Minggu, 16 Juni 2019

Nafar Awal atau Nafar Syani

Jika jamaah bermalam selama tiga hari, maka batu kecil yang perlu dikumpulkan adalah sekitar sebanyak 70 butir. Kemudian jika memilih dua hari saja, maka total batu kecil yang perlu disiapkan adalah 49 butir. Namun, untuk berjaga-jaga, jamaah bisa membawa batu dalam jumlah yang lebih.

PERTAMA, sebanyak tujuh butir batu digunakan untuk melempar jumrah Aqabah pada 10 Dzulhijah atau Hari Nahar. Jika jamaah haji mengambil jenis haji Tamattu, maka jamaah akan tahalul dan melepas pakaian ihram kemudian mengenakan pakaian biasa setelah jumrah Aqabah ini.

KEDUA, sebanyak 21 batu digunakan untuk dilemparkan pada tanggal 11 Dzulhijah. Pada hari tersebut, ada tiga buah jamarat yang akan dilontar yaitu Aqobah, Ula, dan Wustho. Berjumlah 21 batu karena masing-masing jamarat dilempar dengan tujub buah batu kecil. Selanjutnya pada tanggal 12 Dzulhijah, lempar jumrah dilakukan sama jumlahnya dengan hari sebelumnya, yaitu 11 Dzulhijah. Nah, jika jamaah hanya menginap dua malam, maka jumlah total batu yang perlu dikumpulkan adalah 49 dengan rincian tersebut.

Jika menginap 3 hari, maka jamaah perlu menambahkan sebanyak 21 butir batu kecil karena beda satu hari dengan rincian penggunaan batu sebelumnya. Satu hari tambahan yaitu pada hari ke-13, jamaah melakukan lempar jumroh dengan banyak lemparan seperti hari kedua, yaitu lemparan untuk tiga jamarat dengan masing-masing jamarat 7 butir bati kecil.

KETIGA, mengucap takbir setiap kali melontar.

KEEMPAT, melontar kerikil tujuh kali pada setiap jumrah. Mengucap takbir dan melontar kerikil ini seperti yang diriwayatkan Ibnu Umar Ra pada hadits Bukhari 1751.

KELIMA, batu kerikil harus tepat mengenai tugu jumrah dan masuk ke dalam lubang.

KEENAM, berdoa setiap kali menyelesaikan lontaran pada setiap jumrah.

KETUJUH, melontar dengan memosisikan Mina ada di sebelah kanan dan Baitullah di sebelah kiri tubuh.

Saat berhaji 1440 H...kelompok saya mengambil nafar awal, artinya kami bermalam di mina 3 hari 2 malan. Hari pertama melempar jumroh, selesai. Besoknya kami hanya berdiam di dalam tenda. Kemudian malamnya jam 2 malam kami berangkat untuk melempar jumroh, dilanjutkan sambil menunggu selesai bada subuh saat fajar menyinsing kami kembali melempar jumroh terakhir. Selesai sudah proses wukuf haji kami hari itu. Dalam 1 hari di hari ketiga pagi kurang lebih artinya kami berjalan kaki sepanjang 30 km itupun sambil mencari-cari jalan memotong ke pemukiman penduduk kota Mekkah, agar kelompok kami tidak memutar jauh kembali ke jalan utama. Capek dan lapar sudah pasti, apalagi tidur kurang karena tadi malam hujan deras turun, tenda di mina basah alas karpet, dari tempat melempar jumroh ke maktab butuh waktu kurang lebih 30 menit. Untuk sampai ke tenda berkemas pulang membawa barang harus menaiki 3 bordes tangga yang tinggi dan curam. Jam 9 pagi sampai di tenda, berkumpul menunggu bus maktab 70 untuk kembali ke Hotel Al Zaer Al Khalil baru mendapat antrian pukul 12 siang, suasana panas terik, perut lapar. Rasanya tidak ada satupun jamaah haji yang bisa bersabar tapi harus bisa menahan rasa tidak sabar itu memang berat. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar