Selasa, 05 Maret 2019

Tentang Masjidil Haram


adalah sebuah masjid yang berlokasi di pusat kota Makkah. Secara keseluruhan, ada 135 pintu di Masjidil Haram. Dengan 4 pintu utama dan 45 pintu biasa yang biasanya buka selama 24 jam sehari. Saking banyaknya jumlah pintu di Masjidil Haram, terkadang membuat para jemaah haji dan umroh kebingungan. Hingga ada sebagian yang tersesat. Untuk itu, penting bagi kita untuk mengetahui nama dan lokasi pintu-pintu tersebut. 

Sejarah pintu pertama di Masjidil Haram adalah pintu yang dibuat oleh Khalifah Umar bin Khattab tahun 17 H. Pada zaman Khalifah Al-Mahdi dibangun 19 pintu. Adapun pada zaman Dinasti Otoman dibangun 26 pintu. Saat ini jumlah pintunya sekitar 135 buah pintu, lengkap dengan daun pintunya. Masing-masing pintu tersebut memiliki sebuah nama. Diantara pintu-pintu tersebut ada yang bernama Shafa, Darul Arqam, Ali Abbas, Nabi, Bani Syaibah, dan lain-lain, yang berada di sekeliling Masjidil Haram. Selain itu, Masjidil Haram juga menyediakan 50 pintu yang dikhususkan bagi para penyandang cacat dan mereka yang tidak bisa berjalan. Berikut, penomoran pintu di Masjidil Haram : Nomor 1 Pintu Abdul Aziz di bagian Barat Nomor 5  Pintu Ajyad Nomro 6 Pintu Jalal Nomor 9 Pintu Hunain Nomor 10 Pintu Ismail Nomor 11 Pintu as-Shafa di tempat Sa’i Nomor 17 Pintu Bani Hasyim Nomor 19 Pintu Ali di bagian Timur Nomor 20 Pintu Al-Abbas Nomor 22 An-Nabi Nomor 24 Pintu as-Salam di bagian Timur Nomor 26 Pintu Bani Syaibah Nomro 27 Pintu Al-Hajun Nomor 29 Pintu Ma’lah Nomor 30 Pintu Al-Muda’i Nomor 31 Pintu Al-Marwah di bagian Timur Nomor 37 Pintu Al-Muhshab Nomor 38 Pintu Arafah Nomor 39 Pintu Mina Nomor 43 Pintu Al-Qararah Nomor 45 Pintu Al-Fath di bagian Selatan Nomor 49 Pintu Umar Nomor 51 An-Nadwah Nomor 52 Pintu as-Yamiyah Nomor 55 Pintu Al-Quds di bagian Selatan Nomor 56 Pintu Al-Madinah di bagian Selatan Nomor 58 Pintu Al-Hudaibiyah di bagian Selatan Nomor 62 Pintu Al-Umrah di bagian Selatan Nomor 79 Pintu Al-Malik Afahd  (Raja Fahd)di bagian Barat

Adapun empat pintu utama itu di antaranya King Fahd Gate, King Abdul Aziz Gate, Fateh Gate dan King Abdullah. Sementara itu terdapat pintu yang relatif lebih kecil dari pintu utama.

Tentukan di mana ketemuan kalau sudah selesai. Yang paling gampang biasanya di bawah tanda lampu hijau, tanda dimulai dan diakhirinya tawaf.

Pintu Favorit Jemaah Di antara pintu-pintu tersebut terdapat sebuah pintu yang sangat popular dan paling utama, yang sering menjadi tempat bergerombol para jemaah, bernama Babus Salam. Pintu Babus Salam menjadi pintu favorit jemaah sebab, dengan melalui pintu tersebut akan dapat langsung melihat Ka’bah, Hajar Aswad, Maqam Ibrahim dan Hijir Ismail. Beberapa pintu lain seperti Pintu Darul Arqam, Pintu Muda’a, Pintu Quraisy, Pintu Murad, Pintu Umar bin Abdul Aziz, Pintu Afqadi-siyah, Pintu  Hudaibiyah, Babussalam Jahid, Pintu As-Syamsyiah, Pintu Aziz Thuwa, Madinah Munawarah, Pintu Abubakar Siddiq, Pintu Hijrah, Pintu Umi Hani, Pintu Ibrahim, Pintu Wada, Pintu Ajyad, Pintu Bilal, Pintu Hunsisni, dan Pintu Ismail. Kenali Tanda di Setiap Pintu Selain mengenali nama-namanya, sobat juga perlu mengetahui tanda yang ada di setiap pintu tersebut. Tanda tersebut berupa lampu penunjuk berwarna merah dan hijau. Jika lampu hijau menyala, berarti di dalam masjid masih terdapat tempat yang kosong, namun jika lampu hijau menyala, beraryi tidak ada tempat lagi di dalam masjid.

Anda yang ingin memperoleh air zamzam dalam jumlah banyak, silakan menuju lantai tertinggi (2017) Masjid Al-Haram dengan menaiki eskalator pada Pintu 91 (K.Fahd Escalator).

Thawaf dilakukan 7 kali, dimulai dari Hajar Aswad (ada tanda lampu hijau yang terlihat di sebelah kanan jalur thawaf dan di atas langit-langit jalur thawaf bertingkat). Lampu hijau ini memudahkan umat untuk beribadah.

Di masjid ini juga ada tempat sa'i, yaitu berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwah, dan kedua bukit ini masuk areal masjid ini. Ada juga lampu hijau di area sa'i ini, sebagai tanda untuk berlari-lari kecil bagi laki-laki yang termasuk bagain ibadah sa'i. Adanya lampu ini juga mempermudah umat Islam.

Masjid ini juga bertingkat, baik tempat sholat maupun tempat tawaf. Saya pernah saat sholat shubuh di bagian lantai paling atas (menurut saya) dari masjid ini, dan di sana masih sangat sepi manusia, karena banyak yang sholat di lantai bawahnya.

Di sekitar masjid, Alhamdulillah banyak hotel, pasar swalayan, ATM, kantor-kantor dari berbagai layanan jasa dan barang, serta restoran. Mereka pasang 2 jenis harga (untuk restoran), satu harga normal dan satu lagi harga orang miskin. Harga normal, sekitar belasan riyal untuk rata-rata. Satu lagi, harga khusus orang miskin, sekitar 4 riyal atau 5 riyal sudah dapat makan. Namun saya tidak merekomendasikan anda untuk membeli makanan dengan harga orang miskin jika anda saja masih punya uang. Malu kepada Allah, harga itu hanya untuk orang melarat yang hidup di Mekkah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar