Rabu, 12 Oktober 2011

Apa kabar mamah apa kabar bapak ?

Ditengah kesibukan yang tidak luar biasa, bahagia sekali mendapat telepon dari mamah dan bapa tercinta....
Telepon dari mamah dan bapa tercinta yang seperti biasa menanyakan kabar kesehatan, pekerjaan dan anak sungguh menjadi doa dan barokah tiada tara..

Sungguh mereka berdua tiada henti menginginkan kebahagiaan anaknya. Mengalirkan ketulusan, cinta dan kasih sayang.
Juga tidak henti mendidik jiwa, mencontohkan bagaimana menjadi orangtua yang penuh tanggung jawab.
Tidak lengah memperhatikan anaknya , meskipun aku sudah dewasa.....

Mendengar suara mamah dan bapa ditelepon seringkali membuat aku meneteskan airmata. Terkadang aku merasa berdosa.
Karena mereka terasa begitu lebih merindukan aku, ketimbang aku merindukan mereka.
Ya, aku rindu kepada mereka, .....
tetapi rindu mereka berdua kepada ku jauh lebih besar dan mungkin jauh lebih kuat dan dalam.....

Aku khawatir kalau termasuk mereka yang tidak berbakti kepada orangtua.
Aku khawatir terlalu asyik dengan dunia ku, sehingga hak mereka berdua tidak aku tunaikan.
Meskipun aku sangat yakin mereka sangat mencintai ku dan tidak mempersoalkan, apakah aku merindukan mereka atau tidak.

Hari ini aku harus kembali beraktivitas. Sesungguhnya hari ini aku begitu rindu kepada mamah juga kepada bapa....
Aku tidak yakin hari ini memiliki waktu untuk mencium tangan mereka berdua.
Tetapi aku tidak ingin didahului mereka yang menelepon ku....

Hari ini aku akan menelepon mereka, mendengar suara indah mereka, dan mohon doa restu mereka.
Aku menginginkan bulan ini aku harus menginap dirumah orangtua....

Diantara huruf-huruf yang tersusun ini, wajah mamah dan bapa tercinta muncul begitu saja.
Oh apa kabar Mamah ?...
Apa kabar Bapak ?....


Dari anakmu Dinnie Badar...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar