Kamis, 08 April 2021

Situs Bersejarah Di Makkah Madinah


Wahabisme datang dengan membawa ideologi pemurnian sejak abad 18. Kerajaan Arab Saudi merupakan pemerintahan di dunia modern yang secara resmi mengadopsi paham Wahabisme sebagai ideologi negara. Sekalipun terdapat tarik-ulur dalam hubungan kerajaan dan ideologi Wahabisme, tetapi keduanya seakan telah menyatu dalam satu tarikan nafas.

Beberapa kebijakan kerajaan yang merupakan bentuk dukungan terhadap ideologi Wahabisme dapat mudah ditemui dalam sejarah perjalanan negeri tersebut. Salah satu yang menonjol adalah penghancuran situs Islam bersejarah selama kurang lebih 100 tahun belakangan.

Islam lahir di Mekah dan berkembang di kota Madinah pada abad ke-7 Masehi. Nabi Muhammad dan para sahabatnya berjuang menyebarkan Islam dari dua kota bersejarah ini. Selama ratusan tahun, situs-situs bersejarah peninggalan Nabi Muhammad dan para sahabatnya terjaga dengan baik. Setidaknya, para penguasa yang silih berganti menguasai kawasan ini tidak berfikir untuk menghancurkannya.

Situasi berubah ketika kerajaan Arab Saudi dengan ideologi Wahabinya menguasai kawasan Mekah dan Madinah. Sejak era Arab Saudi pertama pada abad ke-18 hingga hari ini, ratusan situs Islam bersejarah dihancurkan dengan berbagai dalih.

Wahabisme menghendaki masyarakat Muslim yang murni. Untuk menjaga kemurnian keyakinan, mereka berfikir bahwa sarana yang dapat mengganggu kemurnian tersebut harus disingkirkan. Salah satu yang dianggap berpotensi mengganggu kemurnian keyakinan Muslim adalah benda-benda kuno seperti makam, masjid, sekolahan dan berbagai peninggalan era Nabi Muhammad dibuldoser. Benda-benda tersebut dianggap memiliki potensi merusak iman umat Islam, karenanya, harus dihancurkan.

Berikut ini adalah daftar situs Islam bersejarah yang dihancurkan di Arab Saudi dalam 100 tahun belakangan.

Pemakaman Ma’lah, Mekah

Di pemakaman ini terdapat sejumlah makam bersejarah seperti makam Abdul Manaf (buyut Nabi), Abdul Muthallib (kakek Nabi), Abu Thalib (paman Nabi), dan Khadijah binti Khuwailid (istri Nabi).

Penghancuran sejumlam makam bersejarah di Mekah ini terjadi pada tahun 1926, empat tahun sebelum penyatuan Hijaz dan Hijaz menjadi Kerajaan Arab Saudi.

Pemakaman Baqi, Madinah

Di pemakaman Baqi, disemayamkan sejumlah sahabat Nabi, seperti Ibrahim (putera Nabi), Fatimah (puteri Nabi), Imam Hasan al-Mujtaba (Imam Syiah Itsna Asyariyah), Imam Ali Ibnul Hussain (Imam keempat Syiah Itsna Asyariyah), Imam Mohammed Baqir (Imam Syiah Itsna Asyariyah), Imam Ja’afar Sadiq (Imam Syiah Itsna Asyariyah), Abbas ibn Abd al-Muttalib (paman dan sahabat Nabi), Shafiyyah binti Abd al-Muttalib (bibi dan sahabat Nabi), Atika binti Abd al-Muttalib (bibi Nabi), Umm al-Banin (istri kedua Ali bin Abi Thalib), Ismail bin Saddiq (Imam Syiah Ismailiyah), Abdullah ibn Jafar al-Tayyaar (Cucu Nabi), Halimah al-Sa’diyyah (pengasuh Nabi saat kecil), dan 7.000 orang lainnya yang memiliki hubungan dengan Nabi.

Penghancuran makam di Madinah di atas terjadi pada tahun 1926, setelah penghancuran makam bersejarah di Mekah.

Masjid Basya, Jeddah

Pada tahun 1978, pemerintah membongkar Masjid Basya. Masjid ini dibangun pada tahun 1735, era Pemerintahan Turki Usmani, di bawah pengawasan Gubernur Jeddah saat itu, Baker Basya.

Makam Abdullah, Ayah Nabi Muhammad, Madinah

Pada tahun 1989, pemerintah membongkar makam Abdullah, ayah Nabi Muhammad yang terletak di Madinah. Menurut keterangan lembaga yang menangani proyek ini, makam tersebut akhirnya dipindahkan ke pemakaman Baqi.

Rumah Kelahiran Nabi Muhammad SAW, Mekah

Pada tahun 1989, pemerintah membongkar rumah tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW. Pembongkaran ini bertujuan memperluas bangunan Masjidil Haram, Mekah.

Rumah Khadijah binti Khuwailid

Rumah Khadijah binti Khuwailid, istri Nabi Muhammad SAW, dibongkar pada tahun 1989. Pemerintah menggunakan lahan rumah tersebut untuk gedung perpustakaan dan toilet di ujung Masjidil Haram, Mekah.

Makam Aminah binti Wahb, Ibu Nabi Muhammad SAW

Pada tahun 1998, pemerintah membongkar makam Aminah binti Wahb. Ia adalah ibu kandung Nabi Muhammad SAW.

Gunung Uhud, Madinah

Pada tahun 2012, pemerintah menumpahkan semen ke celah-celah Gunung Uhud, di sebelah utara kota Madinah. Gunung ini menjadi saksi bisu pertempuran umat Islam melawan penyerang kafir dari Mekah. Nabi Muhammad SAW sempat terluka dalam perang ini, dan umat Islam mengalami kekalahan. Nabi SAW berhasil selamat dan dirawat di salah satu sudut gunung ini.

Pemerintah kemudian memasang pagar melingkar di gunung yang berada di sebelah utara kota Madinah ini, dan memasang papan pengumuman yang menyatakan gunung tersebut sama saja dengan gunung yang lain.

Masjid Abu Bakar Shiddiq, Madinah

Masjid ini berada di kota Madinah. Lokasi tempat masjid tersebut berdiri, diduga menjadi tempat Nabi Muhammad dan Abu Bakar pernah melaksanakan shalat. Ada yang mengatakan, bahwa di situlah rumah Abu Bakar Shiddiq, selama di Madinah.

Untuk mengenang peristiwa tersebut, Khalifah Umar bin Abdul Aziz (w. 101 H.) dari Dinasti Umayyah, membangun Masjid di lokasi tersebut. Masjid tersebut direnovasi pada masa Sultan Mahmud Khan Al-Utsmani (w. 1839 M.), dari kesultanan Turki Usmani. Tidak heran jika gaya arsitektur masjid terpengaruh gaya bangunan Turki.

Raja Fahd merenovasi Masjid tersebut pada tahun 1411 H. tanpa mengubah bentuk warisan Turki tersebut. Tetapi, pada tahun 2014, pemerintah membongkar masjid tersebut. Menjadikannya tempat mesin ATM, dan setahun sebelumnya dibangun telah Hotel Hilton.

Masjid Ghamamah, Madinah

Bersamaan dengan pembongkaran Masjid Abu Bakar, adalah pembongkaran Masjid Al-Ghamama. Konon, di lokasi masjid inilah Nabi Muhammad SAW pernah melaksanakan shalat Id. Masjid dibangun pertama kali pada era Umar bin Abdul Aziz (w. 101 H.).

Masjid ini pernah mengalami beberapa kali renovasi, pada tahun 761, 861, dan 1275 Hijriah. Renovasi terjadi pula pada era pemerintahan Sultan Abdul Hamid II dan pada era Kerajaan Arab Saudi.

Menurut laporan Americans for Democration and Human Right in Bahrain (ADHR), ratusan situs lainnya yang berkenaan dengan sejarah Islam telah dihancurkan. Secara khusus, penghacuran situs bersejarah juga menyasar situs bersejarah yang berkaitan dengan kelompok minoritas Syiah. Lembaga ini merekomendasikan agar proyek penghancuran ini dihentikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar