Selasa, 02 November 2021

Cerita Belum Usai


Sebagaimana kata banyak orang, perjalanan ibadah haji memang akan banyak cerita. Ternyata benar adanya. Cerita dimulai dari riwehnya persiapan keberangkatan haji  bertepatan dengan peresmian gedung kantor suami yang baru di pringsewu lampung yang dihadiri petinggi langsung dari jakarta, sebagai ibu adhyka mau tidak mau harus mau standby sementara ditempat, selain diseling manasik terakhir dan test kebugaran. Kemudian tugas lain sebagai emak yang paciweh urusan anak berjuang masuk kuliah di PTN  disambi beli ini itu untuk persiapan tinggal di daerah baru. Beruntungnya keberangkatan yang tadinya dijadwal  gelombang pertama diundur menjadi gelombang kedua, walaupun saat2 menjelang hari H keberangkatan menjadi maju sehari. Beruntung ada Mamah dan Bapa yang mau sibuk ngurusin isi koper haji dan cucunya yang pertama kali masuk kuliah. Saat di tanah suci sibuk dihubungi 

Kisah Yang Belum Selesai


Tak ada kembang api, terompet atau suara klakson mobil saat angka jarum jam Menara Jam Zam Zam menunjukkan angka 00.00. Bahkan mereka melihat ke arah menara jam pun tidak. Sepertinya tak seorang pun yang peduli dengan malam pergantian tahun. Semuanya tetap berjalan normal. Mendekatkan diri ke Sang Maha Pencipta jauh lebih berharga buat seluruh jemaah maupun penduduk Kota Mekkah.

Kota Makkah identik dengan kota yang tenang, teduh, dan kota tua. Bangunan-bangunan gedungnya megah dan kokoh layaknya kota kerajaan. Kota ini tidak terlihat seperti kota metropolitan yang hiruk pikuk. Di sepanjang daerah terdekat Ka'bah, aku melihat karakteristik masyarakatnya yang sederhana dan tidak begitu mewah dalam berbusana. Kebanyakan menggunakan pakaian yang bernuansa hitam dan putih.

Madinah adalah kota yang terletak di wilayah Hijaz, Arab Saudi bagian barat. Jarak dari Makkah ke Madinah sekitar 443 kilometer.

Kota ini terlihat lebih modern. Bangunan-bangunannya megah, kokoh, arsitekturnya lebih modern, dan terlihat lebih hiruk pikuk dibanding Makkah.

Masjid Nabawi juga terlihat modern dengan berbagai arsitektur.

Saya

I love the scars I have, I admire the wrinkles I own, they are parts of my life.
Yes...!! I love my life...!
.
I took this foto no filter because
self-confidence is the best filter. 

Aku Harap


Aku harap saat pura-pura tertidur
Anakku akan ikut tidur
Lalu aku bisa merapikan rumah
Atau duduk menghabiskan kopi
Tapi anakku nyatanya pura-pura tidur
Aku tidur, dia terjaga
Dia tidur, aku tidur
Sepertinya aku lebih mudah ketiduran dibandingkan dia.
Esok tua, mungkin aku kembali pura-pura tertidur
Menghitung tahun yang lampau
Mengemasi akhir perjalanan
Menunggu anakku berkata,
"Mi....bangunlah.....
Aku tahu ommy pura-pura tidur".....

..... Semoga saja di akhir perjalanan hidupku nanti,
ku terbangun
di dalam surga-Nya.....

Sabar