Minggu, 26 April 2020

Pohon Sahabi

Sahabat' Nabi yang satu ini bernama Pohon Sahabi, tempat bernaungnya Rasulullah ketika perjalanan ke Negeri Syam. Ajaibnya, pohon ini masih hidup dan kokoh sampai sekarang. Pohon ini berada di tengah-tengah padang pasir gersang di Yordania.

Pada usia 12 tahun, Baginda Nabi ikut pamannya berniaga ke negeri Syam bersama rombongan dagang bangsa Quraisy. Di pohon inilah Rasulullah berteduh sambil menjaga unta dan barang dagangan para kabilah. Dahan-dahan pohon tersebut melindungi Rasulullah dari teriknya panas matahari.

Salah satu murid Habib Umar bin Hafiz, Al-Habib Quraisy Baharun (pengasuh Ponpes As-Shidqu Kuningan) meyebutkan, meski hidup di tempat yang panas, pohon ini tumbuh subur dan mampu bertahan selama ribuan tahun lamanya. Karena satu-satunya sahabat Nabi yang masih hidup, pohon ini sering dikunjungi oleh muslim dari seluruh dunia.

Terkadang pohon ini suka menggugurkan daunnya, namun kemudian tumbuh subur dan rindang. Di masa kecilnya Rasulullah, beliau bertemu dengan seorang pendeta Nasrani bernama Buhaira. Pendeta itulah yang mengetahui tanda-tanda kenabian Muhammad berdasarkan Alkitab.

Saat bertemu dengan rombongan Abu Thalib, Buhaira melihat seorang anak yang memiliki ciri-ciri Kenabian. Kemudian Buhaira menjamu Kabilah untuk makang siang. Namun, Muhammad tidak datang ke jamuan itu karena ia ditugaskan untuk menjaga Unta dan barang dagangan sambil berteduh di bawah Pohon Sahabi.

Melihat Muhammad kecil tidak hadir, Buhaira segera mencarinya. Buhaira melihat ciri-ciri lain kenabian

Muhammad ketika dahan-dahan pohon itu melindungi Muhammad dari panasnya matahari. Dia semakin yakin kalau anak kecil ini kelak akan menjadi Nabi terakhir, dilansir dari kalam.sindonews.com.

Setelah 1400 tahun berlalu, Pohon Sahabi ini masih hidup. Ajaibnya, pohon ini mampu bertahan hidup ribuan tahun di tempat yang sangat panas dan tidak ada tumbuhan lain di sekitarnya.

"Allah Ta'ala sengaja menghidupkan Pohon Sahabi ini agar menjadi pengingat dan bukti sejarah Islam di masa lalu. Hal apapun yang berkaitan dengan Nabi Muhammad itu pasti kekal dan mulia adanya.


mulanya Nabi Muhammad SAW saat masih kecil melakukan perjalanan ke Syam untuk mengikuti pamannya berdagang.

Ada kejadian unik yang menceritakan bahwa Nabi Muhammad kecil adalah seorang calon nabi terakhir seperti ramalan dalam kitab seorang pendeta dari Syam.

Salah seorang pakar tafsir ternama, Muhammad ibn jarir At-Tabari menceritakan tentang pendeta Buhaira yang bertemu dengan Muhammad kecil.

Saat itu, Nabi Muhammad SAW berusia 9 atau 12 tahun, ia melakukan perjalanan bersama pamannya ke Syam untuk berdagang.

Buhaira bertemu dengan kelompok pedagang tersebut dan mengajak mereka untuk beristirahat sejenak.

Akan tetapi sebelumnya Buhaira sudah mendapatkan firasat bahwa ia akan bertemu dengan sang Nabi terakhir.

Semua pedagang dipersilahkan mampir ke rumahnya dan diamati oleh beliau, akan tetapi tidak ada satupun diantara mereka yang memiliki tanda-tanda mukjizat seperti yang disebutkan dalam kitabnya.

Setelah diteliti, ternyata masih ada satu orang yang tidak ikut masuk ke rumah Buhaira, karena Muhammad kecil disuruh menunggu di bawah pohon untuk menjaga unta-unta mereka.

Dengan mengamati dari kejauhan, Buhaira takjub menyaksikan cabang pohon merunduk untuk melindungi Muhammad kecil.

Buhaira akhirnya meminta Muhammad kecil untuk masuk dan berteduh dan makan.

Setelah diteliti dari kitabnya, Buhaira yakin bahwa Muhammad kecil adalah calon nabi terakhir yang diramalkan kemunculannya.

Kemudian, Buhaira berpesan kepada Abu Thalib untuk menjaga Muhammad kecil, karena suatu saat nanti ia akan membawa keberkahan dan kedamaian bagi seluruh umat manusia.

1.400 tahun telah berlalu, pohon yang melindungi Muhammad kecil dari sinar matahari itu hingga kini masih hidup.

Dan pohon tersebut menjadi satu-satunya pohon yang berhasil hidup di tengah gurun yang sangat panas.

Karena usianya yang sangat tua dan hidup di tengah padang pasir, pohon ini kemudian dianggap sebagai bukti kenabian Muhammad SAW. 

Sabtu, 25 April 2020

7 anak Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW diketahui memiliki tujuh orang anak. 6 anak dari Siti Khadijah, yaitu Qashim, Abdullah, Zaenab, Ruqayah, Ummi Kultsum, dan Fatimah. Sedangkan satu orang anak dari Mariyah al-Qibthiyah, yaitu Ibrahim.

Berikut anak-anak Nabi Muhammad SAW sebagaimana dilansir dari beberapa sumber.

1. Qasim

Qasim adalah anak sulung dari Nabi Muhammad SAW dan Siti Khadijah. Namanya memiliki arti 'pemberi imbalan', namun sayangnya, ia tidak memiliki umur panjang dan wafat saat berusia 2 tahun serta dimakamkan di Jannatul Mu'alla, Mekkah.

2. Abdullah

Sebagai anak kedua dari Nabi Muhammad SAW dan Khadijah, Abdullah pun tidak memiliki umur yang panjang. Ia mempunyai julukan yaitu al-Tayyib al-Taahir. Abdullah wafat di tahun 615 M.

3. Zaenab

Zaenab adalah putri tertua dari Nabi Muhammad SAW dan istrinya Siti Khadijah. Zaenab pernah menikahi laki-laki yang belum menjadi pemeluk agama Islam bernama Abul Ash Al Rabi dan mempunyai dua anak laki-laki bernama Ali dan Ummayah. Hingga akhirnya suaminya memeluk agama Islam dan Zaenab menikah dengan kedua kalinya secara Islam.

4. Ruqayah

7 tahun sebelum diutus sebagai nabi, Ruqayah lahir. Ia menikah dengan Ustman bin Affan dan memiliki seorang anak bernama Abdullah. Tetapi, sebelum menikah dengan Utsman, Ruqayah pernah disunting dengan seorang pemuda bernama Utbah, putra dari Abu Lahab bin Abdul Muththalib.

Kabar meninggalnya Ruqayah tepat pada hari perang Badar terjadi atau bersamaan dengan kabar kemenangan kaum Muslim kala itu.

5. Ummu Kultsum

Ummu Kultsum lahir tepat enam tahun sebelum diutus kenabian sebagai Nabi Muhammad SAW. Ia pernah menikah dengan Itaibah bin Abi Lahab, namun pernikahan itu tidak berlangsung lama. Hingga pada suatu ketika Ruqayah meninggal dunia, dan suaminya Utsman bin Affan menikahi Ummu Kultsum pada bulan Rabi'ul Awal.

Mereka hidup bersama tanpa seorang anak pun sampai Ummi Kultsum meninggal dunia pada bulan Sya'ban.

6. Fatimah

Fatimah atau yang lebih dikenal dengan Fatimah Az Zahra merupakan anak Nabi Muhammad SAW dari Situ Khadijah yang paling dikenal karena kebaikan dan sifat mulianya. Namanya pun memiliki arti 'Fatimah yang selalu berseri'.

Fatimah dilahirkan di Makkah, lima tahun sebelum Muhammad menerima wahyu pertama sebagai tanda kenabiannya.

Fatimah pernah menikah dengan sepupunya, Ali bin Abi Thalib yang merupakan putra dari Abu Thalib dan dikaruniai dua orang anak bernama Hassan dan Husain. Ia pun wafat pada 3 Ramadhan tahun 11 Hijriah.

7. Ibrahim

Ibrahim merupakan anak bungsu dari Nabi Muhammad SAW dengan istrinya Maria al Qibthiya. Cinta kasih Nabi Muhammad SAW kian mendalam, bukan maksud disiapkan menjadi penggantinya setelah kehilangan kedua putranya, Qasim dan Abdullah. Bahkan Rasulullah tidak memikirkan anak atau siapa yang akan mewarisinya.

Namun, Ibrahim pun hidup tak berlangsung lama. Nabi Muhammad SAW tampak sedih atas kematian putranya tersebut. Beliau pun bersabda, "Ibrahim, kami tidak dapat menolongmu dari kehendak Allah SWT."

Kaum Muslimin pun banyak yang turut berduka-cita atas meninggalnya Ibrahim. Nabi Muhammad SAW pun bersabda, "Aku tidak melarang orang berduka cita, tapi yang kularang menangis dengan suara keras. Apa yang kamu lihat dalam diriku sekarang adalah pengaruh cinta kasih di dalam hati. Orang yang tiada menunjukkan kasih sayang, maka orang lain pun tidak akan menunjukkan kasih sayang kepadanya.


Jumat, 24 April 2020

Kisah Siti Sarah

Nabi Ibrahim AS meninggalkan daerah kelahirannya bersama beberapa orang saja, termasuk Sarah dan anak saudaranya, yaitu Nabi Luth AS. Rombongan kecil ini menuju tanah Hauran. Lalu Allah mewahyukan kepada Nabi Ibrahim untuk menikahi Sarah. Atas perintah tersebut, Ibrahim pun menikah dengan Sarah.

Nabi Ibrahim AS kemudian berniaga sehingga dia memiliki banyak harta. Dia membawa istrinya, Sarah, ke wilayah Mesir.

Menurut As-Sadi, Sarah adalah wanita jelita dengan postur tubuh ideal. Di zamannya tidak ditemukan orang yang secantik dia. Ketika Ibrahim membawa Sarah memasuki Mesir, sejumlah orang mengingatkan, “Hai Ibrahim, di Mesir ada seorang raja yang kejam. Ia sangat menyukai wanita. Salah satu kebiasaannya adalah apabila dia mendengar ada wanita cantik, maka dia akan menikahinya dengan paksa.”

Raja tersebut bernama Raja Tutis. Salah satu kebiasaan raja-raja terdahulunya adalah suka menetap di suatu kota yang bernama Manuf. Raja tersebut memiliki pengawal yang berjaga di jalan-jalan untuk mengambil perbekalan para musafir.

Pada waktu itu, Ibrahim menempatkan istrinya, Sarah, dalam sebuah peti, dengan maksud untuk menyembunyikannya dari sang raja. Ketika Ibrahim berada di hadapan para penjaga, mereka bermaksud membuka petinya untuk melihat isinya. Ibrahim tidak mampu mencegah peti itu pun dibuka.

Begitu menemukan Sarah di dalam peti maka mereka dibawa menghadap raja. Raja itu bertanya, “Siapakah wanita ini, hai Ibrahim?” Ibrahim menjawab, “Dia adalah saudara perempuanku.” Maksud Ibrahim adalah saudaranya seagama. Raja berkata, “Nikahkanlah dia denganku!” Ibrahim menjawab, “Dia telah berkeluarga.” Mendengar jawaban itu, Sarah diambil raja secara paksa.

Seorang perawi mengatakan, pada saat itu, Allah menghilangkan hijab dari mata Ibrahim sehingga Sarah tidak pernah luput dari penglihatannya agar hati Ibrahim akan tetap tenang ketika Sarah kembali kepadanya.

Setelah raja mendekati Sarah dan hendak meraba dengan tangannya, tangan itu jadi kaku. Raja pun bertaubat sehingga tangannya bisa digerakkan kembali. Kedua kalinya dia mengulangi tindakan serupa, dan pada saat itu yang kaku adalah tangan dan kakinya.

Kejadian tersebut terus berulang. Menurut sebuah riwayat, raja itu mengulangi kelakuan dan tobatnya hingga tujuh kali sampai dia bertobat yang sebenarnya. Semua itu terlihat oleh Ibrahim.

Allah telah menyingkap hijab dari matanya. Setelah bertobat, raja itu memanggil Ibrahim, menjamunya, memuliakannya, menyerahkan kembali istrinya serta memberinya hadiah berupa seorang hamba sahaya yang bernama Hajar yang di kemudian hari dinikahinya.


Rabu, 22 April 2020

Hotel di Makkah dan Madinah 2007 dan 2019

Tahun 2007 nginep di Hotel Dar Al Salam Makkah daerah Ajyad, waktu itu lagi pembangunan kiri kanan depan hotel. Tahun 2019, kayaknya ini hotel yang dulu pernah nginep tapi sudah berubah total, masih daerah Ajyad. Masuk ke Tower Shafa ada lift di pintu masuk mallnya, (ada salah satu tokonya saudara Cipatik, patokannya). Ada 2 nama hotel awalan "Dar" di tower itu, sekarang namanya Hotel Dar Al Eiman masih menghadap ke Masjidil Haram, dibawahnya ada WC no.3, pantesan tahun 2007 ditempat itu dari kamar hotel jelas kelihatan di gali lubang sampai jauh ke dalam, tahun 2019 ternyata ada basement kamar mandi sampai 3 kali eskalator.. Hotel bintang 5, bukan buat haji reguler, haji plus sama banyak dari jemaah Malaysia. Pulang pergi selalu lewatin hotel ini. Hotel deket banget sama Mesjid.

Kamis, 16 April 2020

Toilet Masjid

Dari sekian toilet masjid yang pernah di datangi, dalam hati suka bilang wiihh keren amat toilet di Masjid Al Haram dan Nabawi. Terletak di bawah tanah, artinya ketika menuju toilet, akan menuruni anak tangga atau eskalator, kurang lebih 3 kali. Khusus toilet wanita pasti selalu ada hordeng di depan pintu masuknya. Air dari kerannya selalu hangat, jumlah toilet di satu tempat bisa ratusan jumlahnya dan selalu bersih. 
Sering banget memakai toilet di masjid Nabawi dan Masjidil Haram, mungkin karena kebanyakan minum air zam-zam. Buru2 saya menuju ke toilet di lantai bawah, antrian cukup banyak, sambil menunggu antrian, kasak-kusuk kegiatan dalam toilet terdengar jelas, proses pengemboman yang nyaring atau suara seperti peluit tukang parkir, kadang membuat orang yang menunggu di depan pintu memilih pura2 ngga denger. Dan saat yang di dalam keluar pun (termasuk saya) pasang wajah lugu. 
Kadang saya berdiri lama antri di toilet Masjid. Setelah tiba giliran saya, datanglah orang Bangladesh meminta didahulukan. “Yes, please,” kata saya. Setelah saya akan masuk, datang lagi orang sangat tua meminta didahulukan juga. Sekali lagi, “Yes, please,” kata saya. Nah, ketika datang lagi orang yang mau minta didahulukan, saya bilang, “No, me,” sambil saya ngasih isyarat di pantat saya akan terjadi ledakan jika tidak segera ke WC.

Rabu, 15 April 2020

Hotel Dallah Taibah Madinah


Tahun 2007 waktu di Madinah kita nginep rame2 di hotel ini. Tahun 2019 cuman lewat aja mau beli bakso di Grapari. Kelas bintang 5 hotel ini mah. Dekat pintu no. 25,  pintu masuk wanita ke Raudhah. Selalu dalam hati bilang, nanti juga bakal rame2 lagi nginep disini. Aamiin.