Kamis, 08 April 2021

Ashabul Kahfi

Lokasi gua tempat Ashabul Kahfi tertidur masih diperdebatkan para pakar. Ada setidaknya lima lokasi yang diduga kuat sebagai lokasi gua tempat Ashabul Kahfi tertidur

Ashabul Kahfi memang kisah terkenal. Bercerita tentang tujuh manusia dan satu ekor anjing yang tinggal di gua selama ratusan tahun karena menghindari penguasa yang dzalim, menjadi kisah inspiratif mengenai keteguhan iman dan keberanian. Namun yang paling menarik untuk ditelusuri adalah, apakah Ashabul Kahfi benar-benar terjadi?

Disebutkan nama ketujuh anggota Ashabul Kahfi sekaligus anjingnya. Nama-nama tersebut adalah bukti bahwa Ashabul Kahfi bukanlah kisah fiksi semata. Ia betul-betul terjadi dalam sejarah ummat manusia. Pertanyaan berikutnya yang menarik untuk diajukan adalah, dalam babak sejarah semacam apa dan di mana kasus Ashabul Kahfi muncul?

Dari cerita yang sering kita dengar, satu variabel yang bisa dijadikan sandaran adalah gambaran mengenai rezim penguasa yang giat menindas penganut agama samawi. Berdasarkan variabel ini, para ulama kemudian mencari kemungkinan-kemungkinan sejarah di mana ia terjadi. M. Quraish Shihab misalnya, dalam Tafsir Al-Misbah mengutip pendapat dari pengarang tafsir Al-Muntakhab yang terdiri dari sekelompok ulama dan pakar Mesir berusaha mengungkap tempat dan waktunya melalui isyarat-isyarat Al-Qur’an. Singkatnya, ditemukanlah dua kemungkinan peristiwa sejarah.

Berdasarkan peristiwa tersebut, maka ditemukan setidaknya lima lokasi gua tempat Ashabul Kahfi tertidur. Di mana saja?

Pertama adalah Gua di Episus atau Epsus, satu kota tua di Turki, sekitar 73 km dari kota Izmir dan berada di suatu gunung di desa Ayasuluk. Gua ini populer di kalangan umat Nasrani dan sebagian umat Islam. Tetapi tidak ada bekas masjid atau rumah peribadatan sekitarnya, padahal al-Qur’an menjelaskan bahwa sebuah masjid dibangun di lokasi itu. Arahnya pun tidak sesuai dengan apa yang dilukiskan oleh al-Qur’an. Al-Qur’an melukiskan bahwa matahari bersinar pada saat terbitnya di arah kanan gua dan ketika terbenam di arah kirinya, dan ini berarti pintu gua harus berada di arah selatan, padahal pintu gua tersebut tidak demikian.

Kedua adalah Gua di Qasium dekat kota ash-Shalihiyyah di Damaskus.

Ketiga adalah Gua al-Batra’ di Palestina.

Keempat adalah Gua yang katanya ditemukan di salah satu wilayah di Skandinavia. Konon di sana ditemukan tujuh mayat manusia yang tidak rusak bercirikan orang-orang Romawi dan diduga merekalah Ashabul Kahfi.

Kelima adalah Gua Rajib, yang berlokasi sekitar delapan kilometer dari kota Amman, ibukota Kerajaan Jordania, di satu desa bernama Rajib. Goa itu berada di suatu bukit, di mana ditemukan satu batu besar yang berlubang pada puncak selatan bukit itu. Pinggirnya di bagian timur dan barat terbuka sehingga cahaya matahari dapat masuk ke dalam goa. Pintu goa berhadapan dengan arah selatan.

Di dalam goa terdapat batu sebagai peti mayat yang digunakan orang Nasrani dengan ciri masa Byzantium, jumlahnya delapan atau tujuh buah. Juga terdapat gambar berwarna merah dari seekor anjing serta beberapa gambar lainnya. Di atas goa itu terdapat bekas-bekas rumah peribadatan ala Byzantium dan mata uang serta peninggalan-peninggalan yang menunjukkan bahwa tempat itu dibangun pada masa Justiunus (418 – 427 M.) dan beberapa peninggalan lain.

Tempat peribadatan itu diubah dan dialihkan menjadi masjid dengan menara dan mihrab ketika kaum muslimin menguasai daerah itu. Di lokasi depan pintu goa ada juga bekas-bekas bangunan masjid yang lain yang kelihatannya dibangun oleh kaum muslimin pada awal masa Islam, dan yang terus menerus dipelihara dan direnovasi dari saat ke saat. Masjid ini dibangun di atas puing-puing gereja Romawi, sebagaimana halnya masjid yang berada di atas goa.

Goa ini ditemukan pada tahun 1963. Peneliti dan pakar purbakala, Rafiq Wafa ad-Dajani, menulis hasil penelitiannya dalam sebuah buku yang ia namai “Iktisyaf Kahf Ashhab al-Kahf/ Penemuan Gua Ashhab al-Kahfi” yang terbit pada tahun 1964, di mana ia menguraikan jerih payah yang dideritanya dalam rangka penelitian itu, serta ciri-ciri goa tersebut dan peninggalan-peninggalan yang ditemukan di sana. Semua itu mengantar kepada keyakinan bahwa goa itulah Goa Ashhab al-Kahfi yang disebut dalam al-Qur’an. Goa itulah yang sesuai dengan ciri-ciri yang disebut dalam al-Qur’an, bukan yang terdapat di Epsus, atau Skandinavia atau tempat-tempat lain.

Itulah kemungkinan lima lokasi gua tempat Ashabul Kahfi tertidur dan ada di masa lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar