Jumat, 24 Oktober 2014

Malam malam

Ingatkan kita pada peristiwanya
Dimana malam itu kita berdua saja
Memandang tubuh dengan bayang bayang
Berkejaran
Dan bulan diatas sana berkeadilan
Malam itu aku kenang sebagai lepasnya genggaman
Dan hujan dimata berlelehan ...

Firasat

Aku melihat sebongkah batu nisan
Tegak
Diatas makamku nanti
Bergolak
Mendengar isak tangis ku
Begitu abadi

Pulang

Kamar yang telah lama ku tinggalkan
Lembar dan asing
Cat putih pada dinding bahkan terlihat kuning
Tumpukan pakaian dan buku buku berserakan
Tak ada yang berubah
Jendela ku buka
Angin dan cahaya menyelusup begitu saja
Ruang seakan sungkan menerima
Hidup terasa menekan dan putus asa.