Kamis, 20 Maret 2014

Pilihan


sebuah pilihan
harus aku tentukan
melupakanmu
atau 
tetap mengenangmu
walau kau sudah melupakanku


Bila

bila jadi wakil rakyat 
rasanya aku akan  gagal 
mungkin karena aku tak memikirkan rakyat, 
pikiranku hanya dirimu....

Rabu, 19 Maret 2014

Kelak

Jika kelak kau menemukan cinta
Jangan beritahuku apa-apa
Karena hatiku
Punya mata-mata di telinga

Sekuat Rasa

kau dan aku memadu cinta

antara ingin dan hormati orang tua

sekuat tenaga menghilangkan rasa

dengan susah payah..

sampai tua renta

tapi ternyata....

cinta tak segera mudah punah…

Perempuan Itu

ia cantik

sumringah

menarik

perempuan bergaun hitam itu

tampaknya memang untukmu

dan kamu untuk dia

bukan untukku….

 



Selasa, 18 Maret 2014

Lekat

mata itu kembali menatapku
sinar cinta tiada lepas
lekat dari menit ke menit
jam ke jam
hari bulan dan tahun…
sulit sekali dilepas



Percayalah

Kemarau tak selamanya panas
Duduk lah dekat ku 
Kau akan rasakan semilir sejuknya angin
Dari hembusan nafas ku 
Percayalah....


Senin, 17 Maret 2014

Tak Ada

Tak ada yang aku rahasiakan
Tentang ku padamu
Tak ada satu pun
Tak ada
Tak...





Minggu, 16 Maret 2014

Rindu

Kusuntikan racun rindu di nadimu
Agar kau terinfeksi
Tunggulah hingga bereaksi
Kau akan menggeliat liar
Di penghujung malam...

Misteri

Rinduku
Memang misteri
Namun itu
Hanya untukmu ....


Pelukan

Malam ini
Aku ingin berandai-andai
Sembari meringkuk
Dalam pelukan hangat bumi


Ternyata

Ternyata,
Hujan masih membuat kita basah
Dan panas masih membuat kita berkeringat
Sama halnya dengan kau
Tak berubah...

Rasa

Tuhan,
Malam ini
Aku punya rasa yang acak adul...

Biarkan

Berikan tanganmu
Biarkan aku genggam 
Sebab bahagia
Hanya dalam hati
Dekat dengan jantung mu 

Sabtu, 15 Maret 2014

Selamat Pagi

Kiranya terlalu pagi
Azan itu berkumandang
Sebab bagi buruh
Azan adalah pertanda hari baru mulai dibuka
Dan mereka
Akan segera bergegas menuju kemudi kehidupan
Pelepah adalah saksi
Jika hidup bukan melulu hanya keyakinan
Ada peluh juga keluh
Dalam nafas yang dihembus...



Kesendirian2

Aku hanya sendiri
Memandangi buku-buku
Mengambilnya
Untuk diletakkan kembali...

Kesendirian

Kesendirian 
Adalah buku yang usang
Musik yang tak enak didengar
Juga listrik yang padam....






Sepi

Lebur dalam segelas kopi panas
Mendidih tak karuan
Menghadirkan uap
Membawa beribu angan
Kopiku menjadi dingin
Tak mampu menahan
Sedikit saja udara yang bergerak perlahan
Aku hanya merasakan
Kekakuan dan kesendirian 

Senin, 10 Maret 2014

Dahulu

kamu dulu
ya kamu dulu
kini kita tertawa girang
cerita lama memalukan
membuat pipi semu memerah
kita pun heran
persahabatan berlanjut sempurna
tanpa dunia persilatan
eh, .. percintaan
karena sahabat murni jauh lebih indah
tak kenal tuntutan
tak kenal warna
tak kenal nestapa

Semata Mimpi

Kebaya berenda abu-abu
Melekat di tubuh perempuan
Dasi abu-abu tersembul di dada si lelaki
Menjadi satu nuansa yang tak senyap lagi
Karena kini menjadi resmi
Dipersatukan oleh Tuhan….
Tanpa melihat  beda warna
Tanpa mengukur beda keyakinan
Tanpa berhitung  suku bangsa.....

Sabtu, 08 Maret 2014

Sekali Lagi

Kau kabur
Aku mengabur
Kau terkapar
Aku kelakar
Kau menepi
Aku menyepi
Kita lambat laun mati
Ditengah bising kota ini...

Paras

Lewat tanjakan berkelok
Kudapati paras waktu
Bagai parasmu
Cokelat dan berembun.....

Ilusi

Semburat langit menyergap jantung ku
Pada matamu, barangkali akan ku temukan gerbang perhentian
Aku yang setia dengan kenangan
Lagi-lagi putus asa dengan potret-potret lama
Langit temurun sunyi
Aku pelan-pelan berhenti
.....entah kenapa, aku ingin menangis....


Aku Ingin

Aku ingin mencatat namamu sekali lagi
Sekali lagi !!!!!
Di antara debur suara ombak
Di antara liuk gunung gersang
Di sepanjang jalan berlubang
Di sela gedung penuh keangkuhan 
Aku hanya ingin mencatat namamu sekali lagi
Hanya sekali lagi !!!!
Agar semuanya menjadi kebun, menjadi taman
Menjadi surga dalam dunia kita...


Kamis, 06 Maret 2014

Saat Ulang Tahun Anakku

Jarum jam bergerak
Pukul dua belas malam
Inilah hari baru
Enam bulan Februari
Saat bertambah usia anakku 
Sunyi
Malam berdesis mengucap selamat
Diiringi angin pelan sisa hujan
Saat ulang tahun anakku
Mata ini terpejam
Menangkap segumpal kenangan panjang
Bayi cakep muncul menggelar kebanggaan 
Menatap tajam hidung bangir berjari lentur
Suara azan menyusup telinga
Inilah awal dari segala kehidupan
Menantang melewati penuh senang maupun rintangan
Serta pengharapan menembus gelapnya hutan
Menuju sungai jernih benderang diusung alam
Satu persatu asma Allah menjelang
Memohon yang tak pernah berkesudahan
Hanya keselamatan
Hanya kesehatan
Hanya kentalnya keimanan
Hanya tingginya kejujuran
Hanya lahir batin memohon kekayaan 
Serta kesantunan
Yang ku inginkan
Pada kehidupan kini hingga mendatang
Bagi anakku semata wayang...