Penuntun

Setelah kaki kananku
Melangkah keluar
Garis pintu rumah
Di sana nasib
Mengikat leherku
Ikatlah nasib ditanganmu
Seperti kambing terikat!

Setelah Sekian Musim

Selalu mencoba
Melukiskan lagi
Bait-bait syair
Dan lantun lagu
Tentang kelana
Di kota rahim ibu
Dalam senyap
Masih kau kenali
Sandal jepit itu
Dalam isi kepalamu
Sandal yang pernah kita tukarkan
Kini umur kita
Memaksa melupakan
Catatan-catatan itu
Apakah anak cucu
Akan menjadi jembatan
Setelah sekian musim
Kita menghitung uban
Satu persatu? 

Buku Harian

Hari ini kita batal menonton film 
Dan tak seorangpun pernah menemukan kita.
Kamu kembali menutup semua dengan memesan kopi.
Aku tahu tidak akan ada waktu yang terbaik.
Makan malam itu hanya akan mengoyak satu lembar lagi dari buku harian kita.
Sesudah itu kosong

Pandangan Jarak Jauh

Mimpi atau bukan.
Aku melihat bayanganku mengendap-endap menuju pintu,
Menuju merkuri lampu jalan
Tak berkata apa-apa
Tapi sebelum mengungkit gerendel
Bayanganku menoleh,
Dan dalam gelap aku melihat :
Seorang perempuan yang menulis
Hurufnya penuh luka.

Cinta

Dalam raga ada hati,

Dan dalam hati.....

Ada satu ruang tak bernama....

Di tanganmu tergenggam kunci pintunya...

Aku Tak Tahu

Aku tak tahu bagaimana jantungku mengenalimu
Detaknya kian kuat
Aku tak tahu kapan darahku mengingatmu
Arusnya terus berdesir
Aku tak tahu kau musibah atau anugerah
Tiap bersamamu derita dan bahagia tak terpilah
Aku tak tahu...

Sampai

Yang sampai padamu

Barangkali hanya hasrat

Yang tak henti

Melukiskan peta hidup....

Tangis Cermin

Kelak, jika berkaca lagi dimataku
Ingat
Hapuslah bekas gurat tangis
Yang sempat kau pahatkan padaku
Dengan air mukamu yang embun

Ketika

Ketika mata tak lagi menjadi pena
Ketika hati tak lagi bisa menjadi tinta

#aku tak lagi kenali rupa...

Pesan Bapak

Lelah itu biasa, nak
Istirahatlah
Sebentar
Jangan pernah menyerah....

Belum Berdering

Jam weker  belum berdering

Aku terlelap 

Aku melayang

Entah dimana

Belum juga berdering

Biarkan aku bermimpi tentangmu......

Jelaga

Aku 

Dan bumi

Ternyata sama seperti jelaga....

Catatan

Mengambil buku catatan

Dan mulai mengatur rencana untuk esok

Karena,.....

Apapun yang terjadi,

Entah kita siap atau tidak

Hari esok sudah menanti....

Bukan Pujangga

Aku tak bisa

Menguntai kata cinta

Layaknya pujangga,....

Tapi aku ingin

Kau tahu

Bahwa aku mencintaimu....

The Merchant of Venice

Cinta itu buta

Dan mereka yang terjebak pesonanya

Tidak menyadari

Setiap jengkal tindakan bodoh

Yang mereka lakukan.....

Sebelum

Sebelum kau meregang nyawa

Kan kupeluk erat kau....

Agar kau nyaman karenan aku selalu ada

Hingga akhir tiba kau kelak

------- Asal kau tahu -------

Separuh.....

Separuh diriku

Adalah sungai kering berbatu

Yang sesekali saja tergenang

Jika hujan datang....