Kamis, 27 Agustus 2020

Kisah Tentang Pohon Hayat


Kalau ini Pohon Hayat (Pohon kehidupan )
Disana ( lauhul mahfudz ) terdapat pohon besar yang daunnya sangat banyak, hanya Allah yang tahu jumlahnya, setiap ada makhluq hidup ( manusia-jin-hewan ) meninggal, maka daun secara teratur rontok dan jatuh tergantung nama dan jumlah makhluq yang meningggal.

Setiap ada anak manusia-jin atau hewan lahir, maka tumbuhlah dedaunan sesuai nama dan banyak nya makluq hidup yang tumbuh, dan malaikat izroil selalu mengawasi pohon tersebut.

Pohon apakah itu ? itu adalah "pohon hayat". dimana malaikat izroil dengan mudah mendata dan mengawasi setiap makhluq yang lahir dan meninggal.

Menjelang empat puluh hari kematian makhluq, maka dedaunan yang ada namanya akan mulai layu dan mengiring, lalu akan jatuh tepat di akhir 40 harinya.

Pernahkah kalian merasakan kuping berdenging ? itu sebagai tanda daun yang ada nama kita tergesek oleh daun makhluq lain yang telah meninggal dan terjatuh,





Suatu Kali Ibrahim bertanya pada Malaikat Maut :
Ya Malaikat Maut...apa yang kau lakukan seandainya ada orang yang mati di Timur dan lainnya di Barat atau jika sebuah negeri diserang penyakit atau kelompok tentara di medan pertempuran...


Malaikat itu menjawab:

"Ya pesuruh Allah, nama orang-orang ini tercatat  di dalam Lauh Mahfuz, tempat seluruh nasib manusia ditulis. Aku menatapnya tak putus-putus. Ia memberitahuku saat dimana masa hidup setiap makhluk hidup di Bumi sampai ke penghabisan, manusia atau binatang."

"Ada juga pohon disebelahku, namanya Pohon Hayat. Ia diliputi dedaunan kecil yang banyak sekali, lebih kecil dari daun zaitun dan lebih banyak lagi. Kapan saja seseorang manusia lahir di Bumi, pohon itu menumbuhkan sehelai daun baru. Di atas daun itu ditulis nama orang tersebut. Dengan memakai pohon itu, aku tau siapa yang lahir dan mati."

"Ketika seseorang menjelang mati, daunnya mulai melayu dan mengering. Daun miliknya jatuh dari pohon ke Lembaran yang Terjaga (Lauh Mahfudz). Nama orang itu dihapus dari Lauuh Mahfuzh. Peristiwa ini terjadi 40 hari sebelum kematian yang sebenarnya orang itu. Kami diberi tahu 40 hari sebelum kematiannya yang akan datang. Orang itu sendiri mungkin tahu dan mungkin dia melanjutkan hidupnya dengan penuh harapan dan renca. Bagaimanapun, kami di surga tahu dan memiliki informasi itu."

Sungguh maha kuasa Allah telah menciptakan sesuatu yang di luar nalar manusia.
Namun sebagian pendapat berbeda pandangan tentang pohon sidrotul muntaha dengan pohon hayat.
Bedanya jika pohon sidrotul muntaha itu daunya sebesar telinga gajah,  kalau pohon hayat itu daunnya kecil-kecil dan ada nama kita tertera di situ dan letaknya di lauhul makhfudz.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar