Jumat, 07 Oktober 2022

Maulid Nabi


Tepat hari ini, 12 Rabiul Awal, Aminah binti Wahb melahirkan seorang putra yang menjadi junjungan umat Islam, Nabi Muhammad SAW. Sebelum melahirkan, ia mengalami peristiwa tak biasa.

Peristiwa tersebut diceritakan Ali Muhammad Ash-Shallabi dalam Sirah Nabawiyah karyanya dengan mengacu pada riwayat Abdullah bin Ja'far.

Diceritakan, ketika Siti Aminah mengandung Nabi Muhammad SAW, ia diperlihatkan sebuah cahaya yang keluar dari jasadnya. Lalu, cahaya itu menyinari leher-leher unta di Bushra (atau gedung-gedung di Bushra). Beberapa lama kemudian, ia melahirkan Muhammad.

Ada riwayat lain yang menyebut Siti Aminah melihat dirinya mengeluarkan cahaya yang menerangi istana-istana di negeri Syam. Menurut Ibnu Katsir dalam tafsirnya, mengapa hanya negeri Syam yang diterangi cahaya, karena hal tersebut merupakan isyarat bahwa kejayaan dan kekokohan agama Islam di negeri Syam.

Dalam Shahih Bukhari dan Muslim dikatakan, "Akan selalu ada sekelompok dari umatku yang menampakkan kebenaran. Tidaklah masalah bagi mereka adanya orang-orang yang tidak mau menolong mereka. Demikianlah keadaan mereka sehingga datanglah ketetapan Allah (hari kiamat)."

Mereka adalah sekelompok orang yang tinggal di negeri Syam. Demikian menurut penjelasan dalam Shahih Al-Bukhari.

Menurut Ibnu Rajab, keluarnya cahaya pada saat Nabi Muhammad SAW dilahirkan merupakan isyarat bahwa kelak terdapat cahaya yang membuat penduduk bumi mendapatkan petunjuk dan gelapnya kemusyrikan akan sirna.

Sebagaimana Allah SWT berfirman,

يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ قَدْ جَاۤءَكُمْ رَسُوْلُنَا يُبَيِّنُ لَكُمْ كَثِيْرًا مِّمَّا كُنْتُمْ تُخْفُوْنَ مِنَ الْكِتٰبِ وَيَعْفُوْا عَنْ كَثِيْرٍەۗ قَدْ جَاۤءَكُمْ مِّنَ اللّٰهِ نُوْرٌ وَّكِتٰبٌ مُّبِيْنٌۙ ١٥ يَّهْدِيْ بِهِ اللّٰهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهٗ سُبُلَ السَّلٰمِ وَيُخْرِجُهُمْ مِّنَ الظُّلُمٰتِ اِلَى النُّوْرِ بِاِذْنِهٖ وَيَهْدِيْهِمْ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ ١٦

Artinya: "Wahai Ahli Kitab, sungguh rasul Kami telah datang kepadamu untuk menjelaskan banyak hal dari (isi) kitab suci yang kamu sembunyikan dan membiarkan (tidak menjelaskan) banyak hal (pula). Sungguh, telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab suci yang jelas. Dengannya (kitab suci) Allah menunjukkan kepada orang yang mengikuti rida-Nya jalan-jalan keselamatan, mengeluarkannya dari berbagai kegelapan menuju cahaya dengan izin-Nya, dan menunjukkan kepadanya (satu) jalan yang lurus." (QS Al Maidah: 15-16)

Nabi Muhammad SAW lahir pada hari Senin. Mayoritas ulama berpendapat bahwa beliau SAW lahir pada waktu malam tanggal 12 Rabiul Awal Tahun Gajah. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Ibnu Ishaq dari Ibnu Abbas,

وُلِدَ رَسُولُ اللَّهِ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ، لِاثْنَتَيْ عَشْرَةَ لَيْلَةً خَلَتْ مِنْ شَهْرِ رَبِيع الْأَوَّلِ، عَام الْفِيلِ

Artinya: "Rasulullah dilahirkan di hari Senin, tanggal dua belas di malam yang tenang pada bulan Rabiul Awal, Tahun Gajah."

Saat itu, Nabi Muhammad SAW lahir dalam kondisi yatim. Ayahnya, Abdullah, meninggal dunia saat ia masih dalam kandungan sang ibu.

Menurut berita detikHikmah, ketika Nabi Muhammad SAW lahir, Siti Aminah pun segera mengutus seseorang untuk mengabarkan tentang kelahiran putranya kepada Abdul Muthalib, kakek Nabi Muhammad SAW. Mendengar hal itu, Abdul Muthalib lantas menyambutnya dengan gembira.

Dalam Sirah Nabawiyah yang ditulis oleh Ibnu Hisyam, Abdul Muthalib kemudian membawa bayi Nabi Muhammad SAW ke Kakbah. Hal ini dilakukannya untuk berdoa sekaligus sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah atas kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Selang beberapa waktu, pihak keluarga Nabi Muhammad SAW pun mencarikan ibu susuan untuknya. Kebiasaan menitipkan anak pada ibu susuan di desa ini menjadi hal lumrah bagi masyarakat Arab pada zaman dulu.

Hal tersebut bertujuan agar anak-anaknya tumbuh di lingkungan pedesaan yang udaranya masih bersih dan berada di lingkungan dengan bahasa Arab yang fasih.

"Agar anak dapat berbicara bahasa yang asli, bahasa Arab Kaum Badwi sejati, bahasa yang belum rusak karena belum dipengaruhi bahasa asing. Dengan demikian, anak dapat bertutur kata dengan bahasa Arab yang baik dan dialek Arab yang asli serta fasih," tulis Moenawar Khalil dalam Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad.

Nabi Muhammad SAW akhirnya disusui oleh seorang ibu susu bernama Halimah Sa'diyah. Ia adalah wanita dari Bani Sa'ad..

Tatkala Nabi Muhammad SAW lahir, ia disusui oleh seorang ibu susu bernama Halimah Sa'diyah. Halimah mengisahkan bahwa ia mendapatkan berkah tiada henti sejak pertama kali menggendong putra Abdullah dan Siti Aminah tersebut.

Kisah ini diceritakan dalam Sirah Nabawiyah karya Ali Muhammad Ash-Shallabi yang diriwayatkan dari Abdullah bin Ja'far. Diceritakan, ketika Rasulullah SAW dilahirkan, Halimah binti Al-Harits datang bersama rombongan kaum wanita Bani Sa'ad bin Bakar untuk mencari bayi-bayi yang hendak disusui di Mekkah.

Halimah menuturkan, ketika sampai di kota Mekkah, setiap wanita dari rombongannya pasti ditawari untuk menyusui Rasulullah, namun mereka selalu menolaknya karena dia adalah anak yatim. Meski demikian, ibunda Nabi tetap menghormati mereka dan menjamu mereka dengan baik.

Saat itu, rombongan ibu susu tersebut sudah mendapatkan bayi yang akan mereka susui, tapi Halimah belum mendapatkannya. Akhirnya ia kembali lagi menemui keluarga Siti Aminah dan menerima Muhammad untuk ia susui.

Ia berkata kepada suaminya, "Demi Allah, aku akan mengambil bayi yatim dari Bani Abdul Muthalib ini. Semoga melalui dia Allah akan melimpahkan kebaikan kepada kami. Aku tidak ingin kembali pulang bersama teman-temanku tanpa membawa bayi."

Suaminya pun bilang, "Engkau bertindak benar."

Halimah melanjutkan ceritanya, ketika pertama kali menggendong Muhammad kecil, tiba-tiba ia melihat air susunya mengalir dengan deras. Ia pun langsung memberikannya kepada Muhammad dan saudaranya (bayi Halimah).

Kemudian, suaminya beranjak menuju untanya dan tiba-tiba ia melihat susu unta betina tersebut memancar deras. Ia lalu meminumnya bersama sang istri.

Suami Halimah berkata, "Wahai Halimah, demi Allah kita benar-benar mendapatkan bayi yang diberkahi. Sungguh Allah telah memberikan anugerah kepada kita sebelum kita meminta."

Akhirnya, pada malam harinya, mereka dapat tidur dengan pulas dan perut kenyang.

Pada pagi harinya, mereka pergi bersama rombongan untuk melanjutkan perjalanan ke kampung. Halimah menaiki keledainya yang berwarna abu-abu dengan menggendong Muhammad.

Tiba-tiba, kendaraan yang ditumpanginya melaju dengan cepat dan mendahului rombongan lainnya. Padahal, sebelumnya keledai itu dalam kondisi terluka.

Halimah dan rombongan terus berjalan melewati kampung demi kampung dan di setiap harinya Allah SWT tak henti-hentinya melimpahkan keberkahan kepada Halimah. Begitu tiba di kampungnya, kehidupannya menjadi lebih makmur. Hewan-hewan ternak mereka juga lebih gemuk.

Setiap hari hewan ternaknya merumput dan pulang ke kandang dalam kondisi kenyang. Berbeda dengan hewan-hewan ternak milik Bani Sa'ad yang kurus dan tidak pernah merasa kenyang.

Keberkahan yang datang lantaran menyusui Nabi Muhammad SAW tak hanya itu saja, kandungan susu kambing-kambing Halimah juga menjadi melimpah. Ia pun memeras dan meminumnya. Kondisi ini menimbulkan perbincangan di antara tetangganya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar