Minggu, 22 Juli 2012

Berapa Jam

Berapa jam sudah aku menujumu
Jalan meregang panjang di jalur pariaman
Penurunan tajam di kayu tanam
Dan suara air deras di lembah anai
Aku ingin kasmaran yang lain
Dingin yang lebih dari terumbu laut dalam
Aku kangen mata sipit peranakan
Jantung dengan detak entah kaum dari mana
Tapi dari dialek itu jelas air payakumbuh
Mata yang meneluh
Mata yang akan membunuh
Di kedipannya yang sekali
Aku tahu kasmaran ini akan sebentar
Seakan kuda pacuan patah kaki di putaran
Yang belum selesai
Dan punai terbang yang belum hinggap

Aku juga akan usai, aku juga akan selesai

Januari 2000


Selasa, 17 Juli 2012

I love my mommy

Ibu itu seperti bunga
Ada bermacam rupa, bentuk dan warna
Mereka tinggal di tempat yang beraneka macam
Juga pekerjaan mereka
Tapi ada satu hal yang sama
Mereka sangat menyayangi anak (-anak) mereka.
Setiap pagi, ommy membangunkan saya
Selamat pagi tayang
Itu nama panggilan saya
Karena kata ommy, saya sangat disayangnya
Kata ommy, saya adalah anugerah istimewa dari Allah
Kami punya banyak kemiripan
Alis saya seperti alisnya
Kulit saya juga seperti kulitnya
Kami berdua suka makan kue dadar pancake sebagai sarapan
Kadang-kadang ommy menghias kue itu seperti muka badut
Lucu sekali
Di hari yang cerah
Kami berjalan-jalan ke kebun di villa padarek
Membawa bekal berisi selai kacang dan dua buah apel besar berwarna merah
Semuanya dimasukkan ke dalam tas ransel saya
Kami pergi naik kendaraan umum depan rumah
Ommy bilang saya harus bisa naik segala macam kendaraan
Kemudian kami berjalan melewati rumah-rumah tetanga
Disepanjang jalan banyak daun berguguran
Saya diajarinya menanam benih, menyirami dan menyiangi
Benih itu tumbuh menjadi tanaman mangga
Saya kalah  tinggi dengan pohon itu
Kata ommy, Allah bisa melakukan segala-galanya.
Saya menemukan sebuah batu hitam yang berkilap serta sehelai bulu burung
Saya mengambilnya dan memasukkan kedalam saku jaket
Saya juga bertemu kadal kecil tapi saya tidak mengambilnya
Diatas sebuah batu besar kami berdua duduk
Menikmati bekal yang kami bawa
Kami kembali ke rumah maktal papandayan
Ommy punya tugas yang harus diselesaikan
Saya juga.
Tugas saya adalah memelihara seekor ikan koki
Yang ada diakuarium
Namanya paolo rosi
Sesudah itu waktunya tidur siang
Ommy meletakkan mainan kesukaan saya
Saya menyayangi ommy
Ommy pun menyayangi saya.
Hari ini cuaca mendung
Kamu harus banyak tersenyum tayang
Supaya suasana di rumah ini tetap cerah
Saya tersenyum
Wow! ! Seru ommy sambil menutup mata
Senyummu benar-benar cerah
Ommy harus memakai kacamata
Supaya tidak silau
Ommy memang suka menggoda saya
Saya juga suka menggoda ommy
Saya ingin berkemah di dalam rumah
Ommy membantu mendirikannya
Seperti di dalam hutan
Saya berlari ke kamar
Mengambil semua buku dan mainan kesukaan saya dan memasukkannya ke dalam koper
Kemudian masuk kedalam kemah
Di luar hujan turun
Allah menurunkan hujan untuk memberi minum tumbuhan dan binatang
Karena hujan juga kita bisa mendapatkan air minum
Saya ingin cepat besar
Seperti ommy yang tahu banyak hal
Saya menyayangi ommy.
Sebelum tidur saya memberi makan rosi
Lalu menggosok gigi
Sikat gigi saya bagus warnanya dan berkilap kalau kena cahaya
Sik,issiik-isik kumur-kumur selesai
Saya membersihkan muka, tangan dan kaki dengan air hangat
Ommy mengeringkan dengan handuk besar dan tebal
Kemudian saya mengenakan baju tidur kesukaan saya
Hup! ! Ayo naik ke tempat tidur
Tunggu dulu ommy...saya mau ucapakan selamat malam pada tokek di jendela kamar saya
Lalu saya dan ommy membaca doa sebelum tidur
Saya bertanya pada ommy
Apakah ommy akan menyayangi saya meski saya berbuat salah
Ommy berkata akan tetap menyayangi bahkan saat ommy sedang marah
Karena ommy menyayangi saya dengan banyak alasan sehingga tidak sanggup menghitungnya
Sama seperti ommy menyayangi mata saya
Hidung saya
Pokoknya semua yang ada pada saya
Lalu ommy memeluk saya erat sekali
Anak ku yang baik
Dengarkan ucapan ommy dan jangan pernah lupa
Lautan yang luas tidak cukup untuk menampung rasa sayang ommy kepadamu
Begitu pula dengan langit yang tinggi
Kamu selalu punya tempat yang sangat istimewa di dalam hati ommy
Nah, sekarang tutuplah matamu
Anak pintar tidurlah
Ommy menyayangi saya.

Muhammad Andre

Minggu, 15 Juli 2012

Dalam Secangkir Kopi

Bayangkan sebuah kota dalam buih secangkir kopi
Saksikan sebuah ingatan sepanjang kota
Setiap kali terkenang jalan kecil di kampung
Ingatan lenyap di buih kopi pekat
Bayang dirimu di cafe kecil pinggir kota
Lintasan tol dan setasiun tua
Dan segala yang serupa
Tak kunjung kutemukan ingatan
Kubiarkan saja ia jadi buih
Jalan pulang mana ku kenang
Menghindari dari petang yang asing
Ku reguk cangkir kopiku
Buih ingatan lagi remang di ambang.

Ruang Rumah

Kita sudah lama tak bertemu,terakhir kali kita bertemu,kau menjelma akar kayu, membelit masa lalu, akar serabutmu menjurai ke masa depan, lalu aku foto-foto di dinding, warna-warna kabur, kaca-kaca etalase, akarmu membelit akar tubuhku, lalu hujan adalah tamu kenangan yang menginap, nyamuk-nyamuk yang terperangkap, sisa-sisa penggorengan di bawah kuali, aku masa lalu, masuk dari lubang dinding, aku sadari ini sudah sangat lama.

Selasa, 10 Juli 2012

Suatu tempat di suatu pagi

Kami duduk di tepian rumput yang segar dan mengobrol tentang
Masa depan, menduga-duga
Dan saat ia bicara, aku menatapnya, lalu berpikir
"tampan" kata yang bodoh, dan berpikir
'mungkinkah terjadi? 
Sesuatu yang tak terjangkau itu? "
Burung hitam seakan berkicau di kepalaku dan
Sinar matahari menyisakan hangatnya sebagian....
.......
Sayup-sayup alunan lagu terdengar...




The Reader

Lelaki itu amat sensitif, penuh teka teki,
Dan tidak terlalu jauh lebih tua dari si wanita.
Ia adalah gejolak pertama si wanita.
Wanita itu menutup rapat-rapat suatu rahasia.
Dan suatu hari ia menghilang tanpa jejak....
Beberapa tahun kemudian, si wanita
Melihat lelaki itu lagi.....
Pertemuan itu membangunkan perasaan
Yang ganjil dan masa lalu yang sulit
Dan pendaman rahasia itu....  


When I was kid

When I was kid, I didn't have a laptop, blackberry,IPhone,IPod, Xbox, Wifi or designer clothes.
I played outside with friends, bruised my knees, made up stories and played hide and seek....
I ate what my mom made...
I would think twice before I said "no" to my parents...
Life wasn't hard, it was good and I survived

Repost this if you appreciate the way you were raised.
Thanks to my parents for making me who I am! ! 

Catatan Harian

Hari ini aku teringat padamu...apa kabarmu?

Aku melihatmu pertama kali berdiri disudut beranda kampus.
Senyum dan tatap ramahmu seketika menarik perhatianku.
Aku,yang punya penyakit gugup dilingkungan baru,sangat terbantu dengan kehadiranmu yang bersahabat.
Ingatkah ketika suatu petang? Tanpa sengaja mata kita berserobok....
Saat itu aku rasakan waktu berhenti berputar.
Sampai seorang teman membuyarkan anganku.
Kurasa pipiku pias panas.
Debarab jantung tak karuan.
Konsentrasiku buyar sudah sepanjang sore itu.
Sejak itu kita bertukar senyum.
Dan tatap mataku yang tak pernah lepas mencarimu.
Sekali waktu tangan kita bersentuhan...
Arus listrik begitu kuat aku rasakan..
Cukup sekilas
Tapi sangat menyetrumku...
Kau seperti magnet,mungkinkah magnet mengeluarkan setrum?
Tahukah kau kalau senyummu agak menggangguku
Mengganggu dalam arti yang menyenangkan
Tapi merepotkan hati dan perasaan
Perhatian kecilmu membuat hari jadi indah
Sapa kecil dan senyum teduhmu membuat hariku tak ingin segera berlalu
Adakakh kau juga menyimpan rasa untukku?
(sementara banyak pula yang entah secara terang-terangan atau sembunyi-sembunyi seperti diriku, menyukaimu...)
Kubuka lagi coretan singkat dibuku catatanku.
Menjajaki setiap huruf yang ada didalamnya
Andai kau tahu, diam-diam ada namamu di sudut hati, yang kusimpan dan ku tutup rapat agar tak seorang pun tahu...
Malam ini kunikmati setiap sesap rindu dan luka dalam kisah ini
Berbagai rasa dan cerita yang terjadi biarlah menjadi kisah indah yang tak mungkin aku lupa
(karenamu aku tahu makna luka dan rindu)
Hari ini, ku berharap semoga kau baik-baik saja dimanapun berada ( ..pastinya..)
Terima kasih atas rasa yang tidak kau sadari kau berikan padaku.
Terima kasih untuj detik-detik penuh tawa dan kebersedianmu mendengar celotehku..
(...ucapan ini mungkin tak terdengar olehmu...)

Villa Melati Mas Serpong 1995...