Minggu, 28 Februari 2016

Bagaimana Jadi Belahan Jiwamu

Duhai Lelakiku, 

Adakah perempuan lain yang kini mencuri perhatianmu? 

Apakah yang dimilikinya? 

Katakan kepadaku, apa yang harus kupenuhi agar tiada ruang bagi hati yang lain? 

Bagaimana caraku agar menjadi satu-satunya penghuni hatimu. 

Menjadi belahan jiwamu, adalah tujuan akhir yang belum selesai kujalani. 

Beri petunjuk arah menujumu.

Sehangat Pelukan

Kamu melambaikan tangan 
Aku siapkan sebuah pelukan
Pelukan adalah bahasa 
Dari hati yang takut ditinggalkan
Pelukmu adalah rinduku 
Dan kamu tahu sehangat apa aku memelukmu 



Sabtu, 27 Februari 2016

Salah Satunya

Aku memillki banyak keahlian, 
Salah satunya mencintaimu diam-diam.....

Biar Aku Yang Akan Pergi

Akan ada pelukan lain menantimu,
Bukan aku atau rinduku,
Kita  telah sama-sama mengerti,
Jalan kita, memang berliku
Sering, aku merasa bodoh sendiri. 
Melacak di bagian mana kebodohan ini.
Jawabannya  selalu sama. 
"Aku membiarkanmu pulang-pergi"
Kali ini aku saja yang keluar rumah. 
Mencari rumah yang baru
Dan mengganti segala isi. 
Agar kita seimbang dalam rasa saling menyakiti....

Hati-hati

Ada yang datang malu-malu  
Dengan t'shirt biru dan wajah sayu. 
Kau bilang rindu padaku.....
Awas.......!!! 
Hati-hati.....
Kekasihmu jangan sampai tahu!
.....aku juga rindu kamu.....


Perpisahan

Aku lalui lagi jalan ini,
Kau masih disitu menatapku dari jauh 
Melambaikan tangan pada perpisahan 
Lalu melambaikan tangan sekali lagi 
Untuk pertemuan yang sebentar....


Di Pernikahanmu Kelak

Suatu hari nanti kau akan menikah dengan perempuan baik. 
Bukan karena kau laki-laki baik (sebab kau suka bilang kau bukan laki-laki baik), 
Tapi karena kau sahabat yang baik. 
Aku akan mendoakan bagimu dan Tuhan akan mengabulkannya.
Di pernikahanmu aku akan memakai gaunku yang terbaik. 
Bukan celana jeans dan sneakers. 
Bukan sesuatu yang kupakai karena tak punya pakaian lain. 
Tapi sesuatu yang telah kucari berminggu-minggu. 
Lalu aku akan berdandan yang manis. 
Bukan sekadar polesan lipstik dan eyeshadow seadanya. 
Bukankah kau tak pernah melihatku berdandan semanis itu sebelumnya.
Aku akan menuliskanmu sebuah sajak dan membacakannya sendiri. 
Sajak itu kelak kau simpan di laci kamar dan kautunjukkan pada anakmu saat dia remaja. 
Nanti aku pasti berharap kau menangis sedikit—tapi mungkin itu berarti aku sahabat yang egois.
Saat menyalamimu di pelaminan nanti, aku akan berbisik pada isterimu: 
"Jaga dia baik-baik"
Sebab dia sahabatku yang paling baik. 
Kata-kata yang sama dengan yang kubisikkan pada Tuhan. 
Telah kulakukan dari sekarang, meski tidak setiap hari.
Kau akan menjadi laki-laki paling bahagia dengan kehidupan yang baik. 
Entah kapan, tapi akan.

Rabu, 24 Februari 2016

Hanya Mimpi

Seribu mimpi telah menghadirkanmu, 
Tapi tak jua satu hari pun kau ada di sampingku

Agar Mereka Tahu

Aku cucikan pakaianmu ini bersih-bersih. 
Lalu  jemur di depan rumah.
Agar tetangga tahu 
Aku sekarang bersamamu 

Waktu Yang Berbeda

Aku mencoba  melupakanmu: 
Mengubah arah tidur, 
Mengganti warna kamar. 
Tapi  kau malah masuk melalui kantuk ke mimpiku.
Andai bisa, 
Aku  ingin mengganti usia, 
Agar kita bisa bertukar bahagia cukup lama.....
Tapi katamu...
Suatu hari nanti kita bergantian mencabut uban di kepala, 
Ditemani  lagu cinta yang ikut menua. 
Percayalah -- cinta akan tetap muda katamu
Cinta tidak mempunya umur 
Cinta sentiasa memudakan dirinya. 
Cinta itu tidak buta  
Tetapi ia tidak melihat apa-apa
Melihatmu kembali dari lelap....
Aku menjadi sangat ingin menciummu ~

Jangan Biarkan

Kekasih 
Jangan  biarkan aku tersesat di padang seluas cinta ini. 
Jika aku tak menemukanmu, 
Temukanlah aku.
Aku ingin menua bersamamu. 
Yang pada setiap keriputku juga keriputmu, 
Kita torehkan kisah kita.

Bukan Kekasihmu

Kau bukan  kekasihku, 
Tapi saat kau pergi 
Kenapa kuwarisi kesedihan orang-orang yang ditinggal kekasihnya? 
Aku ingin jadi seperti kekasihmu
Yang tak bisa menulis sajak cinta
Tapi selalu kau cintai.

Jangan Lupa Menutup Buku

cinta itu seperti buku, 
Semakin  kamu membacanya 
Semakin kamu mengerti perasaannya
Setelah membaca buku kenangan kita.....
Jangan lupa kau tutup kembali, 
Atau aku akan merindumu lagi. 

Pulang

Lepaskan lah  genggaman tanganmu 
Pergilah…pasti ada yang kan menantimu 
Jangan menangisiku …
Dan jangan kau menoleh ku lagi....
Pernah aku katakan padamu
Sela jemariku adalah ruang tunggu setabah batu, 
Tak  goyah menunggu, 
Hingga jemarimu pulang pada genggamanku.

Rumah

Hatimu ialah rumah kecil di tengah hutan yang luas, 
Aku tersesat untuk  selamanya 
Dan tak sedikitpun berniat mencari jalan keluar 
Saat kau tanya di mana rumahku, 
Di saat itu pula aku merasa 
Kau sudah berada di dalamnya. 

Dalam Diam

Tak perlu berpikir bagaimana caranya menjauh. 
Cukup  diam saja sudah menjadi jarak
Dalam diam....
Dalam pelupuk mata penuh lebam, 
Dalam peluh senja mencekam. 
Tanpa dendam!.

Semampumu Saja

Semampumu saja engkau mencintaiku, 
Sebab  yang kutahu
Engkau tak akan mampu menipu perasaanmu kepadaku.

Ketika Tak Sempat

Hujan.....
Tolong bilang padanya 
Sekarang aku butuh pelukan 
Karena aku sedang ketakutan
Lewat angin kau bisikan perlahan 
Maafkan.......
"Ketika aku tak sempat berkunjung dan menyapamu". 
Ucap hujan kepada rindu 
Apakah ada yang lebih hampa dari tiada...
Aku semakin kedinginan 

Selasa, 23 Februari 2016

Setelah Kau Lelap

Tiada yang lebih aneh

Dari cinta dua orang di pagi hari....

Dengan muka berkilap, 

Rambut yang berdiri tegak, 

Wajah tercetak kerut seprai, 

Bau keringat, 

Gigi bermentega, 

Dan mulut asam....

Mereka masih berani tersenyum dan .....

Saling menyapa "selamat pagi".

Panggil Aku

Panggil aku puisi, sebab
segalanya berdiam di sana;
termasuk kita yang berteduh
di bawah kata kata.
Kita seperti sepasang  takdir yang
dikenakan sepatu, namun
sayang; kita saling
meninggalkan.

Rindu Hujan

Seakan saling mengerti
Mendung  di langit dan di mata ini. 
Hitam, gelap , pekat bak kopi yang ku seduh pagi ini
Arus genangan  menemui persimpangan, 
Sejenak  rintik senyummu tertahan. 
Tak  lagi hujan, 
Rinduku hanya bermuara di angan

Hati Yang Baru

Aku ingin masuk ke kamarmu sebagai angin, 
Melalui tepian  jendela yang engkau biarkan terbuka. 
Lalu bertiup sampai redup coklat  panasmu 
maka biarlah aku menjadi sajak, 
Menjadi  riuh di sunyi hatimu,
Menjadi pelukan di dingin malammu 
Sementara kau sedang asyik menyelami hati yang baru.
Sementara  aku,
Sibuk dengan sajakku,
Sekedar  menulisi luka di baris muramnya

Senin, 22 Februari 2016

Kembali Rindu

Turunlah hujan, sepuasmu. 
Aku hanya rindu semangkuk mie pedas, 
Untuk menghangatkan aku yang kedinginan
Sementara..
Di lagu yang tak liriknya tak menyimpan namamu, 
Tiba-tiba aku teringat kau. 
Rindu
Membuat  hal-hal yang tak ada jadi ada.
Ada dua cangkir kopi di atas meja. 
Satu  untuk mataku yang masih terjaga, 
Sisanya  untuk mengenangmu yang telah tiada.

Belum Pernah


Kita memang belum pernah bertemu, 
Kita memang belum pernah saling menggenggam tangan, 
Kita belum pernah saling menatap, 
Kita belum pernah saling berpeluk, 
Tapi sadarkah kamu kalau cerita kita begitu nyata
Absurd tapi menyenangkan, 
Maya tapi menyisakan kenangan. 
Aku  benar-benar merasa kehilangan.
Kamu pria yang sempat menjadi senja dan malamku,
Kamu  yang menjadi teman begadangku, 
Si mata sipit yang pernah menjelma menjadi tangis dan tawaku.
Si mata sipit yang belum pernah kurasakan sinar matanya.


Tidak Selamanya

Aku membeli kerupuk 
Untuk membuat  malamku ramai, 
Sedangkan memakan roti 
Aku merasa sepi.
Sambil  menyeduh kopi 
Aku  mengerti, 
Yang  pahit tidak selamanya tentang sakit.

Takdir Tak Tertuliskan

Tuhan yang baik, 
Ialah yang tidak melarang kepada siapa umatnya jatuh cinta 
Tapi mungkin  Tuhan tersenyum, 
Sambil terbahak..
Setiap kali  kusebut namamu dalam doa 
Memintakan takdir yang tak pernah Ia tuliskan..

Berharap Saja

Aku berharap 
Kamu memikirkanku pagi ini sambil tersenyum...
Kamu tahu? 
Aku suka melihat bibirmu melengkung senyum, 
Kamu tampan sekali.......
Senyummu seperti sebuah undangan buat imajinasiku, 
Untuk terbang  sejauh-jauhnya, 
Berkembang  seliar-liarnya.......
Aku ingin kita duduk berdua 
Dan diam-diam akan kunikmati senyummu sepuasnya.

Putih Biru

semua terjadi begitu indah
waktu terasa begitu cepat berlalu  
begitu kilat 
yang menyambar sekejap mata
tiga tahun  telah berlalu
diawali seragam merah putih
dijalani seragam putih biru
kini putih biru kan terlepas
pertanda perpisahan kan menyertai
berat rasa hati ini tuk berpisah dengan sahabat biru
namun jalan telah siapkan
bintang di masa depan

Sebentar Lagi @RHaryanto

Sebentar lagi sahabat.....
Sebentar lagi... 
Bersabarlah....
Langkah akan menuju titik perhentian tujuan..
Perjalan akan berakhir indah..
Kita tak perlu berfikir dan merencanakan bagaimana akhir nya nanti..
Kita hanya perlu menjalani nya dengan ikhlas..
Mungkin ada airmata, tapi yang pasti bukan airmata duka..
Sebentar lagi sahabat....
Kita tunggu waktunya akan tiba 
Bahagia dan bangga ada di sekitar jiwa....


Mari Mengarang

Mari mengarang,

sebuah pelajaran yang gampang.

“Kau meminangku dan aku menerima”

aku bahagia,......

Walau  hanya dapat angka enam


Kau Lelaki

Kau lelaki;
berhati hujan
menguyurku dengan ribuan perhatian
penyubur perasaan dan membanjiri jiwa dengan kebahagian
kau lelaki;
bermata senja
dengan cahaya ribuan sorot damai bersahaja dan misteri
yang tak tertebak logika, menyihir rasa
kau lelaki;
pengayuh waktu
penganyam mimpi
yang sanggup meluluhkan keangkuhan hatiku
kau lelaki;
bersamudera pelangi
tempat cinta dan rindu ini
beriak tak henti


Kenapa

Jika sedang-sedang bikin awet muda
Jika berlebihan bisa gila
Kau dan aku, kenapa malah memilih yang ke dua?



Merdeka

bersahabat denganmu
aku merdeka
begitu juga kau terhadapku
tanpa undang-undang
tanpa ada rambu-rambu dan palang
kau bisa menjadi langit yang kusanjung
menjadi lautan tempat rasaku berenang
atau bahkan menjadi kertas
tempat puisi-puisiku menetas
selama kita merasa sama-sama bahagia
maka kita sama-sama menghias dunia kita
yang dibangun dengan hati dan rasa

Tak Reda

aku tak ingin hatimu yang megah
karena terasa pongah
berkesan tak ramah.
aku ingin bersemayam di hatimu yang sederhana
hangat dan membuatku nyaman di dalamnya.
di sana ada damai dan bahagia sehingga aku dengan leluasa
bisa menulis puisi semauku
bisa bermanja seperti inginku
bahkan bisa menjadi apa saja
hingga segala rasa dan kangen beriak tak reda

Pada akhirnya

Pada akhirnya
Apakah semua orang akan menikah dengan pujaan hatinya?
Coba tanyakan pada kakek, nenek, bapak atau ibumu
Tidak semuanya
Mereka lebih merelakan dirinya untuk orang yang mencintainya
Dengan begitu hidupnya mungkin akan lebih damai
Walaupun mungkin dengan keterpaksaan
Mereka rela membohongi dirinya sendiri
Tetapi seiring dengan berjalannya waktu,
Mereka dapat membiasakan diri
Membiasakan untuk mencintai
Membiasakan untuk menyayangi
Membiasakan untuk mengasihi
Dan itu semua lebih indah dari segalanya

@RHaryantoracing

Saat ini sedang ingin menulis 
Tentang dirimu saja 
Yang pasti yang ku tulis semuanya tentangmu..
Aku.. yang dari kejauhan memperhatikanmu, 
Membayangkanmu.....
Rasanya hangat dalam hati ini... 
Entah karena senyummu  atau tatapan matamu.....
Yang kutahu ini bahasa hati
Untuk selanjutnya, 
Biarlah ku sebut namamu  dari bibirku
Hanya kamu, dengan perasaanku 
Untuk  setiap mimpiku saat 5 jam berlalu,
Aku masih menggenggam erat senyum dan tatapanmu....


Minggu, 21 Februari 2016

Formula One

Izinkan aku jadi  pembalap 
Menaklukan setiap lintasan hatimu 
Menjadi tercepat setiap race 
Untuk dapatkan mahkota cintamu.
Ribuan rambu ku terjang 
Agar aku jadi pemenang 
Tapi hanya satu rambu keraguan 
Yang membuatku harus memilih 
Tepat di depan mata finish terpampang spanduk tertulis
"Dilarang Parkir di hatiku" 
Aku berhenti terdiam 
Ingin putar balik pergi 
Tapi kemenangan didepan mataku. 
Haruskah pasrah menyerah 
Ku bulatkan tekad terus melaju 
Inilah tantangan untuk 
Terjang Dan robohkan
Akan ku tulis spanduk  dengan tulisan baru 
"Parkirlah  hatimu di hatiku....