Minggu, 03 Juli 2022

Kisah Tentang Nabi Muhammad SAW


Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah SWT sebagai penutup para nabi atau disebut Khatamul Anbiya. Ia diutus untuk membawa kabar gembira dan peringatan kepada umatnya melalui kitab suci Al Quran.

Allah SWT berfirman dalam Q.S Al-Furqon ayat 56:

وَمَآ أَرْسَلْنَٰكَ إِلَّا مُبَشِّرًا وَنَذِيرًا

Artinya: "Dan tidaklah Kami mengutus kamu (Muhammad) melainkan hanya sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan."

Nabi Muhammad SAW merupakan putra Abdullah bin Abdul Muthalib dan Aminah bin Wahab. Ia lahir di Kota Mekkah pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun Gajah atau 570 Masehi.

Dikutip dari Sirah Nabawiyah karangan Abul Hasan al-Ali Hasani an-Nadwi, kelahiran Nabi Muhammad SAW merupakan kelahiran yang mulia yang menjadi tanda kebangkitan agung. Inilah yang kemudian menjadi cikal bakal lahirnya umat Islam.

Sejak berada dalam kandungan, kehidupan yang dialami Rasulullah SAW penuh keprihatinan. Saat ia masih dalam kandungan ibunya, ayahnya meninggal dunia. Hingga ia terlahir sebagai anak Yatim.

Setelah lahir sebagaimana tradisi orang Arab jaman dahulu, ia diasuh oleh ibu susunya, Halimah Sadi'ah.

Saat berusia 5 tahun ia kembali ke pangkuan ibunya. Namun tak lama setelah itu, ibunya wafat. Hingga ia harus diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib. Begitu kakeknya wafat, ia diasuh oleh pamannya, Abu Thalib.

Semasa remaja, Rasulullah SAW giat membantu pamannya dalam berdagang ke negeri Syam. Hingga akhirnya ia berjumpa dengan Khadijah, saudagar yang kemudian menjadi istrinya dan menemani Nabi Muhammad SAW dalam menerima wahyu kenabian dari Allah SWT.

Turunnya Al Quran sebagai Mukjizat hingga Akhir Zaman

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, bahwa Nabi Muhammad SAW menerima wahyu dalam dua keadaan. Pertama, terdengar seperti suara lonceng yang berbunyi keras dan dikatakan bahwa ini cara paling berat bagi rasulullah.

Sebagaimana difirmankan dalam Q.S al-Muzammil ayat 5

إِنَّا سَنُلْقِى عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيلًا

Artinya: "Sesungguhnya Kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang berat."

Kedaan kedua, dikatakan bahwa malaikat Jibril datang kepada Nabi Muhammad SAW dalam keadaan seperti manusia biasa, menyerupai seorang laki-laki.

Jibril mendatangi dengan berkata iqra` bismi rabbikallażī khalaq khalaqal-insāna min 'alaq iqra` wa rabbukal-akram allażī 'allama bil-qalam 'allamal-insāna mā lam ya'lam.

Perkataan yang disampaikan malaikat itu merupakan Surat Al-Alaq ayat 1-5 sebagai berikut,

ٱقْرَأْ بِٱسْمِ رَبِّكَ ٱلَّذِى خَلَقَ (1) خَلَقَ ٱلْإِنسَٰنَ مِنْ عَلَقٍ (2) ٱقْرَأْ وَرَبُّكَ ٱلْأَكْرَمُ (3) ٱلَّذِى عَلَّمَ بِٱلْقَلَمِ(4) عَلَّمَ ٱلْإِنسَٰنَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (5)

Artinya: "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya." (Q.S al-Alaq: 1-5).

Setelah turun surat pertama kemudian Allah SWT menurunkan surat-surat yang lainnya. Al Quran ini diturunkan secara berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari.

Al Quran menjadi mukjizat terbesar Rasulullah SAW yang diperuntukkan bagi umat Islam hingga akhir zaman. Sehingga tidak ada lagi nabi setelahnya.

Allah SWT telah menerangkan dalam Q.S al-Ahzab ayat 40 bahwa Nabi Muhammad SAW adalah penutup para nabi.

مَّا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَآ أَحَدٍ مِّن رِّجَالِكُمْ وَلَٰكِن رَّسُولَ ٱللَّهِ وَخَاتَمَ ٱلنَّبِيِّۦنَ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمًا

Artinya: "Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."

Selain Al Quran, Nabi Muhammad SAW mendapatkan banyak mukjizat dari Allah SWT. Di antaranya dapat mendatangkan hujan, mengobati orang sakit, mengeluarkan air di sela-sela jarinya untuk orang lain wudhu, membelah bulan sebagai bukti kenabian Muhammad pada kaum kafir, hingga peristiwa perjalanan besar yang diperingati umat Islam setiap tahunnya, Isra' Mi'raj.

Kisah kehidupan dan kepribadian Nabi Muhammad SAW menjadi suri tauladan yang baik untuk kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana firman-Nya dalam Q.S Al-Ahzab ayat 21:

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar