Aku kembali mendiami lubuk hati
Mengajari waktu berhenti
Melangkah menggigil sendiri
Malas menyebut namamu lagi....
Sabtu, 22 Juni 2013
Namamu
Sampai Ke Muara
Aku tidak bersedih juga tidak merasa bahagia
Aku berjalan seringan kapas
Di tiup angin dan hujan
Berharap kembali ke hulu
Sedang badan tidak jera jeranya diingini arus
Kelak aku pun sampai ke muara...
Pagi Ini
Ketika hari sepagi ini
Aku harus merasa kehilangan
Di kamarku
Janji seperti obat kumur
Meninggalkan aroma mint
Lalu hilang....
Rabu, 19 Juni 2013
Seperti Hujan di Akhir Desember
Kau seperti hujan di akhir Desember
Berjatuhan dari genting rumahku
Di sore hari
Matahari pun sembunyi
Menyisakan apapun selain hening
Kenangan basah kembali
Ah. ..barangkali
Aku sendiri sepakat untuk melupakannya
Kau
Inilah musim kesendirian seperti teka teki
Sakit yang kau hadiahkan
Cinta yang kunikmati
Aku tak pernah benar benar sendiri
Kau tak pernah benar benar pergi
Diatas kursi sesekali aku dengar
Segalanya bersuara
Bahkan sunyi
Bahwa kau ada dimana mana
Minggu, 16 Juni 2013
Bayanganmu
Setiap malam
Ingatanku selalu mengembara jauh
Pikiranku beterbangan
Yang menjebakku setelah namanya melunakkan pena
Seorang lelaki berbahasa langit
Dari negeri yang jauh
Lelaki itu berjalan dalam setiap udara
Lantas terbang menuju mataku
Retinaku sampai sekarang tak teduh.
Paragraf Lama
Kereta itu membawamu dari batavia,
menuju kidul tempatku,
melewati setasiun setasiun cicalengka, nagrek, leles.
Menatap sawah sawah dan berhenti di setasiun cibatu yang menyambutmu.
Kuda yang bersepatu U siap mengantarmu menuju sebuah kamar.
Kau begitu terlihat gagah dengan hidung mancung
dan rambut tersisir kecoklatan,
menulis sonet sonet cinta di Ngamplang....
Dan setelah itu aku pergi menuju negerimu.....