Selasa, 01 Juni 2021

Jelatang


Membaca banyak utasan tentang suami yang selingkuh. Alasannya perempuan dikata tak luwes menyenangkan suami....uluh2...padahal si laki sendiri yang tak bisa menahan berahi. Sebegitulah kualitas lelaki itu. Hasil sibuk kerja selama ini, habis sudah untuk si selir.  Elak maksiat jadi dalih tetapi tak jaga tingkah syariat. Tak hormat.
Untuk apa mencari asmara di hati lain yang bukan menjadi hak ? Karena akan ada banyak hati yang terluka. Insan dipuja bertalam muka. Tak adakah rasa bersalah ? Sengaja menggoncang istana terbina. Pondasi karang terhempas berkat bisikan si jelatang cinta.
Buat para perempuan yang tersakiti...jadikan jiwa dipinggir usia mencari damai bersama Yang Esa. Biarkan lelaki dan jelatang hidup dalam aksara tertera di jabyin, dengan turunannya kelak melakukan hal yang sama persis dengan yang dia lakukan. 
Tidak perlu marah selama cerdas jaga mulut.
Setiap perempuan punya iman dan canggih menjaga buah hati agar jiwanya tidak kacau. Bersyukur rusak badan karena hamil, melahirkan dan letih mengurus rumah tangga. Kita sedang dipercaya mencetak khilafah di muka bumi. Menyebut perempuan turun mesin itu bukan perempuannya yang dihinakan. Justru lelaki yang mengatakan itulah yang menghina dirinya sendiri. Sebatas itulah dirinya. Tak apa  wahai perempuan, jungkir balik kaki jadi kepala, kepala jadi keset keluarga. Artinya itu rezeki kita. Terkadang kita keliru kalau rezeki dimaknai dari hasil bekerja. Karena bekerja adalah ibadah dan rezeki adalah urusan-Nya. Biarkan para lelaki dan jelatang hidup dalam keniscayaan apapa.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar