Minggu, 13 Januari 2013

Di dalam Kereta

Aku memandangi gerimis dari balik jendela
Derasnya telah sampai ke dada
Membanjiri hati dan ingatan
Sementara kereta membawa ragaku pada satu impian
Jiwaku masih menapaki rel yang lain
Dengan impian lain
Ketika rumah dan sawah berlarian ke arahku
Kemuadian menjauh meninggalkanku
Yang masih sibuk menimbang kata

Jerit

Jeriku tak lagi kau dengar
Dihembus rangkaian kabar
Saat doa membius
Aku perempuan lapar
Yang selalu mengisap isak
Suaraku tak lagi kau hampiri
Bahkan saat gelas ku lemparkan
Dan kau hanya sembunyi
Diantara tumpukan pakaian kotor



Menumpuk Puisi

Ku tumpuk  puisiku 

Ku tumpuk 

Tak lagi aku jenguk
Tak ada yang mengetuk
Cahaya saling silang
Membuat mata silau
Kutulis lagi puisi lalu ku tumpuk
Tak lagi ku peluk
Waktu meruntuhkan seluruh perkataanku
Memaku pintu
Bakarlah tubuhmu,puisiku
Bacalah api yang menghanguskanmu