Minggu, 03 Juli 2022

Kisah Tentang Idul Adha


Idul Adha dilaksanakan setiap tanggal 10 Dzulhijjah. Biasanya, pada hari raya tersebut umat Islam melaksanakan ibadah kurban atau penyembelihan hewan ternak, seperti sapi, kambing dan domba. Penyembelihan hewan kurban dilakukan usai salat hari raya.

Idul Adha juga bisa disebut sebagai hari raya haji atau Idul Qurban. Penamaan tersebut dikarenakan pada hari itu Allah SWT memberi kesempatan pada kita untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Umat muslim yang belum bisa melaksanakan ibadah haji, diberi kesempatan untuk berkurban dengan cara menyembelih hewan kurban sebagai simbol ketakwaan kepada Allah SWT.

Mengutip dari laman Kemenag Jabar, sejarah perayaan Idul Adha berdasarkan kisah teladan Nabi Ibrahim AS. Ketika itu, beliau diperintahkan untuk menempatkan istrinya Hajar bersama Nabi Ismail putranya yang saat itu masih menyusu. Mereka ditempatkan di satu lembah yang tandus, gersang dan tidak berpenghuni.

Nabi Ibrahim sendiri tidak mengetahui apa maksud sebenarnya dari perintah Allah. Tapi, baik Nabi Ibrahim dan istrinya, menerima perintah itu dengan ikhlas dan penuh tawakkal. Peristiwa tersebut bahkan diabadikan dalam surat Ibrahim ayat 37, berikut bunyi ayatnya.

رَّبَّنَا إِنِّي أَسْكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِندَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُواْ الصَّلاَةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِّنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُم مِّنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ

Artinya: "Ya Tuhan kami sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di suatu lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumahmu (Baitullah) yang dimuliakan. Ya Tuhan kami (sedemikian itu) agar mereka mendirikan sholat. Maka jadikanlah gati sebagia manusia cenderung kepada mereka dan berizkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur,"


Sebagaimana diceritakan oleh Ibnu Abbas, ketika Siti Hajar kehabisan air minum hingga tidak bisa menyusui Nabi Ismail, beliau mencari air sambil berlari-lari kecil (sa'i) antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak 7 kali. Tiba-tiba Allah mengutus malaikat Jibril untuk membuat mata air Zam Zam, setelahnya Nabi Ismail dan Siti Hajar memperoleh sumber kehidupan.

Idul Adha juga dinamakan sebagai "Idul Nahr" yang artinya hari raya penyembelihan. Hal ini menjadi ujian paling berat yang menimpa Nabi Ibrahim, namun karena ia sabar dan tabah dalam menghadapi ujian tersebut maka Allah SWT memberinya sebuah kehormatan sebagai kekasih Allah atau biasa disebut dengan "Khalilullah,"

Setelah Nabi Ibrahim menyandang gelar tersebut, Allah SWT mengizinkan para malaikat menguji keimanan serta ketakwaan Nabi Ibrahim. Mulai dari kekayaan hingga keluarga, tidak membuat Nabi Ibrahim lalai dari perintah Allah.

Ibnu Katsir dalam tafsir Al-Qur'anul Adzim mengatakan, pernyataan Nabi Ibrahim yang akan mengorbankan anaknya jika dikehendaki oleh Allah itulah yang kemudian dijadikan sebagai bahan ujian, Allah menguji keimanan Nabi Ibrahim melalui mimpinya. Dalam mimpi tersebut, ia diperintahkan mengorbankan putranya, Nabi Ismail yang pada saat itu masih berusia 7 tahun.

Nabi Ibrahim diperintahkan untuk mengorbankan Nabi Ismail dengan tangannya sendiri. Peristiwa tersebut tertuang dalam surat As Saffat ayat 102.

قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِن شَاء اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

Artinya: "Ibrahim berkata : Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu "maka pikirkanlah apa pendapatmu? Ismail menjawab: Wahai bapakku kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. InsyaAllah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar,"

Saat keduanya telah siap menjalankan perintah Allah, datanglah setan sambil berkata, "Ibrahim, kamu orang tua macam apa kata orang nanti, anak saja disembelih?" dengan berbagai macam rayuan dan bujukkan, setan merayu Nabi Ibrahim. Lalu, kekasih Allah itu segera mengambil batu dan melemparinya sambil mengucap, "Bismillahi Allahuakbar,"

Maka dari itu, sekarang jemaah haji melempar batu sambil mengatakan, "Bismillahi Allahuakbar," sesuai dengan apa yang diucapkan Nabi Ibrahim kala itu.

Lalu, ketika Nabi Ibrahim belum juga mengayunkan pisau ke leher Nabi Ismail, ia segera melepaskan pengikat tali dan tangannya. Maksudnya agar tidak muncul kesan dalam sejarah kalau Nabi Ismail dipaksa dan dituntut oleh ayahnya.

Setelah Nabi Ibrahim memantapkan niatnya dan pisau nyaris digerakkan, tiba-tiba Allah berseru dengan firmannya, menyuruh menghentikan perbuatannya. Allah telah meridhoi tawakkal mereka dan menggantikan seekor kambing sebagai kurban.


Cerita tersebut tertuang dalam surat As Saffat ayat 107-110 yang berbunyi:

107. وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ

Artinya: "Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar,"

108. وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الْآخِرِينَ

Artinya: "Kami abadikan untuk Ibrahim (pujian yang baik) dikalangan orang-orang yang datang kemudian,"

109. سَلَامٌ عَلَى إِبْرَاهِيمَ

Artinya: "Yaitu kesejahteraan semoga dilimpahkan kepada Nabi Ibrahim,"

110. كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ

Artinya: "Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik,"

Pengorbanan Nabi Ibrahim AS yang paling besar dalam sejarah umat manusia membuatnya menjadi seorang Nabi dan Rasul yang besar pula. Dari sejarah tersebut, dapat dilihat bahwa ketakwaan seorang hamba pada Tuhan-Nya sangat mulia.

Itulah sejarah Idul Adha yang jatuh pada 10 Dzulhijjah dari kisah teladan Nabi Ibrahim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar