Rabu, 30 Oktober 2019

Just sharing what's on my mind

Setiap memiliki akun (account) media sosial, saya menetapkan tujuannya masing-masing. Misalnya, facebook saya gunakan untuk bersilaturahmi dan mengetahui kabar teman-teman; twitter saya gunakan untuk memantau perkembangan berita (politik, sosial budaya, dan ekonomi) kadang saya suka curcol sedikit; Instagram berisi foto kenangan suatu tempat (meskipun masih sering lupa upload). Demikian juga blogku, saya buat untuk menyimpan memori cerita pengalaman yang ingin dituangkan karena saya termasuk seorang yang suka lupa dan susah mengingat hal detail. 

Opa dan Dek Putri

Damailah engkau kesayangan kami di taman surga.
Semoga engkau dapat menjadi alasan kami untuk lebih mendekat kepada Allah SWT, hingga nanti kita kembali bersua...

01 Oktober 2019
30 Oktober 2003

Khususon tsuma illalohi
H.Badar Zaenie bin H. Atang Zaenie
Aisyah Putri Dena binti Dani Yuliansyah
Al Fatihah.....

Senin, 28 Oktober 2019

Terkenang Selamanya 1440H

Sebuah bus menanti bersama agen travel untuk mengantar kami ke kota Madinah terlebih dahulu. Ziarah ke makam nabiullah Muhammad SAW di area masjid Nabawi dan sahabat rasul lainnya. Ke pekuburan Baqi tempat dikuburkan anak Rasulullah Fatimah dan Usman bin Affan,ummul mukminim Aisyah ra dan sahabat lainnya. Ke Jabal Uhud tempat sahidnya Hamzah paman Rasullullah dan para muslim yang syahid di perang Uhud.

Hotel-hotel di Madinah al munawarah saling berdempetan. Hotel-hotel itu menjulang tinggi mengelilingi masjid Nabawi.Setiap jalanan antara hotel dan masjid Nabawi di penuhi para pedagang arab menggelar dagangannya.Paling ramai ketika selepas shalat berjamaah. Kami menginap di Barokah Uhud Hotel lantai 9. Dalam satu kamar dengan 4 tempat tidur. Ruangan kamar lebih sempit daripada kamar hotel di Mekkah. Karena tidak ada mesin cuci alhasil jemaah haji mencuci pakaian selama 8 hari di Madinah di kamar mandi masing-masing. Terbayangkan kamar mandi penuh dengan jemuran pakaian basah, sehingga di dalam kamar pun akhirnya dipasang tambang plastik untuk menjemur pakaian. 

Para pedagang arab di Madinah berlomba menarik pembeli dengan memakai bahasa indonesia. Hali-hali dan hulah-hulah sudah lazim di sana. Maksudnya mari-mari dan murah-murah walaupun pada dasarnya menurut kita tidak murah.Mereka menggelar dagangan di jalan dan ada pula yang menggunakan gerobak. Salah tempat dalam menjual sesuai yang di izinkan oleh askar di sana siap-siap untuk dibongkar. Askar di sana adalah sebutan polisi untuk Indonesia. Karena kami termasuk jemaah haji gelombang kedua, saat di Madinah tidak terlalu banyak berbelanja, pertama karena telah banyak membeli oleh-oleh di kota Mekkah yang kedua, koper sudah tidak mampu menampung hasil belanjaan. Padahal saat itu pedagang sudah mulai memberikan diskon hampir 50% karena mengetahui musim haji sudah hampir selesai.

Ditengah masjid Nabawi terdapat kubah hijau. Ini adalah tanda bahwa dibawah kubah ini adalah makam baginda rasulullah Muhammad SAW beserta sahabat Abu Bakar dan Umar bin Khabtab.Berdampingan tiga. Para jemaah pun berlomba-lomba untuk shalat di area ini. Area ini dikatakan sebagai Raudah.

Area ini merupakan bekas rumah rasulullah dan dulunya bersambungan dengan masjid Nabawi.Tempat ini salah satu tempat mustajab untuk berdoa. Makanya orang pun rela berdesak-desakan untuk masuk ke Raudah.Jangan heran ketika shalat di masjid ini orang akan lalu lalang depan kita. Membuat kita tak bisa fokus namun seperti itulah adanya. Kondisi yang demikian merupakan pengecualian di masjid Nabawi dan masjidil Haram.

Setiap saat askar pun berjaga dan memperingatkan para peziarah yang terlalu mengkultuskan makam.Saya pun sempat masuk Raudah setelah berjuang dengan mereka yang bertubuh besar. Shalat 2 rakaat dengan orang lalu lalang di depan. Doa pun terpanjatkan.Kemudian lewat di depan makam dan mengucapkan salam pada junjungan nabiullah dan makam para sahabatnya. Waktu berkunjung ke Raudah untuk jamaah haji wanita adalah setelah sholat Isya dilanjutkan selesai sholat subuh sampai sholat dhuha jam 7 pagi. Masuk ke Raudah lebih baik langsung dari pintu 30, saat musim haji 1440H pintu 30 dibuka sessi kedua setelah pintu 31. Ada 5 sessi waktu yang dilakukan saat pintu dibuka.

Kami sampai di Makkah ketika sudah tengah malam. Prosedur di Bandara saat musim haji 1440H atau 2019 sudah tidak berbelit. Turun dari pesawat hati rasanya mulai tidak karuan, sedih bahagia dan semua perasaan bercampur aduk. Jamaah langsung diarahkan keluar bandara memasuki bis sesuai nomor rombongan. Tapi kenyataan lain di lapangan, kami rombongan 2 naik bis nomor 3, alasannya semua jamaah kloter 56 pasti akan turun di hotel yang sama, Al Jaer Al Khalil. Doa memasuki kota Makkah pun terucap dipandu oleh pembimbing. Kota Makkah masih ramai bermandi cahaya. Hanya sekarang pedagang lebih rapi. Mobil bus yang kami tumpangi akhirnya berhenti hotel Al Zaer Al Khalil.  Kami pun semua bergegas memasuki hotel. Di hotel ini kami tidur berempat berada pada lantai 6. Saya dan adik ipar di kota Mekkah satu kamar dengan dua orang Nenek yang kami panggil Mak Aroh dan Mak Kokom. Mak Kokom mengingatkan saya dan adik laki2 saya dengan pengasuh yang membantu di rumah seumur hidup yang kami panggil Bi Ja'ah. Sama dengan di Madinah menggunakan fasilitas lift menghubungkan lantai dasar dengan lantai atas. Momok bagi nenek-nenek yang ada pada rombongan kami.

Istirahat sejenak setelah menjamak shalat magrib dengan isya dengan pakaian ihram kami pun menunggu pembimbing untuk menuju masjidil haram. Melaksanakan umrah, tawaf 7 x dan sai 7 x serta tahallul nantinya. Perjalanan di mulai jam 3 malam. Memasuki masjidil haram kami sudah berdesak-desakan di pintu masuk. Bukan karena jumlah pintu di masjidil haram yang kurang namun jumlah jamaah haji memang yang membludak.Dari berbagai suku bangsa.Bayangkan tengah malam para jamaah berdatangan, terkadang kelompok bimbingan ada yang langsung melaksanakan umroh. Masjidil haram tak pernah sepi 24 jam. Dari pagi sampai paginya lagi tak pernah kosong jamaah melakukan tawaf.

Alas kaki pun harus dibawa serta karena tidak menutup kemungkinan jalan keluar akan berbeda.Doa istigfar berulang kali ketika nampak kiblat umat islam sedunia, Ka'bah kelihatan.Berdiri agung ditengah-tengah dengan ribuan orang sedang tawaf mengelilingi ka'bah. Bukan cuma di lantai bawah yang berdekatan langsung dengan ka'bah tapi lantai 2 dan 3 pun penuh melakukan tawaf. Kami pun tawaf di lantai dasar. Saling berdesakan. Disinilah kesabaran kita di uji. Ketika keringat bercucuran saling dorong dan salip pun terjadi. Kipas angin besar yang terpasang sekeliling pun seakan tak sanggup mengatasi kegerahan. Jemaah laki-laki membentuk barisan menjaga perempuan di dalam barisan. Terkadang ada juga jamaah lain mencoba menerobos.

Bergantian. Umrah pertama selesai. Bebas kembali ke hotel memakai wangi-wangian dan memakai pakaian berjahit atau pakaian sehari2. 

Setiap hari setiap memasuki waktu shalat pintu ruangan masjid yang sudah penuh akan dipalang dan dijaga askar. Untuk itu kita harus mencari pintu lain atau naik eskalator menuju lantai dasar atau lantai dua atau lantai 3 untuk shalat berjamaah. Bagi yang terlambat biasanya mereka shalat di koridor masjid. Luasnya masjid seakan tak mampu menampung jamaah. Makanya sekarang masjidil haram terus diperluas. Suhu di Mekkah saat itu bulan Juli Agustus sedang tinggi2nya kurang lebih 40^C, sholat diluar masjid harus benar2 siap dengan panas yang terik. 

Setiap selesai shalat berjamaah para manusia membludak. Hati2 saat keluar pintu masjid, biasanya saat itu tukang copet ikut berdesakan mencoba membuka  tas pasport kita. Mereka biasanya perempuan berpakaian hitam bercadar dan memakai sarung tangan hitam pula. Kipas angin raksasa dinyalakan dengan hembusan air yang diberi pengharum setiap area jalan keluar dari masjid. Karena banyaknya jamaah haji hembusan kipas angin kadang2 tidak terasa.


Tahun 2019 saat melaksanakan ibadah haji, rombongan Kabupaten Bandung Barat ditempatkan di zonasi Misfalah. Jauhnya kurang lebih 2 kilometer dari masjidil haram. Letak Misfalah ada di belakang Tower Zamzam. Kalau mau sebenarnya bisa saja kita berjalan kaki ke Mesjid, tapi karena suhu panas tinggi, jamaah rombongan kami di hotel 812 biasanya naik Bis Shalawat no 11 atau 12 ke terminal Jiad. Muter2 memang kalau naik bis, karena semua hotel di Misfalah yang dioakai  jemaah haji Indonesia pasti akan dilewati. Disini biasa banyak jamaah tersesat atau terpisah dari rombongan. Sangat penting bagi mereka usia lanjut yang tak ditemani keluarga untuk selalu membawa id card dari travel dan kartu nama hotel. Setidaknya jika tersesat ada warga indonesia atau warga negara lain yang bisa membantu.

Ya Allah izinkan hambamu ini bersama anak dan suami untuk kembali ke Baitullah lagi. Amin.....!

Jumrah

Lempar jumrah adalah peristiwa sejarah yang sarat nilai luhur. Karena, lempar jumrah merupakan simbol melempar setan yang dijelmakan dalam tiga bagian, yaitu jumrah ula (pertama) atau jumrah sughra, jumrah wustha (tengah), dan jumrah 'aqabah (terakhir).

Berkunjung Kembali Ke Tanah Haram

Alhamdulillah subuh kali ini benar-benar berbeda buat saya. Sedikit menghayal, barangkali sepetak tanah untuk saya shalat ini pernah dijejak Rasullullah atau para sahabat atau para aulia lainnya. Cukup menggetarkan hati saya.