Minggu, 15 Desember 2019

Jeddah

Kata jeddah berasal dari bahasa arab "Jaddah" atau "Juddah" yang artinya nenek. Katanya, nama ini dihubungkan dengan suatu klaim bahwa nenek moyang manusia,yaitu Hawa wanita ini adalah istri dari Nabi Adam, dikuburkan di daerah kota jeddah tersebut.

Maka dari sebab itu, kota Jeddah menjadi salah satu tempat ziarah yang bisa orang-orang kunjungi oleh setiap wisatawan atau juga jamaah haji dan umrah.

Kota jeddah juga sebagai kota metropolitan di Arab Saudi. Secara geografis kota Jeddah ini terletak nya di sebelah pantai timur laut merah pada 309 garis BT dan antara 21-289 garus LU, persisnya di daratan rendah pinggir laut merah, +75 Km dari Kota Suci Makkah.

Di kota Jeddah memiliki dua iklim cuaca yaitu musim panas dan musim dingin. Pada musim panas terjadi di bulan Juni sampai dengan bulan September dengan suhu 35-42 Celcius sedangkan di musim dingin terjadi di bulan No

vember sampai bulan Februari dengan suhu 10-25 celcius.

Dalam sejarah di daerah Jeddah ini pada awalnya digunakan oleh suku Qudha'ah untuk beristirahat usai berburu ikan. Pada akhirnya warga di daerah Jeddah menjadikan sebagai perkampungan mereka dan selanjutnya mengalami perkembangan yang cukup pesat.

Sebelum pusat kekuasaan Islam pindah ke Damsyiq (Damaskus) dan Baghdad, Kota Jeddah menjadi sangat penting bagi kekuasaan Islam saat itu. Demikian pentingnya kota tersebut, oleh Nasir Khasrow, seorang penulis Persia yang pernah mengunjungi kota ini pada tahun 1050, disebut sebagai kota yang kuat, yang dikelilingi oleh benteng-benteng yang kokoh.

Di kota Jeddah penduduknya mencapai 5.000 jiwa. Pada kota tersebut belum terdapat tumbuh-tumbuhan semua kebutuhan untuk masyarakat kota Jeddah di datangkan dari luar kota Jeddah.

Senin, 09 Desember 2019

Mengurus Jenazah di Mekkah

Jamaah haji atau umroh yang wafat di Mekah, sudah tentu jenazahnya tidak akan dibawa pulang ke negara asalnya, tetapi akan di makamkan di sana. Ini boleh dianggap satu peluang yang diberikan Allah SWT untuk di makamkan di Mekah.

Orang yang meninggal di sana, adalah sewaktu sedang mengerjakan ibadah umrah dan haji. Di bawah ini kita akan melihat proses yang dilakukan terdapat jena

zah yang meninggal dunia di Mekah.

Pengurusannya sebetulnya sangat simpel. Yang pertama harus dilakukan adalah lapor kepada ketua kloter. Ketua kloter akan mengecek jenazah jamaah ditemani oleh dokter, untuk memastikan dan mencatat sebab-sebab kematian jemaah haji atau umroh.

Setelah lapor ketua kloter, tinggal menunggu saja, karena ketua kloter akan melaporkan ke Maktab dan Daker (daerah kerja). Setelah, pihak maktab mendapat laporan, biasanya mereka akan melihat langsung kondisi mayat. Jika pihak maktab telah melihat jenazah, barulah mereka akan menghubungi pihak penyelenggara pemulasaraan jenazah.

Pihak pemulasara jenazah inilah yang akan mengurus jenazah hingga penguburan. Pemulasaraan jenazah yang dilakukan oleh yayasan-yayasan swasta ini bersifat gratis. Kalaupun mau mengeluarkan uang hendaknya dimasukan ke dalam kotak infak yang ada di kantor yayasan atau mengirim lewat rekening. Besar kemungkinan petugas pemakaman akan meminta uang bakhsyis (uang tip) yang bisa diberi seikhlasnya.

Saat jenazah jamaah haji diserahkan, petugas dari yayasan akan menawarkan apakah jenazah minta dishalatkan di Haram (sebutan untuk Mesjidil Haram atau Mesjid Nabawi) atau tidak.

Jika ingin dishalatkan di Haram, maka perlu ada orang yang menyertainya minimal 2 orang. Jika tidak ingin dishalatkan di Haram, maka keluarga bisa menyertainya ke tempat pemandian atau menyerahkan sepenuhnya kepada petugas.

Sekedar tambahan informasi, para wanita tak diperbolehkan ikut ke tempat pemandian jenazah (apalagi ke kubur). Oleh karena para wanita harus sudah berpisah secara total di maktab tempat menginap.

Jenazah akan dibawa dulu ke tempat registrasi kubur. semacam reservasi tempat penguburan. Di Makkah ada dua kuburan yang biasa dipakai untuk jamaah haji, Ma’la dan Tsurayya. Setela itu barulah jenazah dibawa ke tempat pemandian.

Tempat pemandiannya sudah sangat bagus dan modern. Sayang keluarga dan pengantar tak diperbolehkan masuk dan ikut memandikan. Jadi sebaiknya anda menunggu di ruang tamu. Di ruang tamu, disediakan makanan ringan dan minuman dingin atau hangat. Tak perlu khawatir kelaparan atau kehausan ketika menanti proses pemandian jenazah.

Jenazah yang tidak akan dishalatkan di Haram akan di bawa ke masjid sebelah pemandian dan dishalatkan di sana, lalu dibawa langsung ke pekuburan. Bagi jenazah yang akan dishalatkan di Haram pihak keluarga atau pendamping akan dipanggil dan didata untuk memastikan kesiapannya.

Setelah proses pemandian selesai dan jenazah dimasukan ke ambulan, keluarga dan pendamping dipanggil dan dikenalkan pada supir ambulan. Setelah mendapat surat keterangan untuk masuk ke Haram, maka rombongan pergi ke Haram. Surat pengantar itu sangat penting. jangan harap bisa masuk ke Haram sambil membawa jenazah tanpa surat jalan tersebut.

Minggu, 01 Desember 2019

Haji - Umroh

Alhamdulillah tahun ini (2007)  Allah SWT mengizinkan saya, suami, orangtua serta adik2 berikut pasangannya dan putra2 kami semua untuk mengunjungi tanah haram. Berbagai pengalaman yang didapat dari perjalanan ini, terlalu panjang jika diuraikan satu persatu. Namun untuk sekedar berbagi dan supaya pengalaman ini tetap bisa diingat, maka saya tuliskan sebagian yang saya ingat. Semoga dan Semoga saja semua dimudahkan Allah untuk melakukan perjalanan kembali bersama2 kesana.
Tahun 2007 / 1428 H. Keluarga Besar saya dan beberapa orang lainnya berangkat dari Bandung ke Jakarta dengan menggunakan mobil pribadi. Sehari sesudahnya kami semua dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia berangkat menuju Mekkah dengan pesawat yang delay sekitar 2 jam sekitar pukul 7 pagi WIB menjadi pukul 09.00 WIB padahal kami berangkat dari rumah Cibubur naik bis yang kami sewa dari Pukul 04.30 WIB.
Sebelumnya saat di bandara Soekarno Hatta, Keluarga Besar saya dan jemaah lainnya bergabung dengan jemaah lain dari biro travel lain yang dijadikan 1 travel sehingga jumlah kami sekitar 55 orang. 

PERSIAPAN AWAL :
1. Pastikan Seluruh Persyaratan Adminstrasi di jaga sebaik-baiknya. Jika anda membawa orangtua atau orang-orang yang kurang berpengalaman. selalu ingatkan mereka terhadap barang bawaannya. kalau perlu untuk tiket pesawat, pasport dan persyaratan lainnya anda yang memegangya. karena ditakutkan kehilangan salah satu persyaratan menyebabkan gagal berangkat. 

2. Selain bag/koper yang disediakan travel, usahakan bawa bag travel atau koper yang lain yang sama besarnya dengan bag/koper yang diberikan travel. Berbagai pengalaman menunjukkan, hampir tidak ada yang tidak berbelanja di tanah suci tersebut, meskipun waktu awal keberangkatan semua berniat untuk tidak akan berbelanja apapun. (Dengan membawa bag travel tersebut) Sehingga sewaktu pulang ke tanah air kita hanya membawa 3 paket barang saja, yakni koper berisi pakaian, koper berisi oleh-oleh, dan satu galon air zam-zam. Pengalaman menunjukkan lebih sulit membawa banyak tas kecil untuk oleh-oleh, dibanding dikumpulkan dalam 1 bag travel. Biasanya minimal oleh-oleh yang dibawa : 
- Beberapa kilo kurma biasa + kurma ajwa + ruthab ( kurma muda) + kismis + kacang arab 
- Beberapa kotak minyak wangi 
- Tasbih + siwak + sajadah 
- Beberapa baju gamis + sorban 
- dan perintilan oleh2 lainnya.
Seluruh oleh-oleh diatas cukup kita masukkan didalam bag travel tersebut. 

3. Barang bawaan yang diperlukan selama perjalanan diletakkan dalam tas tenteng yang diletakkan di kabin (diatas tempat duduk pesawat) antara lain : 
- quran, buku manasik, dan bahan bacaan lainnya yang terkait dalam hal agama.
 - Jaket - Kaos kaki ( karena didalam pesawat cukup dingin)
 - botol mineral atau gelas kosong, atau apa pun wadah yang bisa untuk menampung air untuk dibawa nanti saat ke mesjid dan diisikan air zamzam.
 - peralatan sholat( bagi perempuan) dan 1 stel  pakaian ganti untuk persiapan jika pakaian yang digunakan kotor, dsb...,
- sebagian obat2an yang diperlukan untuk diminum selama di pesawat atau saat tiba di hotel nanti. Terlebih karena anak saya masih usia taman kanak2 saat itu keperluan vitamin untuk anak sangat dibutuhkan sekali.

4. Catat nomor kontak penting penanggung jawab keberangkatan yang berada di indonesia di memory HP,  saya tetap memakai simcard Halo dari Telkomsel kecuali bagi yang membeli simcard baru, begitu juga halnya nomor-nomor keluarga lainnya yang masih tersimpan di memory kartu, pindahkan ke memory HP bila ingin ganti kartu simcard ya. Suami saya mencoba memakai simcard lokal yang banyak diperjualbelikan dan memang termasuk murah tapi tetap saja kuota cepat habis.

5. Untuk menukar uang rupiah ke rial, sebaiknya 
ditukar sewaktu di arab saudi saja, jangan terbujuk dengan rayuan para penjual uang rial di bandara, karena lebih untung menukar di arab saudi (Jeddah, Madinah atau Mekkah) walau pun selisihnya hanya sedikit. Di Jeddah, Madinah dan Mekkah sangat banyak tempat menukar uang /money changer. Jadi jangan ada pikiran “ ah.. tukar di Indonesia ajalah, nanti susah nyari tempat nukar uang disana ”. pokoknya jangan takut dengan perkara tukar-menukar ini. Bahkan jika anda belum menukar uang rupiah ke rial, sebagian toko-toko disana mau menerima uang rupiah, tapi kursnya sedikit lebih rendah. Kalaupun anda ingin menukarnya juga ketika di indonesia sebagai pegangan, tukar sedkit saja, yah.. sekirar 500 ribu lah. Saat itu 1 Rial  Saudi nilainya sama dengan Rp.2500,- 

KEBERANGKATAN : 
Tapi situasi ini tidak bisa dipakai sesuka2 kita yaa...kami sendiri berangkat Pukul 09.00 WIB tiba kurang lebih Pukul 21.00 WIB atau Pukul 6 sore waktu Arab Saudi. Saat tiba di Kota Mekkah, jamaah langsung masuk le hotel beristirahat dan berganti pakaian untuk melaksanakan umroh wajib. Anak saya sempat terkaget2 saat tiba di hotel. Ternyata hotel tidak ada kolam renangnya. Hehehehhe. Dan mulai sedikit rewel karena waktu tidur yang harus mundur, jadi saat tiba waktu sa'i, setelah berapa kali balikan anak saya digendong oleh suami karena tidak bisa menahan kantuk.

7. Di dalam pesawat, toiletnya sangat sempit dan istinja’nya menggunakan tissue. Untuk itu bawa gelas plastik atau botol air mineral yang kecil atau sedang. Jika lupa membawa wadah gelas plastik atau botol air mineral, kita gunakan gelas plastik milik pesawat yang diberikan kepada kita untuk diminum, (jadi jangan dikembalikan ke pramugari gelas plastik tersebut). Dan hati-hati terhadap percikan air seni. Bagi yang membawa orangtua, temani mereka ketika ke toilet, karena kebanyakan orangtua lupa cara membuka dan mengunci pintu toilet, atau bahkan lupa tempat duduknya ketika kembali dari toilet. Niatkan semua ini untuk ibadah. 

8. Perbanyak amal di dalam pesawat. Usahakan bisa membaca alquran, atau membaca buku manasik yang diberikan supaya lebih kuat ingatan. Untuk itu buku manasik jangan diletakkan di bagasi. Jika tidak ingin melakukan sesuatu, minimal mendengar murottal lewat handset yang diberikan pramugari di awal-awal keberangkatan. Untuk itu jangan menolak jika diberikan handset oleh pramugari. Untuk petunjuk penggunaannya, kalo tidak bisa, minta pramugari mengajarkannya. 

9. Jangan pernah meninggalkan sholat di dalam pesawat jika waktu sholat telah tiba. Ambil wudhu di toilet, dan jangan lupa ajak teman-teman duduk untuk sholat juga. Kalau sulit berwudhunya ambil cara tayamun.

10. Sebaiknya tukar kartu handphone anda setibanya di arab saudi, karena jau
h lebih murah tarifnya (SMS atau call) dibanding menggunakan kartu pra bayar indonesia. Suami saya sudah mencobanya. 
Untuk membeli kartu handphone prabayar Arab Saudi beli di tempat penukaran uang / money changer di arab saudi, jangan beli di bandara di Indonesia atau di bandara a
Arab Saudi ( biasanya ada saja orang yang menawarkan kartu pra bayar), karena lebih mahal. Ini bagi yang mau ganti kartu. Kalau seperti saya sebut tadi, saya tetap bertahan memakai Kartu Halo dari Telkomsel, karena tidak mau ribet. Untuk 20 hari memang sekitar 200 ribuan saat itu.

11. Catat segera nomor kontak person untuk penanggung jawab di Jeddah, Madinah, dan Mekkah. Dan juga segera saling sharing nomor HP di tanah suci untuk masing-masing jemaah umroh. 

BERBELANJA : 

12. Untuk berbelanja, rata-rata pedagang paham bahasa Indonesia. Dan harus pintar-pintar melakukan penawaran, kalau perlu lakukan penawaran ½ harga. Intinya, pedagang disana sama saja seperti di Indonesia, pintar nipu pembeli. jadi harus banyak referensi sebelum membeli. Kalau mau membeli emas jangan lupa sekalian minta suratnya, tapi ingat penjual biasanya minta tambahan harga 10 rial, kita harus bisa menolaknya.

13. Jangan terlalu tergesa-gesa untuk belanja. Untuk membeli kurma “TIDAK WAJIB” membeli di pasar kurma di Madinah. Harga kurma disana sangat bersaing, artinya belum tentu harga di pasar kurma yang paling murah. Kadang2 malah harganya lebih mahal daripada harga kurma disekitaran hotel, apalagi kalau kita beli beberapa macam oleh2 di satu toko biasanya harga akan lebih murah lagi.

DIKOTA MADINAH : 

11. Tiba di Madinah, kenali baik-baik nama hotel tempat menginap, kalau perlu minta kartu nama hotel tersebut. Pernah terjadi kejadian seorang jemaah jatuh di toilet di Mesjidil Haram yang menyebabkan kakinya sulit melangkah karena terkilir. Jemaah tersebut tidak bisa berkomunikasi kecuali bahasa Indonesia. Namun karena ia memiliki kartu nama hotel tempat dia menginap, maka para penolong mudah untuk mengantarkannya ke hotel tersebut. 

12. Ketika awal menuju mesjid, kenali tiap titik-titik yang bisa dijadikan tanda arah. Ini berguna agar kita mudah untuk pulang ke hotel kembali. Tanda-tanda arah bisa berupa bangunan besar, plang nama yang besar dan mencolok. Yang paling gampang perhatikan saja pintu gerbang mesjid nomor berapa yang kita masuki. Ada hampir 40 pintu gerbang di sekitaran Majid Nabawi. Pintu 25 merupakan pintu favorit jemaah, khususnya jemaah wanita karena merupakan pintu utama jamaah wanita masuk ke Raudhah.

13. Niat I’tikaf ketika masuk mesjid, langkah dengan kaki kanan ketika masuk mesjid. Karena mengejar sholat 40 waktu / sholat arbain. Kalau ingin meletakkan sandal di tempat-tempat yang disediakan di mesjid Nabawi, ingat baik-baik di rak nomor berapa sandal diletakkan. Dan yang tak kalah penting adalah melihat urutan penomoran rak. Sehingga misalnya, sandal kita simpan di rak nomor 45, terus ketika kita mencari kembali rak tersebut, yang kita temukan rak nomor 60, maka dengan mengetahui tata urut rak, maka akan mudah mencari arah mana rak nomor 45, sehingga 
tidak semakin jauh dari rak nomor 45. 
Mengenai sandal, di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi sangat banyak rak-rak yang disediakan, letakkan sandal di tempat terdekat kita sholat. 
Jangan terburu-buru meletakkan sandal sewaktu masuk mesjid, karena Masjidil Haram dan Masjid Nabawi sangat luas.
Tapi kalau saya sendiri lebih senang memasukan sandal ke tas slempang yang saya pakai sehari2, disimpan langsung atau dibungkus kantong plastik, karena kadang2, saya masuk dari gerbang pintu masjid berbeda saat saya keluar dari pintu masjid.
Segera sholat 2 rakaat sesampai mesjid. Minum air zam-zam yang disediakan di dalam mesjid, Kemudian baru menuju Taman Raudhah kalau kita berada di Masjid Nabawi. Usahakan sholat dan berdoa disana. 

14. Saat berada di Masjidil Haram usahakan kita sholat tidak terlalu jauh dari Kabah, tapi jika pun tidak dapat suasana Masjidil Haram yang agung, besar dan sakral sudah dapat membuat air mata kita saat sholat berlinang karena bahagia. Usahakan pula untuk dapat sholat sunnat di Taman Raudah Masjid Nabawi minimal setiap 2 hari 1 kali, dan berdoa disana dengan harapan yang besar dan keyakinan terkabulkan. karena Taman Raudah adalah salah satu tempat mustajab. Jemaah wanita memang dibatasi waktunya saat memasuki Taman Raudhah, itu pun berdesak2an dengan jemaah dari India, Paskistan, Turki atau Bangladesh, jangan lupa badan mereka besar2 dibandingkan tubuh orang Indonesia. Selepas Isya sampai jam 1 malam. Dan sesudah sholat subuh. Saya lebih senang ambil sesudah sholat Isya. Pintu terbuka di dalam masjid kurang lebih pukul 10 malam. Ambil dari pintu 30, biasanya nanti antrian kedua pintu geser dibuka. Tapi adakalanya menjadi pintu geser pertama yang dibuka. 

15. Banyak lakukan sholat dan amal lainnya ketika di mesjid. Boleh tidur-tiduran (I’tikaf) di Masjidil Haram dan Mesjid Nabawi. Bisa juga saling mengatur waktu istirahat dengan teman2 yang bersama2 pergi ke mesjid. Atur waktu agar banyak di mesjid dibanding di hotel. Pengaturan waktu yang saya lakukan memang tidak terus menerus seperti ini, flexibel saja :

-Habis subuh saya langsung pulang ke hotel. Kalau mau silakan langsung pulang ke hotel, atau mampir sebentar berbelanja di sekitaran mesjid. Saat di Mekkah biasanya sekalian membeli sarapan pagi, karena jatah makan pagi dari pemerintah kita tidak dapat. Saat di Madinah pun sama. Khusus di Madinah, tempat makan lebih banyak dan mudah ditemukan disekitaran hotel. Untuk yang berjualan dipinggir jalan masih lebih enak rasanya saat berada di Mekkah dibanding di Madinah.  Kemudian lakukan hal yang perlu dilakukan di kamar hotel  (mencuci, mengemas pakaian, dsb). Jangan nonton televisi kecuali channel live Mesjidil Haram atau channel live Mesjid Nabawi. Daripada menonton televisi lebih baik jalan2 sekitaran penginapan dan mesjid.

- satu jam atau setengah jam sebelum zuhur sudah kembali ke Mesjid Nabawi (usahakan mandi terlebih dahulu agar segar, karena udara juga lembab keringat tidak keluar jadi badan kering). I’tikaf disana sampai sholat ashar dan kalau badan kuat bisa sampai sholat magrhib. Jangan takut dengan kelaparan, karena di Mesjid Nabawi dan Mesjid Haram sudah dipenuhi jemaah yang banyak memberikan hidangan menu untuk berbuka bahkan sampai diluar/pelataran mesjid. Selain itu air zamzam banyak terdapat di dalan masjid, snack atau kurma yang dimasukan dalam tas slempang yang dibawa sehari2 bisa cukup membuat perut kenyang. Membawa bekal makanan ke mesjid yang dimasukan dalam tas slempang tidak dilarang, tapi kalau bawa makanan semacam nasi itu yang tidak boleh. Kalau makan diluar masjid tidak apa2. Banyak yang membawa atau membeli buah2an kemudian jemaah memotong2 menjadi buah potong ditaburi garam oralit hadiah pemberian pemerintah. 
- setelah sholat maghrib silakan pulang ke hotel untuk makan malam atau lanjut berdiam di mesjid untuk ikut sholat Isya. Makan jangan sampai kekenyangan, dan jangan terlalu lama menghabiskan waktu untuk makan. Bagi yang akan sholat Isya di kamar hotel, saat di Mekkah kita bisa mengikuti Imam Di Masjidil Haram, karena jarak penginapan ke Masjid tidak terlalu jauh. Tapi saat Di Madinah karena mengejar arbain, harus melaksanakan sholat Isya di Masjid berjamaah.
- setelah makan, menuju kamar untuk melakukan persiapan sholat Isya (buang air, bersiwak/gosok gigi, dsb). Segera pergi menuju mesjid sebelum azan berkumandang. Bawa botol minuman untuk nantinya di isi dengan air zam-zam. Karena sholat Isya memakan waktu satu setengah jam. Jadi kalau haus kita tidak perlu beranjak dari tempat sholat untuk membasahi mulut.
- Kalau mau berbelanja lagi atau sekedar melihat-lihat pasar, lakukan disaat selesai sholat isya. Berbelanja dengan perhitungan, cari yang wajib-wajib dahulu. Selesai berbelanja lalu menuju hotel, sebelum ke kamar, singgah dahulu ke ruangan makan, biasanya minuman-minuman atau makanan ringan sewaktu berbuka tadi masih tersedia disana. Kalau perlu bawa minuman atau buah2an tersebut ke kamar. (biasanya kegiatan ini menghabiskan waktu sampai pukul 1 malam). 

- lakukan hal-hal yang perlu dilakukan di kamar, kemudian siap-siap berangkat ke Mesjid Nabawi kembali untuk ber ‘I tikaf. Paling lama kita dimesjid tersebut sekitar 2 jam, karena sekitar pukul 3 malam akan ada azan untuk membangunkan tahajjud. Nah… ketika waktu azan tersebut, lakukan sholat tahajjud beberapa rakaat yang pendek. 
Jangan berlama-lama di hotel ketika kita akan melakukan sholat subuh di Masjid, dari hotel berangkat sekitaran pukul 03.30 WAS. Setelah sebelumnya Pukul 02.00 malam WAS kita segera mandi terlebih dahulu. Karena itu setelah sholat Isya usahakan langsung segera beristirahat di penginapan.

Hal-hal diatas jika diatur dengan baik, Insya Allah bisa dilaksanakan. Berhaji dan berumrah benar-benar menguras tenaga dan waktu-waktu penting sangat sempit (misalnya : berbuka-sholat magrib- berbuka (makan berat) di hotel – sholat isya, waktu tersebut sangat sempit rentangnya. Kemudian lagi sholat isya-
-berbelanja-pulang kehotel-‘itikaf malam di mesjid–sholat subuh di mesjid juga sangat sempit. Untuk itu pengaturan waktu harus benar-benar akurat. 
Untuk itu di Mekkah memerlukan energi yang lebih ekstra. 

16. Kalau di Madinah, habis sholat Isya sambil pulang menuju hotel bisa langsung berbelanja, di Mekkah bisa juga langsung berbelanja/kepasar tapi karena bentuk toko2nya berbeda ada alasan sendiri kalau di Mekkah enaknya berbelanja sesudah sholat subuh. Tawaf di siang hari terik di Mekkah jemaah kadang menjadi terlalu letih (terlalu haus). Dengan melakukan tawaf setiap selesai sholat pasti lah bagus sekali, tapi terkadang hampir-hampir waktu istirahat malam hari kita tinggal sekitar 1 sampai 2 jam saja lagi. 

17. Usahakan dapat sholat di multazam, atau minimal sholat di (dalam) hijir ismail, karena hijir ismail itu adalah bagian dari kabah untuk mereka jamaah laki2. Untuk jamaah wanita cukup ditempat yang sudah disediakan tepat di dekat Kabah.  

18. Ikuti program ziarah ke beberapa tempat yang telah ditentukan. Biasanya ke Mesjid Quba, Museum, Percetakan Al Quran. Atau tempat lain yang diadakan Kelompok.

HAL-HAL PENTING LAINNYA : 

19. Dokumentasi (foto atau merekam video) tidak dilarang untuk dilakukan. Kecuali bila mengganggu jamaah lain. Biasanya nanti diberitahu oleh askar untuk tidak mengambil foto atau video. 

20. Saat akan berangkat ke Arafah, Muzdalifah dan Mina. Jangan membawa pakaian terlalu banyak. Cukup 2 daster, 2 ihrom gamis bagi wanita (1dipakai 1 disimpan), 2 kaos dan celana panjang untuk laki2, sarung, mukena, dan peralatan mandi ukuran travel. Jangan lupa membawa sedikit makanan kecil. Karena selama berada di Mina untuk melempar jumroh, jamaah dari Indonesia biasanya pada siang hari tidak diperbolehkan untuk berjalan2 keluar dari tenda di Mina, kecuali saat akan melempar jumroh, itupun harus berkelompok sebanyak 50 jamaah. Di sekitaran perjalanan melempar jumroh di Mina, pasar akan lebih banyak yang menjual makanan dan tikar untuk tidur. Jadi jangan berharap bisa berbelanja saat berada di Mina ya. Tikar dan sarung bisa dipakai untuk kita tidur di waktu malam hari diluar tenda, karena ukuran tenda kecil sedang kapasitasnya banyak jamaah. Tidur beratap langit di Mina memang beda. Untuk tidur siang antara bisa dan tidak bisa. Karena udara cukup panas, tenda kecil. Rasanya mungkin disebut tidur tapi tidak tidur. 

20. Kamar mandi di Mina, sangat sedikit, jadi sewaktu berada di Mekkah jamaah Indonesia 3 hari sebelum berangkat ke Arafah Muzdalifah dan Mina, diminta untuk mengurangi makan nasi. Ternyata maksud dari mengurangi makan nasi agar saat buang air besar tidak terlalu sering. Antrian di kamar mandi untuk buang air kecil saja bisa menghabiskan waktu 1.5 jam. Tidak heran banyak jamaah yang mandi hanya 1x dari 3 hari saat berada di Mina atau tidak terlalu banyak minum karena ketakutan untuk buang air kecil. Mungkin karena maksud kedatangan jamaah ke Mina untuk melempar setan, udara di kota Mina sangat sangat panas begitu pun antar jamaah, situasi dan kondisi memang berbeda.

21. Di sarankan untuk mencukurlah seluruh rambut sampai gundul setelah selesai ibadah melempar jumroh pertama untuk jamaah laki2. 

22. Mengetahui dalil-dalil tentnag fadhilah-fadhilah ( keutamaan ) yang terkait dengan ibadah umroh. seperti keutamaan Mesjid Nabawi, Mesjid Al Haram, Taman Raudah, Multazam, dsb. 

23. Pahami dan ingat baik-baik perkara-perkara rukun, wajib, larangan, sunah-sunah, dan adab-adab dalam menjalankan rangkaian ibadah. 


24. Menikmati ibadah umroh dan haji sekalian menyusuri keindahan kota Mekkah dan Madinah. Fisik sehat itu yang paling utama.