Rabu, 26 Juli 2017

Fresh Air on Sunday at Bumi Putri Dena...

Rumah bukan sekedar susunan batu bata atau kayu dengan atap. Rumah bukan sekedar tempat bernaung dari air hujan dan panas matahari. Rumah adalah satu simbol yang mewakili banyak makna.
Rumah adalah tempat kita berkumpul bersama keluarga, bersama orang-orang yang kita cintai dan yang mencintai kita. Rumah seringkali merupakan tempat kita atau anak-anak kita lahir, tumbuh besar dan dewasa. Rumah tak ubahnya album foto atau catatan harian yang menyimpan banyak kenangan atas berbagai peristiwa yang terjadi di dalamnya. Apalagi jika rumah tersebut adalah rumah yang diwarisi secara turun temurun dari nenek moyang.
Rumah yang baik bagi seseorang terkadang bukan berarti rumah yang besar dengan fasilitas yang lengkap, terletak di pinggir jalan atau di kaki bukit, dengan segala atribut fisik lainnya. Tapi rumah biasa pun dapat jadi idaman karena dapat memberikan rasa aman, nyaman, menjadi diri sendiri dan memberikan ruang untuk kebutuhan pribadi
seperti merenung, atau kebebasan tertentu seperti melakukan hobi bertanam, memelihara ternak ayam,  kambing, burung dara dan juga kolam ikan yang selalu
disemaraki oleh  suara katak jika hujan turun menyirami bumi, mereka bernyanyi seperti membentuk konser alam menyambut anugerah dariNya.

Jumat, 14 Juli 2017

Waktu Tidak Pernah Berhenti

Waktu terus berjalan, ia tidak pernah kembali ke masa lampau walau satu detik pun. Semakin hari semakin bertambah waktu, tapi dengan itu semakin hari, semakin umur saya pun berkurang.
Rasanya tidak terasa dan cepat sekali, rasanya kemarin saya baru saja lulus sarjana, rasanya baru seminggu yang lalu saya menikah dan sekarang rambut saya sudah mulai tumbuh uban disela-sela rambut hitam, tubuh saya semakin cepat capek kalau pulang dari perjalanan jauh...butuh istirahat sehari dua hari untuk pemulihan...
kekuatan saya semakin berkurang...yang tadinya menyapu rumah tiga kali sehari plus dengan ngepel sekarang cukup dua kali sehari...
Pandangan mata saya juga semakin buram, dulu yang membaca lancar sekarang harus dibantu dengan kaca mata..itupun minus, plus dan silindris dalam satu kaca... Apakah ini tanda-tanda saya mulai tua?
Ya saya memang sudah mulai menua dan mungkin umur saya sudah tidak banyak lagi. Dan inilah saatnya saya mulai mengikhlaskan segala yang ada di hadapan saya.
Usia memang cuma angka, tapi nggak bisa dipungkiri kalau angka tersebut bisa sangat berpengaruh pada mentalitas seseorang.
Ketika saya mengatakan tentang nostalgia lagu2 di zaman dahulu, ketika saya bilang jalanan di Jakarta sudah sangat berubah, sebenarnya nggak ada bedanya dengan memberi status tua pada diri saya sendiri....
Bagimanapun, menjadi tua adalah sebuah kepastian. Nggak mungkin seorang manusia muda terus. Walaupun ada yang sering mengatakan saya awet muda...ehem !!,  tapi data soal umur sih tetap saja nggak bisa dibohongi....tadinya sih mau ganti data tahun kelahiran di KTP  tapi sekarang prosesnya lama...

Parenting with love and logic

Anak saya, senang sekali di ajak ke toko buku daripada ke toko sepatu.
Begitu tiba di toko buku, ia langsung mencari serial-serial buku kesukaannya. Sejak sebelum berangkat, di rumah atau di dalam mobil,  saya sudah memberi sedikit referensi buku apa saja yang saat itu sedang best seller. Tapi ketika sudah mempunyai pemikiran sendiri, ia jadi lebih merdeka dalam membeli buku.
Kesukaan membaca buku cerita memang sudah saya perkenalkan sejak dini. Awalnya saya bacakan buku cerita. Sekitaran tahun 2004 buku cerita pertama yang saya bacakan adalah tentang Dinosaurus... buku sebesar halaman tabloid yang dibelikan oleh Oom Doni, adik saya. Anak saya senang sekali, mungkin karena ia mudah mengkhayalkan dirinya yang masih kecil dengan dinosaurus yang sangat sangat besar, binatang menakutkan dan sangat buas. Terlebih buku itu bergambar dan berwarna, eksklusif saat itu, dan juga harganya termasuk mahal. Setelah bosan dengan dibacakan buku cerita, ia pun mulai membaca sendiri. Setiap kali membaca, setiap kali pula ia tertawa-tawa dan berbicara sendiri. Tanda bahwa ia paham dengan jalan ceritanya. Meski dibaca ulang, ia tetap membaca dan memandang gambar pada kejadian dinosaurus zaman purba yang sebelumnya belum dipahami benar. Hingga akhirnya anak saya benar-benar hapal jenis Dinosaurus dan kehebatannya masing-masing.
Setelah bisa membaca sendiri buku cerita, pergi ke toko buku jadi berbeda. Sebelumnya, ia ikut saya ke toko buku dan menerima apapun buku yang saya belikan. Setelah bisa membaca, ia pergi ke toko buku untuk mencari buku kesukaannya. Setelah ketemu, biasanya anak saya ajak untuk menyelusuri bagian lain dari toko buku untuk melihat buku yang berbeda. Bila ada yang menarik, saya akan menceritakan isi buku itu dan saya akhiri nanti kalau sudah besar, kamu bisa baca sendiri. Tapi terkadang setelah mengitari lorong rak buku tidak ada buku yang menarik hatinya....saya seolah selalu memaksa agar dia membeli buku apapun itu...entah buku cerita atau pun buku hobby...atau pun buku menarik lainnya. Tapi apapun itu saya sebagai orangtua merasa bahagia...rasanya bisa menularkan hobby membaca kepada anak saya menyenangkan sekali.
Setiap bulannya saya memang menyisihkan pendapatan untuk membeli buku dan novel, majalah, berlangganan koran dan tabloid, bukan karena hobi, juga bukan karena laper mata saja. Bagi saya membaca adalah kebutuhan, membeli buku, novel , koran dan tabloid juga termasuk salah satu kebutuhan saya setiap bulannya...
Iya saya tahu. Kita tidak harus selalu membeli buku dan novel untuk memuaskan kebutuhan membaca, ada beberapa aplikasi pinjam buku online lainnya yang bisa diakses gratis melalui smartphone. Ada juga buku dan novel lama yang bisa di download secara gratisan melalui googling sana-sini. Pun  bisa meminjam ke teman atau perpustakaan terdekat dari tempat saya tinggal. Tapi bagi saya, membeli buku dan novel setiap bulannya lebih dari sekedar memenuhi kebutuhan, ada apresiasi disana.

Pohon Mangga di Maktal

Alkisah sekitaran 1969..kakek menanam 1 pohon mangga cengkir dan 1 pohon mangga arumanis dihalaman dalam depan rumah yang saat itu juga sebagai tempat Kursus Mengetik Tjakap I, saat itu aku masih dalam kandungan, dongeng Mamah selain sebagai pohon peneduh juga sebagai tanda aku akan lahir sebagai cucu pertama dari mamih dan papih.
Sekarang 2017...pohon mangga berada di luar pagar, terkena pelebaran trotoar jalan entah tahun kapan, 1 pohon mangga ditebang secara perlahan oleh tetangga baru untuk memasang kanopi rumahnya, 1 pohon mangga tepat depan rumah, mendadak meranggas kering....dedaunan hijau yang meneduhi ruang kerja tidak ada lagi, gantinya mesin penyejuk ruangan dalam posisi "on" ..alhasil dana bulanan pun merangkak naik.
Cepat sembuh pohon manggaku...apakah 250 gram air micin yang kusiramkan setiap pagi belum cukup untukmu...? Jangan sampai pemilik toko kelontong sebelah ketakutan, menggira aku kebanyakan makan micin, ...karena setiap pagi selalu memandangi dan merapalkan mantra2 ajaib untun kesembuhanmu...
Walaupun aku tumbuh besar di Jakarta dan perjalanan hidup membawa aku berdiam di Garut, sapaan tentang "Maktal na palih mana...?  Payuneun tangkal buah.." tidak akan pernah aku lupa...
Akankan kiasan itu dipahami pula anakku nanti.....?

Money doesn't grow on trees

Aku mengenal uang sejak masuk sekolah dasar. Aku selalu diberikan uang saku sekitar 3000 rupiah itu sekitar tahun 2008. Tiap kali ke sekolah, aku masih membawa bekal makan dan minum. Uang saku itu boleh untuk jajan, tetapi aku selalu memasukan uang jajan untuk dimasukan ke celengan ayam ketika pulang sekolah. Celengan ayam aku dapat dari Opa dan Oma waktu mereka jalan2 ke Padalarang. Ommy bilang, nanti kalau liburan sekolah kamu bisa membeli apa saja yang kamu dari celengan itu.
Liburan sekolah tiba, aku tidak mau memecahkan celengan ayamku...kasihan..
Tahun berganti, dan aku mempunyai celengan yang lebih besar lagi. Celengan singa kecil hanya kakinya patah keberatan  uang logam tapi sudah aku balut dengan lakban. Kemudian ada lagi celengan dari kaleng yang berbentuk kepala micky mouse, praktis tidak perlu lagi untuk memecahkan celengan. Cukup membuka hidung micky dengan kunci yang disimpan oleh Ommy, tapi Ommy bilang lupa dimana kunci itu disimpan...
Sekarang celenganku dari galon air mineral kosong, yang menurut Ommy bocor tidak tahu dibagian mana, daripada dibuang Ommy jadikan celengan untukku.
Di celengan galon aku mulai menabung sisa uang jajanku sejak masuk SMP...sekitaran 2014 hingga sekarang...seharusnya celenganku lebih cepat penuh...karena uang jajanku lebih banyak dari waktu kemarin...berkali-kali lipat jumlahnya...tapi sekarang 2017 uang jajan lebih banyak aku pakai untuk beli jaket, bensin dan makan ramen bersama teman-teman sekolah...akhirnya celengan galon pun belum juga penuh terisi..
Padahal bila aku angkat rasanya berat sekali...aku berdoa semoga nilainya amat amat amat banyak...
Hanya mengapa mata Ommy sekarang selalu mendelik saat aku katakan...Bukankah aku boleh membeli apa saja yang aku mau dari celenganku...?