Minggu, 07 Juni 2015

Aku Tak Punya Pembantu

Repot di pagi hari 
Sesuatu yang biasa
Supaya tak repot adakah trik jitu
Jelas ada, warga rumah harus mandiri, cerdas dan sadar
Dan itu butuh waktu
Sebelum mandiri, latih dulu kemandirian
Sebelum sadar, bangkitkan dulu keyakinannya
Semua butuh proses
Adakah jalan singkat
Ada
Punya pembantu atau robot yang bisa diprogram
Tapi robot selalu perlu disetting ulang biar tidak error
Pembantu
Tidak mungkin setting ulang plus rebooting
Risiko pembantu dari level terbawah
Yang rusak in barang, nakal in anak majikan
Sampai ke high level
Persekongkolan jahat dan oportunis
Ini pembantu apa intelijen 
Ya pembantu yang nyamar jadi intel
Yang perlu data valid urusan rumah tangga majikan
Majikan laki pulang jam berapa
Tidur sekamar atau tidak
Sering berantem apa engga
Apa saja yang dibeli
Habis berapa
Dikasih duit sama lakinya berapa
Masak apa
Gajinya berapa
Kadang ada majikan laki laki yang selalu membela
Dengan wajah lugu pembantu cerita
Kalau nyonya majikan selalu menyuruh bekerja
Akhirnya perang majikan laki laki dan nyonya majikan
Yang selalu kalah nyonya majikan
Tersedu sedu dalam kamar
Pembantu nguping diluar kamar
Senyum senyum kegirangan
Akhirnya pembantu jadi sadar
Sebagai orang yang dibutuhkan dan bernilai ekonomis
Mulai bernyanyi kesulitan hidup
Karena info itu tidak gratis
Sebenarnya banyak juga pembantu yang baik dan setia
Dapatnya susah, dilatih bisa, setelah jadi diserobot tetangga
Kalau tidak terkena rayuan kawin dari mamang tukang bangunan
Atau kena rayuan temannya buat dapat gaji gede
Padahal kerjanya pastinya lebih jungkir balik
Dan cerita yang paling menyebalkan
Saat pembantu membocorkan kebiasaan majikan
Sesuai pertanyaan rekan kerja
Tersebarlah keseluruh bangsa
Pembantu pura pura tidak tahu
Itu baru kehidupan di level rumah tangga
Jadi tinggal pilih
Repot tapi mandiri
Atau nyantai sama musuh 


Sehat Badanku

Ge er sekali
Kukira angin membawa hujan
Ternyata suara mobil tetangga sebelah
Padahal sudah lari tunggang langgang
Lompati dua belas anak tangga
Ke lantai bawah
Disambut matahari tertawa
Aku ge er
Eehhhh
Tapi alhamdulilah 
Aku sehat
Bisa berlari dan melompat seperti ABG
Meski ABG 1/2 tua
Tingkahnya semakin...
Makin kece dah....
Sehat sehat sehat

Taaahhhh

Sedang nyapu daun di halaman depan
Ada beberapa cowok iseng di kejauhan suit suit
Kayaknya tukang bangunan ngincer pembantu
Emangnya yang nyapu nyapu pembokat doang?
Tarik nafas panjang
Wahai Ki sanak
Kamu beruntung
Sekiranya ini terjadi tahun 80 atau 90 an
Saya akan datangi kalian
Dengan menggenggam sebongkah batu bata 
Sambil bilang
Sia teh suit suit ka aing,,,,
Bari....
Braaaak bata ngalayang...
Ka suku manehna 


Plaaaaakk!!!!

Mama bodoh !!!
Plak !
Serasa ditampar
Dan
Tegangan langsung tinggi
Eh tunggu dulu
Kamu benar Nak
Mama emang bodoh
Hidup selama 45 tahun
Masih belum juga paham
Bagaimana mengendalikan diri
Bagaimana memanfaatkan  waktu
Bagaimana mengatur urusan diri, keluarga, jabatan dan perusahaan, para pegawai
Sekaligus
Dalam waktu bersamaan
Aku memang Mama yang bodoh
Memaparkan kebenaran 
Tapi dirinya sendiri belum tentu benar
Merasa benar dari susut pandangnya sendiri yang cupet
Banyak bacot tentang kebenaran
Seolah setara Tuhan sebagai asistenNya
Mengajarkan strategi jitu belajar
Menjawab soal soal pekerjaan sekolah
Sedangkan diri sendiri
Kewalahan menyelesaikan pekerjaannya
Mengingatkan tentang shalat
Tapi diri sering shalat akhir waktu
Berusaha mati matian mandiri
Memperbaiki amal ibadah
Tidak mau memberatkan ayah
Saudara lelaki atau suami 
Tapi masih sering ngaret 
Anak sholeh yang akan menolong mama kelak...
Ngerecokin anak
Kubilang mama tidak suka anak yang berbohong
Padahal aku sendiri suka bohong
Bahkan dengan alasan white lie 
Aku berjanji hidupku, matiku, shalat ku untuk Allah
Tapi aku sering bohong
Aku asyik kerja, bikin tas tali kur, bermain dan bercanda
Sungguh tidak proporsional 
Aku malu
Ternyata aku mama yang bodoh
Apalagi kamu
Malu punya mama yang bodoh
Sungguh aku hanya butiran debu
Seperti judul lagu 
Jauh dari layak mama teladan
Semoga di hatimu yang paling dalam
Kamu berkenan memaafkan mama 

Nasihat Kepada Sendiri

Mau beli pakai rupiah
Go ahead
Mau beli pakai dollar
It's OK
Nothing too lose for the real fighters
Tapi aku
Biasakan tidak melihat merk tulisan
Biasakan yang mahal tidak selalu sesuai harga
Fokus pada guna dan manfaat
Supaya aku 
jadi manusia berkelas
Jaga keinginanku
Jangan seperti rupiah terhadap dollar
Melemah
Tiada yang rugi bagi jika yang tenang
Sepanjang mampu mengendalikan diri



70 Kilogram 150 centimeter

Mengapa seorang ibu
Tubuhnya cenderung padat berisi
Ssssttttt
Tolong dihide dulu sebentar
Karena kadang seorang ibu
Jadi kolektor menu tersisa
Dibuang sayang
1/2 porsi rendang
1/3 porsi mie goreng plus udang
1/4 porsi nasi goreng kornet
1/8 porsi chicken mozarella
2/3 minuman dingin bersoda
Yang mari digabungkan
Menjadi makanan aneka rasa 
Plus minuman apa adanya
Karena dalam menjalankan tugas negara
Ngasuh, ngajar, ngadikdik
Kecepatan
Kekuatan
Latihan fisik
Feeling sangat signifikan 
Jadi
Menu menu itu memang diperlukan




Super Duper

Saya sangat respek
Kepada pihak yang sabar
Yang diperlakukan under estimate
Dipandang serendah rendahnya
Baginya hanya satu jalan
Melompat lebih tinggi
Sebaliknya
Saya tidak simpatik
Kepada pihak yang membanggakan kemampuan
Ekonomi
Keluarga
Daya beli
Dunianya selebar daun kelor


Saya seorang Ibu

Adakah caranya
Berhenti menjadi ibu
Yang cerewet merepet 
Sehingga terkesan ngomel ngomel
Terlalu semangat 
Sehingga terkesan marah
Adakah formulanya
Tolonglah diriku yang dhuafa  ilmu ini
Yaa Rabb
Astaghfirullahal azhiiim

Saya seorang Isteri

HR Tirmidzi
Orang yang imannya 
Paling sempurna
Di antara kaum mukminin 
Adalah orang yang paling bagus akhlaknya
Di antara mereka
Dan sebaik baik kalian
Adalah yang terbaik akhlaknya terhadap isterinya
Kesimpulannya
Orang yang paling berhak
Diperlakukan dengan baik
Dan ditunaikan hak haknya
Oleh seorang lelaki adalah isterinya

Iqra Iqra Iqra

Santai itu
Pakai daster lepek sobek
Baca buku sepuasnya
Merdeka banget
Selamat membaca
Buku gudang ilmu 
Membaca kuncinya


Lagak si Ibu Ibu Muda

Mungkin belum terbiasa lihat saya
Itu mata
Melotot dan mendelik
Beberapa waktu terus begitu
Melihat dari kepala ke kaki
Balik lagi dari kepala ke kaki
Hihihihi
Pura pura ngga merasa dilihat
Nah
Mulai deh komentar
Ada notaris penampilan seperti itu
Hijab geblus
Kaos tiga puluh ribuan
Sandal merek bata
Celana jeans murahan
Nyeleneh
Hai Bu
Hati hati ya jaga in matanya
Takut lepas menggelinding
Ada yang salah pakai jilbab tukang cengek 
Ada yang salah pakai kaos jualan pinggir jalan
Ada yang salah pakai sendal dalam punya
Ada yang salah pakai jeans seratus ribuan
Emang ibu pantas dengan pakaian Ibu ?
Ngga eye catching juga kelleus
Hiiiiiyyy
Mata matanya si ibu mendamprat saya....
He he he
Disepelekan orang sombong itu
Bawaannya pengen kasih hibah
Cireng

Nasib Ibu

Berat badan seorang ibu
Mengikuti keadaan alam
Yang sewaktu gadis slim
Setelah menikah menjadi sailor moon
Berubah !!!
Saat hamil 
Berat badan naik 10 sampai 18 kilogram
Kaki bengkak, wajah seperti bakpao
Sulit pakai baju
Melahirkan
Kaki kempes tapi nafsu makan meningkat
Naluri menyusui menjadi cepat lapar
Anak sudah mulai merangkak
Berat badan mulai turun 
Anak mulai belajar jalan
Berat badan turun banyak
Harus mengawasi, menemani dan menjaga
Juga kurang tidur
Dituntut harus gesit
Alhasil wajah tirus, perut flat, baju longgar kedodoran
Ada sedikit sisa kulit bergelambir
Pasca partus dibagikan perut
Anak mulai bermain
Belajar mencoret, menonton film, mendengar musik
Sedikit diam
Anak makan sendiri ada sisa
Sayang kalau dibuang
Nah berat badan kembali naik
Pipi mulai terisi kembali
Gerakan sedikit lamban
Akibat makanan tambahan dari piring sebelah
Berulang ulang
Sesuai jadwal makan 
Nasib si ibu
Seperti recycle packaging....


Tiga Nama Saya

Seorang perempuan 
Merupakan tanggung jawab 
Empat orang laki laki
Ayahnya
Saudara laki lakinya
Suaminya
Anak laki lakinya 
Terbayang wajah ayah bila sudah tiada
Sudah putus amal ibadahnya
Kecuali tiga perkara
Ilmu yang bermanfaat
Shadaqoh jariyah
Doa anak shalih
Ayah mengajarkan membaca, menulis dan berhitung
Tidak marah
Saat menulis angka tiga seperti burung
Terus melatih
Tidak marah
Saat tidak tahu teknik perkalian
Malah bertanya bagaimana dapatkan hasil seperti itu
Melatih sampai bisa berhitung cepat
Dari murid anak bawang sampai bisa punya prestasi
Di rumah ayah memberikan contoh
Bagaimana bersih bersih rumah
Di perusahaan tempatnya bekerja
Ayah mengajarkan pembukuan yang rapi
Dalam kehidupan
Ayah ajarkan menjadi orang jujur
Ayah tidak mengajarkan saya menjadi orang kaya
Menurut ayah
Hidup sederhana itu terbaik
Kain kafan tidak ada sakunya
Pernah suatu kali
Saya pulang ke Bandung sore sore
Saya melewati waktu shalat maghrib di jalan
Sampai di rumah sudah waktu isya
Karena naik angkutan umum kepala saya pening
Saya rebahan
Saya dengar ayah memanggil manggis
Ayah seperti menahan tekanan dari semua arah
Kenapa ?
Karena ayah harus menanggung dosa anak yang tidak sholat
Seketika saya bangun 
Mimpi ataukah nyata
Menangis dan berlari ke kamar mandi
Wudhu, shalat dan memohon ampun pada Allah
Sejak itu
Apapun yang saya lakukan
Atau tidak akan dilakukan
Saya berpikir dulu
Apakah itu akan menjadi beban bagi ayah yang menanggung dosa saya
Saya mulai mengganti literatur bacaan saya
Mulai belajar memperbaiki diri
Untuk apa ? 
Doa anak shalih
Saya pikir
Doa saya sulit tembus jika saya masih belum perbaiki diri
Bandel, keras kepala, tukang berkelahi
Saya harus berubah
Agar doa saya dikabulkan
Belajar mengaji
Malu sekali anak SMA  lebih bagus
Saya spesialis Notariat
Hadeeuhh
Mau ditaruh dimana muka ini
Mengapa lidah saya kaku begitu
Datang jawaban ilham
Harus lebih banyak latihan
Bolak balik baca AL Quran dan artinya
Agar paham
Cita cita menjadi Notariat
Berubah ingin jadi anak shalihah
Setelah lulus ujian Notariat dan ujian PPAT
Ibu mulai mendesak untuk menikah
Sampai pada takdir menikah
Sampai pula pada takdir menjadi ibu
Ternyata tidak mudah
Banyak rintangan dan babak belur 
Jadi bekal pengalaman
Satu anak tunggal
Cenderung unik, otentik, tidak tertandingi an dan banyak ingin tahu
Yang saya ingat dari ayah
Start duluan belum tentu finish duluan
Ayah benar soal tongkat estafet
Saya siapkan anak saya tongkat estafet
Agar bisa ngoper ke keturunannya kelak
Yang saya ingin dari peninggalan ayah
Buku tafsir dan AL Quran ayah
Puas 
Tidak
Darah ayah mengalir dalam diri saya
Bukan cuman hidungnya yang turun kepada saya
Saya pakai nama ayah dibelakang saya
Puas
Tidak
Di kantor pertanahan
Mengapa dalam ijazah nama tidak sama dengan surat keputusan
Saya beragama Islam
Binti ayah saya
Saya pakai Family name
Surname ayah saya dan itu dari kakek saya
Formulir isian data notaris membolehkan nama saya
Plus nama belakang ayah saya
Apakah itu masalah
Wawancara sukses
Saya bahagia memakai nama ayah saya 
Kemana saya pergi
Disamping nama kecil, nama tengah ada nama ayah saya
Asyiikkkk
Serasa bersama sama tapi juga harus hati hati
Jangan sampai merusak nama ayah saya
Saya masih ingin jadi anak shalihah
Saya selalu terucap doa buatnya
Rabbigh firli walliwaliidayaa warhamhuma kamma rabbayanishoghiro....






Unconditional Love

Unconditional Love
Mendukung yang disayang
Apapun keadaannya
Meskipun tidak rela rasanya
Diperlakukan sedemikian
Dicakar
Diusir
Ditagih tagih
Kayak jeruk nipis
Diperes
Dituntut lebih melebihi kemampuan
Kejadian yang diulang ulang
Pernah bertanya
Apakah bisa dapatkan perempuan yang baik baik
Yang aman untuk hidupmu
Untuk keturunan mu
Untuk karirmu
Keluarga besarmu
Akhiratmu
Tapi yang bernama unconditional Love 
Meskipun kecewa dengan pilihan
Khawatir, sedih, menangis perih
Merasa dihina
Ditelan saja

Selasa, 02 Juni 2015

Kamu dan Isterimu

Hah......!
Kau belikan seharga empat juta
Apakah isterimu pernah kau belikan seharga sama
Jangan beralasan hanya agar karirmu semakin meningkat
Kau berikan seseorang hadiah memikat
Didepan mata isterimu yang berkaca mengkilat
Kenapa tak kau belikan pula 
Barang serupa
Seharga tak perlu sama
Bukankah isterimu juga banyak banyak membantumu dengan doa
Tanpa ada isterimu yang menjaga anakmu
Kau tenang bekerja
Tanpa meminta apa apa
Tak ingatkah kau apa yang pernah kau berikan padanya ?
Hitungan lima jari tangan pun tak sampai
Kenapa hatimu tak tergerak
Kenapa kau tak mengajak isterimu menghadap
Mereka yang kau anggap berjasa Padamu
Apakah kau malu
Karena isterimu tak punya baju baru
Tak ada sepatu
Isterimu lusuh dan berbau
Tak pantas mendampingimu
Kau malas dan berpikir lebih dulu
Belikan dia 
Pakaian satu juta
Yang pasti Isterimu akan menganga
Luar biasa bahagia
Tapi kau lupa
Lupa dan tak pernah ingat
Dikepalamu hanya ada kalimat menjilat
Kau malu
Dikepalamu hanya kau yang pantas memakai baju baru