Jumat, 04 November 2022

Sejarah Terbentuknya Kota Bandung


Kota Bandung atau cekungan Bandung terbentuk akibat letusan dahsyat dari Gunung Sunda Purba. Gunung ini merupakan cikal bakal dari Gunung Tangkuban Parahu.

Berdasarkan tulisan dari T Bachtiar dalam Geo Magz, majalah geologi populer Kementerian ESDM tahun 2011, disebutkan bahwa di lokasi Gunung Tangkuban Parahu saat ini dulunya berdiri Gunung Sunda.

Sebelum kemunculan Gunung Sunda, terdapat Gunung Jayagiri yang merupakan sebuah gunung api raksasa. Gunung Jayagiri kemudian erupsi dengan dahsyat hingga menghancurkan puncaknya dan membentuk kaldera.


Dari kaldera hasil letusan inilah terbentuk Gunung Sunda yang dikategorikan sebagai gunung purba yang memiliki ketinggian 4.000 mdpl. Namun Gunung Sunda pun meletus sekitar 210.000 sampai 105.000 tahun yang lalu.

Gunung Sunda yang tingginya 4.000 mdpl, meletus antara 210.000-105.000 tahun yang lalu. Pada letusan dengan semburan gas yang sangat tinggi, telah menghamburkan bebatuan, pasir, abu dari dalam tubuh gunung.

Letusan Gunung Sunda merupakan letusan yang terbilang dahsyat. Kaldera yang terbentuk akibat letusan ini berukuran 6,5 x 7,5 kilometer.

Selain itu, menurut Bachtiar material dari letusan Gunung Sunda bahkan menyebabkan aliran Citarum terbendung di kawasan Padalarang. Aliran yang terbendung ini secara perlahan membentuk sebuah danau yang dikenal sebagai Danau Bandung Purba.

Air Citarum membentuk Danau Bandung Purba yang luas, dengan paras tertinggi mencapai 725 mdpl. Danaunya membentang barat-timur, dari Cicalengka hingga Rajamandala, yang dipisahkan oleh Pematang Tengah yang berupa gunung-gunung api purba.

Bahwa danau ini tidak hanya tinggi, tetapi juga membentang luas.

Lebar danau utara-selatan, satu di antaranya pantainya di perempatan Jalan RE Martadinata dengan Jalan Dago dan Jalan Merdeka, mengikuti ketinggian 725 mdpl, hingga selatan di Soreang, Ciparay, Baleendah dan Majalaya.

Selain membentuk Danau Bandung Purba, letusan Gunung Sunda juga menjadi cikal bakal terbentuknya Gunung Tangkuban Parahu. Diperkirakan sekitar 15.000 tahun setelah Danau Bandung Purba terbentuk, Gunung Tangkuban Parahu mulai muncul di sisi timur kaldera Gunung Sunda.

Kemudian Gunung Tangkuban Parahu juga mengalami erupsi. Bachtiar menuturkan bahwa menurut Nugraha (2005) erupsi Gunung Tangkuban Parahu dibagi ke dalam tiga periode.

Periode pertama sekitar 90.000-40.000 tahun yang lalu. Letusan ini membentuk kawah Pangguyangan Badak.

Kemudian periode kedua 40.000-10.000 tahun yang lalu, membentuk kawah Upas. Sedangkan periode ketiga sekitar 10.000 tahun lalu membentuk kawah Ratu.

Material letusan Gunung Tangkuban Parahu mempertebal material letusan dari Gunung Sunda, mengendap membentuk kipas-kipas aluvial. Endapannya sampai di kawasan Najung, Kota Cimahi di sekitar Pematang Tengah.

Kemudian setelah terjadinya letusan-letusan ini, Danau Bandung Purba akhirnya jebol di antara kawasan Cikahuripan - Cukangrahong - Curug Halimun. Jebolnya danau ini disebabkan oleh gempa bumi dan tanah longsor.

Karena peristiwa ini, air danau perlahan menyusut hingga menyisakan rawa-rawa. Selain menyebabkan keringnya danau, jebolnya danau juga membuat aliran Citarum berubah.

Setelah danau Bandung purba bobol, menyusutlah air danau, menyisakan rawa-rawa yang luas. Setelah Danau Bandung Purba bobol, aliran Citarum pun berubah. Berbelok mengiris celah bebatuan intrusif di Curug Jompong, alirannya semakin deras di ruas sungai yang menyempit, membentuk jeram-jeram dan air terjun. Airnya menerus ke utara sampai bergabung dengan Cimeta.

Lalu karena area Danau Bandung Purba yang terus kering, akhirnya cekungan ini tak lagi dikenal dengan danau Bandung, melainkan Cekungan Bandung. Kini wilayah Cekungan Bandung dikenal juga sebagai Bandung Raya.

Terbentuknya Cekungan Bandung karena meletusnya atau terbangunnya gunung-gunung di sekeliling Bandung, hingga menjadi kawasan di antara gunung-gunung. Itulah yang menjadi dasar Cekungan Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar