alaq ayat 1-5).

Jalur yang masih landai.

Belanja kebutuhan sehari-hari di minimarket samping hotel

Terbayang ya, bagaimana dulu Siti Khadijah naik turun bukit ini mengantarkan makanan setiap hari kepada suaminya, Muhammad, yang mengasingkan diri ke Gua Hira. Dulu tentu tidak ada jalur tangga batu seperti sekarang.

Untuk mencapai lokasi Gua Hira, kita harus melewati celah sempit yang diapit oleh batu-batu besar. Menurut perkiraan saya hanay orang yang berbadan kurus yang bisa melewatinya. Namun ajaibnya, orang-orang India dan Turki yang berbadan gemuk pun bisa melintir masuk ke dalam celah tersebut.

Celah batu sempit menuju lokasi Gua Hira

Setelah berjuang melewati celah sempit, ahirnya sampailah suami dan rombongan di depan pintu Gua Hira. Masya Allah, banyak sekali orang antri untuk masuk ke dalamnya. Gua Hira itu ukurannya kecil, untuk masuk ke dalamnya orang harus merunduk. Yang menyedihkan adalah aksi coret-coretan grafiti di bukit ini, termasuk di pintu gua Hira. Sampah botol plastik bertebaran sepanjang jalur pendakian. Pengunjung tidak mengamalkan hadis bahwa kebersihan itu adalah sebagian dari iman. Yang bikin ngeri dan takut ternyata banyak babon (monyet tak berekor) di dekat gua Hira. Kalau tidak hati-hati mereka merebut tas kita, dikira isinya makanan.

Massa menyemut untuk masuk ke dalam Gua Hira

Pintu Gua Hira. Tulisan grafiti pada batu merusak situs sejarah.

Orang-orang saling dorong ingin masuk ke dalam Gua Hira. Ada yang terjepit dan berteriak kesakitan. Mungkin teringat perjuangan untuk mencium Hajar Aswad, kira-kira perjuangannya sama dengan rebutan untuk masuk ke Gua Hira ini. Rombongan mengurungkan niat untuk masuk ke dalam Gua Hira. Merasa sudah cukup puas bisa sampai ke lokasi Gua Hira. Terbayang oleh saya dulu Rasulullah berkhalwat di gua ini. Di Gua inilah Malaikat Jibril datang menemui Nabi Muhammad dan menyampaikan wahyu pertama dari Allah SWT.

Pemandangan dari atas Jabal Nur luar biasa. Tampaklah dari kejauhan Menara Zamzam, kota Mekah, dan pemukiman penduduk. Semua bangunan di Mekah setipe yaitu berbentuk kotak dan tanpa atap miring (genteng atau seng). 

Pemandangan Kota Mekkah dari puncak Jabal Nur.

Pemandangan dari puncak Jabal Nur

Pemandangan dari puncak Jabal Nur

Semua pemandangan terlihat tandus. Di tengahnya berdiri bukit2 batu yang gersang. Tidak ada satupun pepohonan di bukit2 itu. Bagaimana mau tumbuh pohon karena semua bukit adalah batu, tidak ada tanahnya. Justru di daerah tandus yang keras inilah Tuhan mengutus Nabi Muhammad ke tengah bangsa Quraisy yang jahiliyah.

Jalan seputaran Mekkah juga bisa memandang hotel bintang lima yang berada di kawasan Jabal Omar, diantaranya hotel Hyatt Regency, Hilton Convention, Hilton Suites, Double Tree, JW Mariot dan Conrad, dari kamar hotel tersebut pemandangannya full Masjidil Haram. Jamaah reguler tidak mungkin mondok di hotel tersebut 

Pergi ke apotik di Mekkah

Wisata ke Zamzam Tower
Tahun 2019 ini ada wisata baru di Mekkah, dikenal dengan sebutan Zamzam Tower atau Menara Jam Makkah. Menara dengan tinggi 601 meter dan 76 lantai ini merupakan gedung tertinggi ketiga di dunia. Posisi pertama adalah Burj Khalifa, di Dubai dan kedua Ada Shanghai Tower di China. Naik lift di tempat ini cepatnya minta ampun, kepala sedikit pusing.
Zamzam tower merupakan bagian dari mal di komplek Abraj al Bait, yang letaknya depan Masjidil Haram. Yang paling menarik saat berkunjung ke tempat ini dengan biaya 150 real Saudi (300 real dengan makan siang), ketika adzan atau waktu sholat tiba semua aktivitas di Zamzam Tower akan di hentikan dan pelataran di luar akan di jadikan tempat salat berjamaah. Sebaiknya sesuaikan jadwal kunjungan dengan jadwal shalat. Di Lantai satu ada miniatur alam semesta hingga galaksi dengan audio visual. Lantai dua khusus perputaran bulan, bumi dan matahari. Lantai ketiga mempelajari metode menentukan waktu dan panorama kota Mekkah.

Di Zamzam Tower juga ada supermarket terkenal di kalangan jamaah, Bin Dawood. yang terletak di lantai dasar. Jika masuk dari arah pintu utama yang tepat di depan Masjidil Haram, supermarket ini ada disebelah kanan pintu masuk. Kedua, ada di Kompleks Hotel Hilton. Bin Dawood menyediakan segala macam kebutuhan jemaah, dari belanja kebutuhan oleh-oleh sampai kebutuhan sehari-hari. Tapi buat saya, kalau beli oleh-oleh yang murah bersahabat lebih baik di lantai bawah shofa hotel letaknya disamping Zamzam Tower,  kalau dari arah terminal Azyad sebelum masuk pelataran Masjid,  harga bisa di tawar apalagi kalau beli banyak.

Tour ke Thaif yang tidak kami kunjungi.
Sebenarnya ada satu tempat lain yang juga menjadi keinginan jamah haji untuk mengunjunginya di luar kota Mekkah yaitu kota Thaif.
Thaif merupakan salah satu kota yang memiliki hawa sejuk, karena berada di lembah pegunungan Asir dan penunungan Al Hada. Kota yang terletak sekitar 67 kilometer atau 1 jam 45 menit dari Kota Makkah Al Mukarramah ini terkenal dengan perkebunan Delima, Kurma, sayuran lainnya, termasuk juga banyak tumbuh pohon Zaqqum, pohon berduri.

Pohon langka yang namanya tercantum dalam Al-Quran. Pohon ini memiliki duri yang tajam dan besar. Pohon ini juga merupakan jenis pohon langka yang tak tumbuh di Indonesia atau negara lainnya.

Menariknya lagi, kisah tentang pohon Zaqqum ini tertuang dalam Al-Quran Surat Al-Waqiah ayat 52-56. Dalam ayat tersebut diterangkan bahwa para penghuni neraka kelak akan diberikan makanan yang luar biasa pahitnya dari pohon Zaqqum.

Kesejukan kota Thaif banyak digunakan sebagai tempat peristirahatan dan pariwisata di musim panas. Bahkan para raja dan kerabatnya banyak membangun tempat-tempat peristirahatan di kawasan ini. Sehingga Thaif juga mendapat julukan Qaryah Al Mulk atau Desa Para Raja.

Demikian juga beragam macam sayur-mayur dan bunga-bungaan. Bunga-bungaan seperti ambar, misik, dan yasmin dijadikan sebagai bahan baku untuk membuat minyak wangi. Hasil tanaman yang melimpah ruah tersebut sebagiannya diekspor ke berbagai negara. Selain dikenal dengan keindahan dan kesejukan alamnya, kota Thaif juga menyimpan sejarah perkembangan penyebaran agama Islam dan sejarah kehidupan Rasulullah SAW. Di kota inilah Rasulullah SAW pertama kali mendapat tantangan, cemoohan, pengusiran bahkan sempat dilempari batu oleh kabilah Tsaqif, kabilah terbesar di kota Thaif.

Untuk mengingatkan kembali, sejarah tentang Thaif terjadi pada waktu tiga tahun sebelum hijrah, Rasulullah SAW melakukan perjalanan ke Thaif untuk berdakwah. Perjalanan ini dilakukan tak lama setelah wafatnya sang istri, Khadijah RA serta sang paman sekaligus pelindung utama beliau, Abu Thalib, yang di sebut Tahun Kesedihan.

Wafatnya kedua sosok yang disegani itu membuat kaum Quraisy semakin berani menentang dan mengganggu Rasulullah SAW. Untuk mengantisipasi kekejaman kaum kafir Quraisy kala itu, akhirnya secara diam-diam Rasulullah SAW melakukan perjalanan syiar dengan berjalan kaki ke Thaif. Rasulullah SAW tinggal di Thaif selama 10 hari untuk berdakwah sekaligus meminta perlindungan.

Namun ternyata, penduduk kota itu melakukan penolakan dan memperlakukan Nabi Muhammad SAW dengan kasar. Bahkan mereka melempari Rasulullah SAW dengan batu hingga kakinya terluka. Tindakan brutal ini membuat sahabat Rasulullah SAW, Zaid bin Haritsah RA ikut turun tangan membela dan melindungi beliau. Namun kepala sang sahabat juga terluka akibat lemparan batu.


Ziarah dalaman sekitar Masjidil Haram juga bisa kita lakukan :
Bukit Shofa
Merupakan tempat dimulainya sunnah sa’i terletak kurang lebih 100m dari Ka’bah.
Bukit Marwah
Marwah terletak sekitar 350m dari Ka’bah.

Bukit Shofa dan Marwah
Siti Hajar dan Nabi Ismail yang masih bayi ditinggalkan di Mekkah yang tandus. Saat itu, Siti Hajar mulai kehabisan persediaan air dan bekal. Sementara, Nabi Ismail yang masih bayi menangis kelaparan. Maka, Siti Hajar berlari menuju Bukit Shafa, dan Bukit Marwah untuk mencari sumber air jaraknya sekitar 450m. Siti Hajar berlari bolak-balik hingga tujuh kali, namun tak kunjung menemukan sumber air. Saat itulah, ia melihat sumber air dari tanah di bawah kaki Nabi Ismail, yang sekarang disebut mata air sumur zamzam yang ketaknya dekat dengan Ka'bah. Dengan sigap, ia mengumpulkan air tersebut, seraya berkata zamzam dalam bahasa Arab, yang berarti berkumpul. 

Sumur Zamzam
Sumur air Zamzam berasal dari zaman Nabi Ibrahim AS dan terletak 21 meter di sebelah timur Kakbah, dekat halaman Masjidil Haram. Dikisahkan bahwa sumur air Zamzam muncul secara tiba-tiba dengan mengeluarkan air ketika putra Nabi Ibrahim, yaitu Ismail kehausan dan menangis di padang pasir bersama ibunya, Hajar.

Jabal Qubais - sebagian sudah jadi Istana Raja Saudi keluarga Bani Saud.
Tahun 2007 jamaah calon haji bisa melihat hiruk pikuknya pusat perdagangan di Jalan Al Gudaria yang berada di antara Kampung Qararah dan Suq ul-Lail, yang jaraknya 50 meter dari Masjidil Haram. Di jalan itulah dulu ada sebuah pasar tradisinal yang disebut Pasar Seng sepanjang 300 meter. Pasar Seng yang dulunya selalu menjadi tempat favorit jamaah Indonesia berbelanja, saat ini menjadi tempat terbuka dan tinggal kenangan. Namun belum terlihat ada bangunan. Hanya puluhan kios yang memberikan layanan potong rambut masih berdiri berjejer, namun sifatnya tidak permanen.

Selain itu, sejumlah bukit batu di sekitar depan Masjidil Haram juga menghilang. Salah satu di antaranya Jabal (bukit) Abu Qubais. Saat ini Jabal Abu Qubais, yang letaknya di muka pintu Babusalam Masjidil Haram itu, hilang berganti bangunan Istana Raja Saudi yang tinggi dan megah. Istana ini juga berguna bagi para pemimpin atau tamu negara yang akan beribadah di Makkah. Pada awal pembangunan di bukit ini ditentang sebagian kalangan umat Muslim. Pasalnya, banyak peristiwa bersejarah yang berkaitan dengan Jabal Abu Qubais ini.  Jabal Abu Qubais yang dulunya dikenal juga dengan sebutan Jabal al Amin (bukit kepercayaan). Karena, Allah SWT telah menyelamatkan batu atau Hajar Aswad ketika topan dan banjir bah dasyat di zaman Nabi Nuh AS. Hajar Aswad kembali ditemukan oleh Nabi Ibrahim AS atas pertolongan Malaikat Jibril, ketika akan membangun Baitullah yang hancur.
1. Mujizat Nabi Muhammad SAW membelah bulan, 
2. Nabi Ibrahim AS, memanggil umatnya untuk berhaji setelah adanya Ka'bah dengan talbiyah
3. Tempat pertama diturunkannya batu Hajar Aswad sebelum diletakan di Ka'bah.  
4. Saksi sejarah laut menjadi asin di zaman Nabi Ibrahim AS dengan menerima kapur dari surga yang di letakkan ditempat2 tertentu sehingga air jadi asin.
5. Tempat pengambilan batu pondasi Ka'bah.
6. Dulu dipuncak Jabal Abu Qubais terdapat sebuah mesjid kecil yang dinamakan Masjid Bilal, masjid tersebut dibangun di atas bekas tapak kaki Nabiyullah Ibrahim AS disaat beliau sedang melakukan seruan panggilan ibadah haji.
7. Jabal Qubais letaknya sangat berdekatan dengan Masjidil Haram, letaknya searah dengan letak Hajar aswad, berdekatan dengan Bukit Marwa.

Jabal Quaiqu'an / Jabal Hindi -terletak di sebelah barat Masjid Al Haram - seberangan Jabal Qubais.
Diberi nama Quaiqian karena dentingan pedang selama pertempuran antara suku Jurhum dan Katura. Jabal Qua’iqu’an atau juga dinamakan juga Qaiqu’an adalah bukit yang berada di sebelah selatan Masjidil Haram, terletak di daerah pintu menuju arah Syamiah dan berhadapan dengan bukit Marwah. Jabal ini memilki banyak nama diantaranya jabal al-‘Abadi atau jabal Al-Sulaimaniyah atau jabal Al-Sudan atau jabal al-Hindi, dan ketinggiannya kurang lebih 410 m dari permukaan laut. Jabal Qaiqu’an merupakan jabal yang memilki nilai sejarah yang peting diataranya mukjizat Rasulullah SAW disaat membelah bulan di Jabal Abi Qubais menjadi dua belahan dengan tunjukan jari beliau, bulan benar-benar terbelah dua, satu belahan berada di atas Jabal Qubais, dan belahan kedua bergerak kearah Jabal Qaiqu’an. Jabal ini merupakan Jabal akhsyabi atau bukit berbatu yang sangat keras setelah jabal Abu Qubais. Telah diriwatkan bahwa Jibril as pernah datang kepada Rasulllah saw lalu berkata ” Wahai Muhammad, seandainya kamu berkehendak agar aku hempaskan ke dua gunung batu keras ini kepada mereka (kafir Quraisy), maka akan kulakukan”. yang dimaksud dengan dua gunung batu keras disini adalah jabal Abi Qubais dan jabal Qaiqu’an. Wallahu’alam.

Zamzam Sabeel - tempat pengumpul air zamzam masuknya di jadwal. 
Berada di belakang Masjidil Haram. Disini bisa minum sepuasnya, membawa air zamzam sebanyak2nya dan bahkan sebagian jamaah mandi pakai air zamzam ini bahkan ada yang mencuci pakaian ihrom. Alhamdulillah saya sempatkan mandi disini. 

Tapak Rumah Kelahiran Nabi Muhammad SAW - Maulid Nabi.
Kenangan satu-satunya yang tersisa dari bangunan bersejarah yang dihamcurkan di kota Mekkah adalah Maulid Nabi. Sebuah bangunan yang dulunya merupakan rumah tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW. Saat ini bangunan ini dijadikan perpustakaan dan selalu terkunci rapat dan dijaga askar. Terletak berdekatan dengan tempat mengerjakan Sa'i, arah timur Masjidil Haram. Kawasan ini dikenali sebagai Suq al-Layl atau Shib Ali. Kini, dibangun sebuah perpustakaan dengan nama “Maktabah Makkah Al-Mukarramah”. 

Tapak Rumah Siti Khadijah - lantai berbeda di pelataran Masjidil Haram dekat Maulid Nabi. 
Kini, rumah Khadijah telah menjadi bagian dari pelataran Masjid Al-Haram. Persisnya terletak di dekat Bab An-Nabi (Pintu Nabi) Masjid Al-Haram.
Sedangkan rumah yang pernah didiami Nabi setelah beliau berumahtangga dengan Khadijah RA berada di dekat pintu Babussalam Masjidil Haram. Rumah tersebut sekarang sudah tidak ada bekasnya sama sekali.

Tapak Rumah Abu Jahal - depan Maulid Nabi - sekarang dialih fungsikan menjadi WC umum. 
Namun tanah peninggalannya bukan dijadikan tempat ibadah melainkan menjadi toilet umum bagi jamaah haji dan umroh. Letaknya di dekat pintu keluar Bukit Marwa, tempat orang mengakhiri ibadah Sa’i. Begitu keluar dari pintu 22,23,24 atau 25 di Marwa pasti akan menemukannya.

Pemakaman Ma'la
Beberapa tokoh penting dalam sejarah Islam dimakamkan di sini. Mereka antara lain Siti Aminah, ibu Nabi Muhammad SAW; Abdul Muthalib, kakek Rasulullah; Paman Nabi, Abu Thalib kemudian ada istri pertama Nabi Muhammad SAW yaitu Siti Khadijah. Pemakaman Ma'la terbentang di bukit Jabal As-Sayyidah, perkampungan Al-Hujun yang letaknya hanya berjarak sekitar 1,1 kilometer dari Masjidil Haram, Kota Mkkah. Tepatnya, di kawasan Dahlatul Jin tak jauh dari Masjid Jin. Kompleks pemakaman Ma'la ukurannya tak sebesar Al Baqi di Madinah. Area pemakaman itu dibatasi oleh dinding batu putih yang mengelilinginya. Sejarahnya Ma'la dipenuhi dengan marmer yang indah dan batu-batu putih.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar